Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu pemanfaatan teknologi di antaranya menyiapkan aplikasi untuk meningkatkan kualitas guru. Jokowi menganggap pemanfaatan teknologi dapat mempercepat pemerataan dan efisiensi pendidikan.
“Agar ada sebuah standar kualitas (pendidikan) yang enggak usah harus sama tapi mirip-mirip, memudahkan guru, memudahkan murid dalam belajar,” kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (31/10).
Jokowi mengatakan, teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan haruslah mampu diterapkan di seluruh Indonesia. Karena itu, dia meminta Nadiem tak berpikir secara Jakartasentris atau Jawasentris.
Apalagi Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Ada 17 ribu pulau dan 514 kabupaten/kota di Tanah Air.
“Lihatlah yang ada, misalnya di Halmahera, Rote, Wamena. Baru kita bisa (mengkaji) sistem atau aplikasi apa yang harus dibangun, agar ada standarisasi,” kata Jokowi.
Lebih lanjut, Kepala Negara meminta Nadiem menggunakan aplikasi untuk memperbaiki kualitas guru di Indonesia. Dia juga meminta Nadiem membuat kurikulum yang dapat merespon perubahan pasar tenaga kerja akibat kehadiran teknologi.
Menurutnya, kurikulum yang ada saat ini harus dimutakhirkan. “Harus fleksibel, sejalan dengan perubahan-perubahan dunia yang kita alami,” kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi meminta agar relevansi Balai Latihan Kerja (BLK) dengan dunia kerja dapat lebih ditingkatkan. Sehingga, peserta didik dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang menunjang dunia kerja. Dia meminta agar Kartu Pra Kerja bisa disiapkan dari sekarang.
“Sehingga Januari sudah betul-betul bisa on Kartu Pra Kerja kita,” katanya.