Tanah juga merupakan komponen penyusun dari lingkungan hidup yang ada di sekitar kita. Pada umumnya tanah ini dapat dijumpai pada wilayah daratan dari planet bumi. Wujud atau bentuk dari tanah ini tentunya kita sudah mengetahui, karena di dalam kehidupan sehari - hari kita berjalan yang kita injak itu juga merupakan wujud dari tanah yang ada di alam ini. Pernahkah kita mengamati bahwasanya tanah tersebut memiliki bentuk yang tidak sama antara tanah yang satu dengan tanah yang lainnya. Tanah yang terdapat di alam ini sebenarnya memiliki jenis yang berbeda - beda dengan kandungan zat yang berbeda pula.
Perbedaan dari jenis tanah ini tentunya juga dapat memberikan pengaruh pada suatu lingkungan hidup. Pada catatan kali ini berisikan berbagai jenis tanah atau penggolongan tanah yang terdapat di wilayah negara Indonesia atau jenis tanah yang terdapat di alam bebas (bumi). Meskipun catatan ini pembahasan pokoknya mengenai jenis tanah yang terdapat di Indoneisa, kemungkinan jenis tanah yang terdapat di daerah atau wilayah di bagian bumi lain tidak akan jauh mengalami perbedaan. Selanjutnya kita akan mengetahui bersama mengenai beberapa jenis tanah yang terdapat di wilayah Indonesia. Meskipun yang menjadi pembahasa jenis tanah yang terdapat pada wilayah Indonesia akan tetapi kemungkingan besar jenis tanah yang terdapat di alam pada daerah di belahan bumi yang lain tidak jauh berbeda.
Di wilayah negara Indonesia tanah memiliki berbagai jenis yang mana di golongkan berdasarkan kekhasan dari masing - masing jenis tanah. Tanah ada di Indonesia diantaranya dinamakan dengan tanah organosol, tanah alluvial, tanah regosol, tanah litosol, tanah latosol, tanah grumosol, tanah podsoil merah kuning, tanah podsol, tanah andosol, tanah mediteran merah kuning, tanah gleisol, dan tanah sawah.
Masing - masing tanah tersebut memiliki ciri - ciri yang berbeda dari tanah yang satu dengan tanah yang lain. Keanekaragaman jenis tanah ini tentunya semakin memberi pemahaman pada kita bahwasanya negara Indonesia yang kita tempati ini memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa. Dengan adanya kekayaan alam yang sangat melimpah ini kita harus bisa memanfaatkan kekayaan alam tersebut dengan bijak agar bisa tetap lestari.
Berbagai macam jenis tanah yang terdapat di wilayah negara Indonesia telah disebutkan di atas. Untuk mengetahui mengenai penjelasan dari masing - masing jenis tanah tersebut mak selanjutnya akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang terkait dengan masing jenis tanah tersebut.
a. Tanah Organosol
Tanah Organosol dinamakan juga dengan tanah gambut, jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik yang asalnya dari wilayah hutan rawa. Jenis hutan rawa ini memiliki ciri dan sifat yang tidak mengalami diferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari setengah meter, memiliki warna kecoklatan hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, memiliki konsistensi agak lekat dan tidak lekat.
Tanah dengan tekstur lempung memiliki kandungan bahan organik lebih dari lima puluh persen. Tanah yang tekstur pasir memiliki kandungan bahan organik lebih dari dua puluh persen. Pada umumnya tanah jenis gambut ini mempunyai sifat yang sangat asam dengan nilai pH = 4 dan memiliki kandungan unsur hara yang rendah.
b. Tanah Alluvial
Tanah Alluvial merupakan jenis tanah yang masih muda, tanah ini belum mengalami proses pengembangan. Tanah aluvial berasal dari bahan induk alluvium, memiliki tekstur yang beraneka ragam. Tanah ini juga belum bemiliki bentuk yang terstruktur (belum terbentuk struktur), sebagian besar konsitensinya dalam keadaan basah lekat.
Selain itu tanah aluvial memiliki kandungan pH yang beraneka ragam dan tingkat kesuburan yang dimiliki oleh tanah ini pada umumnya antara sedang sampai tinggi. Tempat persebaran dari tanah ini di daerah dataran alluvial sungai, dataran alluvial pantai, dan daerah cekungan (depresi).
c. Tanah Regosol
Tanah Regosol merupakan jenis tanah yang masih muda, tanah ini belum mengalami deferensiasi horizon. Tanah regosol memiliki tekstur pasir yang mana strukturnya berbutir tunggal dengan konsistensi lepas serta nilai kandungan pH-nya netral. Tanah jenis ini berasal dari bahan induk material vulkanis piklastik atau pasir pantai dan memiliki tingkat kesuburan yang sedang. Tempat persebaran dari tanah jenis ini pada wilayah lereng vulkan muda, pada daerah beting pantai, dan pada daerah gumuk pasir di wilayah pantai.
d. Tanah Litosol
Tanah Litosol yaitu jenis tanah yang mengalami sedikit perkembangan profil tanah. Bahan induk tanah jenis ini berasal dari batuan beku atau batuan sedimen yang kondisinya kompak. Tanah jenis ini memilik bagian solum tanah yang dangkal. Bahkan terkadang juga jenis tanah ini merupakan singkapan dari batuan induk (outcrop). Tekstur dari tanah jenis ini beraneka ragam pada umumnya memiliki tekstru berpasir, tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, krikil, dan tingkat kesuburan yang dimiliki bervariasi.
