Orang tertawa saat menyaksikan sesuatu yang (menurutnya) lucu. Namun kalau Anda perhatikan benar, gaya tertawa setiap orang bisa berbeda satu sama lain — ada yang terbahak-bahak, cekikikan, terkekeh, bahkan ada pula yang bisa tertawa lepas tapi tidak mengeluarkan suara sama sekali. Cara seseorang tertawa bisa membuatnya tampak hangat, berwibawa, ramah, atau sekadar menjengkelkan.
Yang mana gaya tertawa Anda?
Kenapa cara setiap orang tertawa bisa berbeda?
“Tertawa adalah mekanisme yang dimiliki setiap orang, karena tawa adalah bagian dari kosa kata universal yang dimiliki manusia. Ada ribuan bahasa dan ratusan ribu dialek di dunia ini, tapi semua orang tertawa dengan cara yang hampir sama,” ujar Robert R. Provine, PhD, pakar perilaku neurobiologis asal University of Maryland di Baltimore, dilansir dari WebMD.
Apa yang memicu tawa biasanya hal-hal yang spontan dan tanpa sensor. Tertawa adalah insting primitif, sebuah refleks suara yang keluar tidak disadari. “Ketika tertawa kita memancarkan suara dan mengekspresikan luapan emosi primitif yang berasal dari dalam tubuh kita,” lanjut Provine.
Manusia bisa tertawa sekitar 30 kali lebih banyak saat mereka dikelilingi orang lain daripada saat mereka sendirian. Biasanya orang akan tertawa lebih keras saat sendiri, dan saat bersama teman tawa lebih sebagai bentuk ikatan sosial dan berbagi pengalaman bersama.
Provine kemudian membeberkan bagaimana gaya tertawa perempuan dan laki-laki bahkan juga bisa berbeda. Setelah mengamati hampir 1.200 orang secara acak di berbagai lingkungan sosial (mall, kampus, penyeberangan jalan, dan sebagainya). Ia menemukan bahwa wanita bisa tertawa lebih sering daripada pria.
Temuan Provine menunjukkan wanita memiliki antusiasme yang lebih tinggi dan bisa tertawa 126% lebih sering daripada orang yang mereka ajak bicara. Kebalikannya dengan pria. Penutur laki-laki lebih pilih-pilih teman bicara untuk diajak tertawa, dan akan tertawa lebih banyak saat bercakap-cakap dengan sesama teman laki-laki mereka daripada dengan pendengar wanita.
Orang tertawa bukan hanya karena mendengar lelucon
Lucunya, alasan orang tertawa terbahak-bahak bukanlah karena mendengar lelucon yang seperti selama ini kita kira. Tutur Provine, “Sebenarnya, kebanyakan tawa bukanlah sebagai respon mendengar lelucon, cerita anekdot, atau hal-hal humor lainnya.” Kebanyakan tawa mencerminkan sebuah hubungan yang menyenangkan antara orang-orang, katanya.
“Tertawa bukan tentang lelucon. Jika Anda sangat memperhatikan kehidupan sehari-hari Anda, Anda akan tertawa,” tutup Provine. Seperti obrolan ringan, tawa memainkan peran yang agak mirip dalam ikatan sosial, yaitu untuk memperkuat persahabatan dan menarik orang ke dalam kehangatan.
Cara orang tertawa biasanya akan disesuaikan dengan situasi dan alasan yang membuatnya tergelak. Seseorang bisa punya lebih dari satu gaya tawa dan ini dipengaruhi banyak faktor, termasuk kejadian dalam hidup. Tawa yang serasa ditekan mungkin menandakan pengendalian diri atau malu, atau bahkan sekadar usaha basa-basi.
Manfaat tertawa untuk kesehatan
Dibalik gaya tertawa yang berbeda-beda, ada banyak manfaat dari tertawa. Tak hanya menyenangkan hati, tertawa juga bermanfaat untuk kesehatan.
Misalnya saja, rajin tertawa menurunkan tekanan darah. Ketika Anda tertawa, aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh akan lebih lancar dan produksi oksigen ikut meningkat dalam peredaran darah. Turunnya tekanan darah karena tertawa sekaligus membantu melindungi Anda dari risiko stroke dan masalah jantung.
Selama tertawa, otak juga memperbanyak produksi hormon endorfin yang merupakan penghilang rasa sakit alami. Endorfin juga dapat merangsang mood bahagia, sehingga membantu menangkal stres dan pikiran-pikiran negatif.
Berkat pelepasan hormon endorfin ini, tertawa juga digandang menjadi terapi alternatif yang baik untuk pasien kanker. Efektivitas terapi tawa bahkan dilaporkan memiliki efek yang setara dengan obat penenang bagi orang yang memiliki gangguan jiwa, tapi tanpa disertai efek samping obat. Memiliki selera humor dipercaya mampu membantu menetralkan segala bentuk negatif di dalam kehidupan yang dapat mengakibatkan depresi.