Sebagian siswa merasa malas untuk belajar kimia. Hal itu disebabkan karena rumus-rumus kimia yang banyak perlu dihapalkan dan sulit untuk dimengerti. Sebenarnya, rumus kimia tidak perlu dihapalkan dengan muka dilipat dan mulut sedikit monyong, santai saja. Semua bisa dipelajari dengan pembiasaan dan dengan hati riang.
Sebuah contoh seorang anak kecil yang sedang latihan berjalan. Meskipun sering terjatuh ketika sedang latihan berjalan, anak tersebut tidak jera. Tetap saja anak tersebut berlatih berjalan. Dalam hitungan hari, anak sudah bisa berjalan dengan pelan-pelan tanpa jatuh lagi. Setelah itu, anak tersebut tidak mau lagi tinggal diam. Dia akan terus berjalan bahkan tanpa mengenal lelah.
Contoh yang lain adalah seorang anak yang belajar naik sepeda. Walaupun sering jatuh, kaki dan tangannya ada goresan luka, dia tetap semangat untuk berlatih. Apakah dia bosan atau takut untuk memulai naik sepeda? Pada umumnya anak yang belajar naik sepeda tidak takut memulai naik sepeda lagi. Memang, ada sebagian kecil yang mengalami trauma dan mogok, tak mau lagi berlatih naik sepeda.
Belajar kimia, kuncinya adalah berlatih dan terus berlatih. Sebelum mengerjakan latihan soal, siswa harus membaca buku terlebih dahulu. Kalau perlu, saat diterangkan oleh guru, siswa menuliskan hal-hal yang dianggap penting.
Kalau siswa memiliki kebiasaan untuk menuliskan apa yang sudah didengar atau dibaca, itu artinya lebih memudahkan untuk mempelajari pelajaran kimia lebih lanjut. Salah satu contoh kebanyakan siswa mengalami kesulitan untuk menghapalkan rumus kimia beserta nama senyawanya.
Salah satu dasar agar siswa bisa menuliskan rumus kimia dengan benar adalah siswa mengerti dan memahami anion dan kation. Untuk kation (logam), siswa harus bisa membedakan logam alkali dan alkali tanah. Mengapa demikian? Sebab bila siswa bisa mengelompokkan golongan alkali dan alkali tanah, siswa tahu jumlah muatan suatu logam dalam bentuk kation.
Seandainya materi kation dan anion sudah paham, siswa tinggal banyak latihan mengerjakan soal. Apabila belajar sendiri tanpa teman dan tidak didampingi tutor, siswa bisa membuka-buka buku sewaktu-waktu diperlukan.
Mengerjakan latihan dengan frekuensi banyak atau sering membuat siswa cenderung lebih mudah mengingat-ingat materi rumus kimia dan nama senyawa.
Untuk rumus yang berkaitan dengan hitungan kimia, awalnya harus tahu dasar penggunaan rumus. Seperti memahami satuan, memahami konversi dan tahu rumus. Banyak berlatih mengerjakan soal, selain menghapalkan rumus secara tidak langsung, juga tahu variasi soal. Semakin banyak berlatih, semakin hapal rumus yang akan digunakan sehingga mempercepat pengerjaan soal.
Saya suka mengerjakan soal yang berkaitan dengan hitungan kimia. Dari banyak berlatih ini, saya lebih cepat untuk mengerjakan soal. Kuncinya banyak berlatih.
Ketika saya mengikuti mata kuliah Kapita Selekta Kimia SMA, materi yang harus saya pelajari tidak ada (materi khusus). Hanya mengerjakan soal saja. Soal yang diberikan luar biasa banyak karena mencakup semua pokok bahasan kimia yang diajarkan di SMA. Menghapalkan materi kelas 1, 2, dan 3 SMA dalam waktu satu semester.
Biasanya soal-soal diberikan dengan bentuk dan bahasannya sama, hanya jawabannya dibolak-balik. Di sini saya harus memahami benar dasar materinya. Apakah saya bosan dengan mata kuliah yang membahas mengerjakan soal dengan cepat ini? Tidak, jawabannya. Dengan mengerjakan soal yang banyak ini, mau tidak mau saya jadi menghapal rumus.
Jadi menghapalkan rumus tidak perlu dengan mulut komat-kamit, bersemedi, tutup telinga agar tidak mendengarkan hal-hal lain.
Contoh soal matematika: tuliskan rumus luas lingkaran! Kalau sudah hapal rumus luas lingkaran, lalu terapkan dengan cara banyak berlatih mengerjakan soal tentang luas lingkaran. Mungkin yang ditanyakan jari-jari lingkaran, diameter dan luas lingkaran.
Mari, banyak berlatih mengerjakan soal kimia agar Anda bisa mengingat rumus kimia tanpa harus menghapalkannya.