Jenis tanah litosol dapat ditemukan di segala musim atau iklim, pada umumnya tanah litosol ini dapat ditemukan pada daerah atau wilayah yang memiliki topografi berbukit, penggunungan, dan daerah yang memiliki kemiringan lereng miri hingga keadaannya curam.
e. Tanah Latosol
Tanah Latosol merupakan jenis tanah yang telah mengalami tahap atau proses perkembangan, pada tanah jenis ini sudah terjadi deferensiasi horizon. Bagian solum tanah yang dimiliki sudah tebal dengan tekstur yang dimiliki berupa tekstur lempung. Struktur yang dimiliki oleh tanah jenis ini berupa struktur yang remah sampai menggumpal. Tanah ini juga memiliki konsistensi gembur hingga mencapai agak teguh serta memiliki warna cokelat bahkan merah hingga kuning.
Bahan induk tanah latosol berasal dari batuan induk tur, material vulkanik, batuan breksi, dan batuan beku intrusi. Jenis tanah latosol banyak dijumpai pada daerah dengan iklim basah, curah hujan lebih dari tiga ratus milimeter setiap tahunnya, dan memiliki ketinggian tempat berkisar pada tiga ratus sampai seribu meter di atas permukaan laut.
f. Tanah Grumasol
Tanah Grumasol jenis ini merupakan tanah mineral yang telah mengalami atau memiliki perkembangan profil tanah. Tanah jenis ini memiliki lapisan yang agak tebal dengan tekstur berbentuk lempung berat. Tanah grumasol mempunyai struktur granular atau kersai pada bagian lapisan atas dan menggumpal atau gumpal hingga kondisi pejal pada lapisan bawah. Jenis tanah ini memiliki konsistensi sangat lekat dan plastis ketika kondisi basah, tetapi ketika kondisi kering konsitensinya sangat keras dan tanah retak - retak.
Pada umumnya sifat yang dimiliki oleh tanah jenis ini yaitu alkalis, memiliki kejenuhan basa, memiliki kapasitas adsorbsi yang tinggi, kondisi permeabilitas yang lambat, dan mempunyai kepekaan terhadap erosi. Jenis tanah semacam ini berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuff vulkanik yang memiliki sifat basa. Tanah grumasol tersebar pada daearah yang memiliki iklim subhumid atau subarid dengan keadaan curah hujan kurang dari dua ribu lima ratus milimeter setiap tahunnya.
g. Tanah Podsoil Merah Kuning
Tanah Podsoil Merah Kuning merupakan mineral yang sudah mengalami proses perkembangan. Tanah ini memiliki bagian solum tanah yang sudah dalam, bertekstur lempung hingga tekstur berpasir, memiliki struktur yang gumpal. Selain itu hal lain yang dimiliki oleh tanah jenis ini diantaranya memiliki konsistensi yang lekat, memiliki sifat agak asam dengan nilai pH lima koma lima, tingkat kesuburan yang dimiliki rendah sampai sedang, memiliki warnah tanah merah sampai warna kuning, memiliki tingkat kejenuhan basa yang rendah, dan tanah ini memiliki sifat peka terhadap terjadinya erosi.
Tanah jenis seperti ini berasal dari bahan induk batuan pasir kwarsa, tuff vulkanis yang memiliki sifat asam. Daerah persebaran dari tanah podsoil merah kuning ini diantaranya pada wilayah dengan kondisi iklim basah tanpa adanya bulan kering, dan jumlah curah hujan yang terjadi melebihi dari dua ribu lima ratus setiap tahunnya.
h. Tanah Podsol
Tanah Podsol merupakan tanah yang sudah memiliki perkembangan profil tanah. Lapisan horizon terdiri atas horizon A2 dan B2 yang terlihat jelas. Tekstur yang dimiliki oleh tanah jenis ini mulai dari tekstur lempung sampai tekstur pasir dengan struktur yang gumpal. Selain itu sifat yang juga dimiliki oleh tanah ini yaitu konsistensinya lekat, memiliki kandungan pasir kwarsa yang tinggi, kondisinya sangat masam, tingkat kesuburan yang dimiliki rendah, dan peka terhadap terjadi erosi.
