Rabu malam kemarin (25/3), Pemerintah Kota Tegal memutuskan melakukan local lockdown, demi memutus rantai penyebaran virus corona di kota yang berada di Jawa Tengah tersebut.
Pengambilan keputusan itu berdasarkan adanya kasus positif corona pada salah satu warga Tegal yang pulang dari Dubai, Uni Emirat Arab, turun di Jakarta, lalu pulang ke Tegal dengan menggunakan kereta.
Berikut fakta lengkapnya ya.
Dok. Internet
Penutupan kota Tegal disampaikan oleh Wali Kota Tegal, Jawa tengah, Dedy Yon Supriyono. Ia akan menggunakan movable concrete barrier, untuk menutup akses masuk ke Tegal. Hal ini bisa saja berimbas kepada jalur mudik Pantura pada bulan Ramadan mendatang, meskipun Dedy menyatakan bahwa jalan provinsi dan jalan nasional akan tetap dibuka.
Instagram.com/exploretegal
Dedy mengakui bahwa penutupan kota ini pun sudah melalui restu dari Gubernur Jawa Tengah, demi kebaikan warga dan antisipasi memasuki musim mudik Lebaran 2020. Hal ini juga setelah ada pernyataan Tegal masuk dalam zona merah. Mengingat, per 25 Maret 2020, kasus COVID-19 di tegal tercatat ODP 37 orang, PDP 14 orang dan positif COVID-19 satu orang.
Instagram.com/exploretegal/aisysddq_
Sebagai pejabat publik, Dedy mengakui hal tersebut bisa membuat rakyat menengah ke bawah di Tegal membencinya, karena dapat menghambat perekonomian mereka. Namun pada jumpa pers Rabu malam lalu, ia berkata, “Warga harus bisa memahami kebijakan yang saya ambil. Kalau saya bisa memilih, lebih baik saya dibenci warga daripada maut menjemput mereka.”
Instagram.com/exploretegal/cybergm_
Meskipun pusat keramaian harus tutup dan pembatasan nyala lampu jalan di jalanan protokol akan diberlakukan, namun Dedy memastikan, pemerintah kota akan tetap memberikan bantuan sosial kepada rakyat menengah ke bawah yang memerlukan.
Duh, jadi mikir dua kali untuk mudik, ya. Jangan sampai kita pulang kampung malah membawa virus jahat kepada keluarga kita.