Foto : Pixabay.com
Sekilas mirip dengan ikan hias Louhan, ikan Napoleon merupakan ikan karang berukuran besar yang termasuk anggota dari famili Labridae. Napoleon (Cheilinus undulatus) telah menjadi salah satu potensi sumber daya ikan yang bernilai ekonomis tinggi di Indonesia. Bersumber dari “Pedoman Survei Populasi Ikan Napoleon” (2012) yang diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ikan Napoleon adalah salah satu jenis ikan yang mempunyai bentuk unik dan hidup di perairan tropis.
Ikan bertubuh unik ini pertama kali didiskripsikan oleh Ruppell, pada tahun 1835. Dibanyak negara ikan ini diberi nama Napoleon Wrasse. Kepalanya yang besar menonjol kedepan, menginspirasi nelayan-nelayan di New Caledonia untuk memberikan nama ikan ini Napoleon, diambil dari nama seorang Panglima Besar Perancis yang juga memiliki bentuk kepala (jidat) menonjol ke depan. Tubuhnya yang besar bisa mencapai 200 kg dan panjang kira-kira 1,5 meter, membuat ikan karang ini juga disebut sebagai Giant Wrasse atau Maori Wrasse.
Masyarakat Philipina menamai ikan ini dengan nama Mameng, sedangkan di China menamainya dengan nama So Mei. Untuk di Indonesia sendiri penamaan ikan Napoleon di berbagai daerah beragam, seperti di Kepulauan Derawan ikan ini dikenal dengan nama local Bele-bele. Di Kepulauan Karimun Jawa ikan ini dinamai ikan Lemak, sedangkan di Nunukan dan Tawau ikan ini dinamai ikan Licin. Berdasarkan sumber kajian ilimah, keistimewaan dari ikan ini adalah memiliki umur yang panjang. Mereka dapat hidup mencapai lebih dari 30 tahun.
Foto : wikimedia commons
Adapun ikan ini tergolong ikan yang pemalu. Mereka sangat berhati-hati dan menaruh rasa curiga terhadap semua mahluk yang ada disekitarnya, terutama kehadiran manusia. Secara morfologi, ikan Napoleon dewasa dapat dikenali dengan bibirnya yang tebal dan tonjolan yang berada di depan kepalanya tepat di atas matanya yang membesar seiring dengan bertambahnya usia ikan tersebut. Ikan ini juga memiliki sepasang gigi yang tajam yang keluar dari mulutnya. Dari segi keunikan warnanya, ikan Napoleon dewasa memiliki warna kehijau-hijauan (hijau botol). Sedangkan ikan yang sudah berusia tua dan besar umumnya memiliki wama biru kehijau-hijauan.
Ikan Napoleon dapat hidup di perairan dengan kondisi karang yang cukup baik, dengan tutupan karang hidup berkisar antara 50 sampai 70 % dan kecerahan (visibilitas) lebih kurang 15 hingga 20 meter. Ikan ini biasa hidup pada lereng-lereng terumbu, dimana rataan dibawahnya banyak dijumpai gorgonian dari kelompok akar bahar (Rumpella sp.) dan cambuk laut (Juncella sp.). Benih-benih ikan ini hidup di paparan terumbu yang dipenuhi oleh karang keras (hardcoral) dan karang lunak (soft coral), serta tumbuhan laut lainnya seperti algae (macroalgae) dan lamun (seagrass).
Sayangnya, populasi ikan Napoleon rentan mengalami kepunahan. Hal ini disebabkan oleh jumlah ikan tersebut mengalami penurunan drastis di alam, sehingga ia pun dimasukkan ke dalam daftar CITES appendix II pada tahun 2004. Faktor-faktor yang membuat ikan Napoleon terancam antara lain disebabkan oleh tingginya harga ikan Napoleon di pasar internasional yang menyebabkan tingginya tekanan eksploitasi terhadap spesies tersebut. Serta Penangkapan ikan ini umumnya menggunakan racun sianida dan merusak ekosistem terumbu karang.