Tanah podsol memiliki bahan induk dari berupa batuan pasir yang memiliki kandungan kwarsa yang tinggi, batuan lempung, dan juga dari tuff masam subresen. Daerah persebaran tanah podsol yaitu pada wilayah yang memiliki kondisi iklim basah, curah hujan lebih dari dua ribu setiap tahunnya dengan tanpa adanya bulan kering, dan daerah yang memiliki kondisi topografi berupa pegunungan.
i. Tanah Andosol
Tanah Andosol ini sudah memiliki profil tanah yang mengalami perkembangan. Pada tanah yang termasuk jenis ini memiliki bagian solum tanah agak tebal dengan tampilan warna cokelat kelabu sampai warna hitam. Kandungan bahan organik yang dimiliki oleh tanah ini tinggi dngan tekstur geluh berdebu. Memiliki struktur tanah yang remah dengan konsistensi yang gembur dan bersifat licin berminyak.
Ciri lainnya yang juga melekat pada tanah andosol diantaranya kadang - kadang berpadas lunak, kondisi agak masam, memiliki tingkat kejenuhan basa yang tinggi, dan memiliki daya adsorbsi yang sedang. Tingkat kelembaban yang dimiliki tinggi, permeabilitas sedang dan memiliki sifat yang peka terhadap terjadinya peristiwa erosi. Bahan induk tanah andosol ini berasal dari batuan abu atau yang dinamakan dengan tuff vulkanik.
j. Tanah Mediteran Merah Kuning
Tanah Mediteran Merah Kuning jenis tanah yang mengalami proses perkembangan profil tanah. Memiliki bagian solum tanah sedang samapi dangkal dengan tampilan warna cokelat hingga merah serta memiliki horison B argilik. Tanah jenis ini memiliki bentuk tekstur geluh hingga tekstur lempung dengan struktur yang gumpal bersudut. Mempunyai tingkat konsistensi teguh akan tetapi memiliki konsistensi lekat bilamana kondisinya basah. Sifat lain yang melekat pada tanah jenis ini antara lain nilai pH yang dimiliki netral hingga agak basa, memiliki kejenuhan basa yang relatif tinggi, kemampuan daya adsorbsi yang dimiliki sedang, memiliki permeabilitas yang sedang, dan memiliki sifat yang peka terhadap terjadinya erosi.
Tanah jenis ini memiliki bahan induk berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan dari tuff vulkanik yang memiliki sifat basa. Daerah persebaran dari tanah jenis ini berada pada daerah yang memiliki kondisi iklim subhumid, bulan kering nyata, memiliki curah hujan kurang dari dua ribu lima ratus milimeter setiap tahunnya, daerah pegunungan lipatan, daerah dengan kondisi topografi karts, dan pada daerah lereng vulkanik dengan letak ketinggian di bawah empat ratus meter di atas permukaan laut. Tanah mediteran merah kuning yang khusus berada di daerah karts dinamakan dengan tanah terra rossa.
k. Tanah Hidromorf Kelabu atau Tanah Gleisol
Tanah Hidromorf Kelabu atau Tanah Gleisol mengalami perkembangan dikarenakan adanya pengaruh dari faktor lokal. Tanah jenis ini memiliki topografi yang merupakan dataran rendah atau cekungan, daerah ini hampir selalu terisi oleh genangan air, lapisan solum tanah sedang. Tampilan warna tanah kelabu hingga kekuningan, memiliki tekstur geluh hingga lempung, struktur berlumpur hingga massif, konsistensi lekat, bersifat masam dengan nilai pH antara empat koma lima sampai enam koma nol.
Ciri khas yang dimiliki oleh tanah jenis ini yaitu adanya lapisan glei kontinue dengan warna kelabu pucat pada kedalaman nol koma lima meter sebagai akibat dari kondisi profil tanah yang selalu dalam keadaan jenuh oleh air. Daerah yang menjadi persebaran dari tanah jenis ini diantaranya pada daerah yang memiliki iklim humid hingga subhumid, dan memiliki curah hujan yang lebih dari dua ribu milimeter setiap tahunnya.
k. Tanah Sawah atau Paddy Soil
Tanah Sawah atau Paddy Soil diartikan sebagai suatu tanah yang mana dikarenakan sudah dalam waktu lama (dalam waktu ratuan tahun) berada di wilayah persawahan yang memperlihatkan perkembangan profil tanah yang khas dan menyimpang dari profil tanah aslinya. Adapun penyimpangan profil tanah yang terjadi diantaranya terbentuknya lapisan bajak yang hampir mempunyai sifat kedap oleh air yang dinamakan dengan padas olah, dengan kedalaman kurang lebih sepuluh sampai lima belas sentimeter dimulai dari muka tanah dan dengan ketebalan dua sampai lima sentimeter.
Pada lapisan yang bertempat di bawah lapisan bajak ini biasanya terdapat lapisan mangan dan besi yang mana tebalnya bervariasi hal ini tergantung dari tingkat permeabilitas tanah. Lapisan ini dapat menjadi lapisan bersifat padas yang tidak dapat ditembus oleh perakaran, terutama bagi tanaman semusim. Lapisan bajak ini lebih tampak jelas pada jenis tanah latosol, mediteran, dan regosol sedangkan lapisan bajak tampak samar - samar pada jenis tanah alluvial dan grumosol.
Sekian pemaparan ringkas mengenai berbagai nama atau jenis tanah yang terdapat di negara Indonesia.