Kita seringkali mendengar akan bahaya kurangnya waktu tidur bagi kesehatan tubuh seperti melambatnya kognitif, kulit kusam, depresi, hingga penyakit kardiovaskuler dan diabetes. Namun bagaimana halnya ketika seseorang tidur larut malam?, apakah ketika tidur larut malam karena begadang juga menimbulkan pengaruh yang berarti bagi kesehatan?, bahkan sampai meningkatkan risiko kematian ?.
Penelitian baru dari Northwestern Medicine dan University of Surrey di Inggris menyebutkan bahwa orang yang suka begadang dan kesulitan untuk bangun pagi memiliki risiko lebih tinggi untuk meninggal lebih cepat daripada orang yang memiliki waktu tidur lebih awal dan terbiasa bangun pagi.
Lalu bagaimana penelitian ini bisa menjelaskan tentang hubungan antara kebiasaan begadang dengan risiko kematian yang lebih tinggi? Dilansir dari Medicalxpress.com, mari simak ulasannya berikut!
theamericangenius.com
Para peneliti dari University of Surrey dan Northwestern University ini ingin mengaitkan kebiasaan begadang dengan kecenderungan alami individu. Mereka ingin tahu apakah beberapa orang adalah tipe orang yang bisa bekerja di pagi atau malam hari dan menghubungakan dengan risiko kematiannya.
Mereka meminta 433.268 peserta, usia 38-73 tahun yang merupakan "tipe pagi pasti" tipe "pagi moderat" "tipe malam moderat" atau "tipe malam yang pasti". Kematian dalam sampel dilacak hingga enam setengah tahun kemudian.
Menurut Kristen Knutson, seorang profesor psikologi di Northwestern University Feinberg School of Medicine menjelaskan bahwa orang yang tetap terjaga di malam hari memiliki konsekuensi kesehatan bagi tubuh mereka.
Setelah penelitian sebelumnya yang melihat adanya hubungan begadang dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, ini adalah studi pertama yang ingin mengetahui hubungan begadang dengan risiko kamatian. Studi ini dilakukan oleh hampir setengah juta peserta di Inggris Biobank Study, mereka menemukan bahwa orang yang sering begadang memiliki risiko kematian 10% lebih tinggi daripada orang yang tidur lebih awal.
Genetika dan lingkungan memainkan peran yang hampir sama dalam hal apakah kita adalah tipe pagi atau malam, atau di antara keduanya. "Jika kita dapat mengenali chronotypes ini, sebagiannya ditentukan secara genetis dan bukan hanya karena karakter atau jam kerja. Mereka seharusnya tidak dipaksa untuk bangun pada shift jam 8 pagi. Sedangkan beberapa orang mungkin lebih cocok untuk shift malam," kata Knutson.
Dalam hal ini, seseorang masih mungkin untuk merubah kebiasaan bagadang. Selain itu, beberapa orang memang lebih cocok ketika bekerja di malam hari dan beberapa yang lain masih bisa bekerja di siang hari.
Dalam penelitian di masa depan, Knutson dan rekan penelitian ingin menguji intervensi pada orang yang suka begadang agar mereka mengubah jam tubuh mereka untuk beradaptasi. Kemudian akan dilihat apakah bisa mendapatkan peningkatan tekanan darah atau penurunan kualitas kesehatan secara keseluruhan.
Jadi, masih mau begadang gak nih, guys?