Presiden Joko Widodo berjanji negara akan terus menjamin kesejahteraan guru-guru di Indonesia, salah satunya dengan memastikan tunjangan guru akan tetap dibayarkan dan tidak akan tertunda.
"Ini yang paling penting. Yang pertama sejak awal, saya berkomitmen dan mendorong sertifikasi dan tidak akan pernah menghentikan tunjangan profesi guru," kata Jokowi dalam pidatonya pada acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT Ke-72 PGRI, Sabtu (2/12), di Stadion Patrion Bekasi.
Jokowi berjanji akan memastikan tunjangan itu dibayar tepat waktu dan dalam jumlah tepat.
Dia juga meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan kepala daerah seluruh Indonesia untuk menyederhanakan administrasi guru seperti kenaikan pangkat, sertifikasi dan impassing.
Jokowi juga meminta agar rapat koordinasi soal pengisian dan pengangkatan guru segera dilakukan.
"Awas, hati-hati ya. Saya kalau sudah menyampaikan seperti ini akan saya ikuti, akan saya cek, akan saya kontrol. Saya tidak ingin mendengar proses pencairan tunjangan guru tertunda lagi," tutur Jokowi.
Pernyataan Jokowi itu merupakan respons untuk tuntutan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi.
Dalam pidatonya, Unifah meminta Jokowi agar menepati janji yang kerap disampaikannya untuk para guru.
"Kami memohon agar apa yang telah disampaikan Bapak Presiden tersebut menjadi kenyataan," kata Hunifah di hadapan Jokowi.
Ucapan Unifah itu disambut dengan teriakan meriah dari 38 ribu guru yang memenuhi Stadion Patriot.
Unifah juga meminta agar para guru tidak dibebani tugas-tugas administrasi serta pencairan tunjangan profesi serta sertifikasi agar tepat jumlah dan tepat waktu.
Selain itu, Unifah juga berharap guru-guru tidak tetap bisa diberi kesempatan mengisi kekosongan guru di beberapa daerah dengan memprioritaskan guru di wilayah terpencil, terluar dan perbatasan.