Bicara dengan tanaman kerap kali kita lakukan tanpa sadar. Entah lagi nggak konsentrasi atau iseng doang supaya merasa ada temannya saat sedang sendirian. Meski nggak ada tanggapan balik lewat kata-kata, ngomong sama tanaman itu bisa bikin lega juga. Iya nggak sih?
Tanaman memang nggak bersuara, namun jangan lupa kalau tanaman adalah makhluk hidup di dunia. Jika hewan bisa menangis karena sedih misalnya, lantas bagaimana dengan tanaman? Apakah punya perasaan atau tidak layaknya manusia dan hewan? Simak dalam ulasan berikut ini yuk!
Sama-sama hadir di dunia sebagai makhluk hidup, para ilmuwan menganggap kalau tanaman juga punya perasaan seperti hewan. Gagasan ini muncul pada awal 2000-an lewat istilah “neurobiologi tanaman” yang diciptakan karena beberapa perilaku tanaman bisa dibandingkan dengan kecerdasan hewan. Misalnya saja respons yang dapat dilihat pada batang dan daun. Karena pada momen-momen tertentu, katanya batang dan daun bisa menunjukkan kesadaran.
Sementara itu, seperti dilansir dari Live Science, selama jutaan tahun otak hewan telah berevolusi untuk menghasilkan perilaku yang diidentifikasi sebagai kecerdasan. Beberapa kecerdasan yang dimaksud antara lain penalaran dan pemecahan masalah, penggunaan alat, dan pengenalan diri. Setelah ditelusuri kembali, kesadaran ini ternyata dianggap tidak ada pada tanaman.
Tanaman memang tidak dapat melarikan diri dari bahaya. Misalnya saja saat terjadi kebakaran hutan, jika pohon-pohon tersebut sadar, nggak kebayang seperti apa perasaannya. Rasa sakit dibakar hidup-hidup tanpa bisa melarikan diri tentu menyedihkan sekali. Nah kalau dipikir-pikir, tidak punya perasaan mungkin sebuah keuntungan bagi tanaman ya.
Berbeda dengan hasil studi sebelumnya, ada penelitian lain yang mengatakan kalau tanaman memang punya perasaan. Menurut penelitian yang dilakukan University of Missouri, hal ini terjadi ketika daun dimakan oleh makhluk hidup lain seperti ulat. Katanya, tanaman bisa tahu kayak gimana rasanya ketika daunnya dimakan ulat. Saat itu pula, tanaman akan menunjukkan rasa tidak sukanya terhadap proses tersebut. Dikutip dari Republika, studi ini dilakukan pada selada thale yang berhubungan dekat dengan brokoli.
Hasil studi yang mengatakan kalau tanaman punya perasaan dilakukan dengan cara merekam audio. Ketika itulah muncul getaran yang dihasilkan gara-gara ulat makan daun. Dari sini, terlihat kalau tanaman bisa merasakan daunnya sedang dimakan ulat, lalu memunculkan rasa tidak sukanya lewat getaran. Getaran saat ulat lagi makan daun ini punya efek berbeda jika dibandingkan dengan getaran alami yang dihasilkan karena suara angin.
Di sisi lain, selada thale juga banyak hasilkan minyak mustard yang beracun kalau dimakan. FYI, racunnya bisa disalurkan ke seluruh daun untuk menjaga diri. Nah, racun yang ada di daun-daun ini katanya ditemukan saat terdengar suara kunyahan ulat lo. Namun ketika ada angin yang mengenai tanaman, tidak ada racun yang ditemukan.
Jadi, mana nih menurutmu yang benar? Mau tanaman punya perasaan atau tidak, yang jelas perlakukan dan rawatlah tanaman dengan baik ya. Jangan merusaknya, terlebih jika sampai membakar hutan.