Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat menggangu jantung dan ginjal. Selain itu
hipertensi merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya demensia vaskuler.
Dr.dr.Yuda Turana, SpS, Ketua Indonesian Society of Hypertension (InaSH) menjelaskan demensia disebabkan oleh multi-faktor. Selain faktor genetik, usia, jenis kelamin, gaya hidup, serta merokok, para penyandang
hipertensi dan diabetes mellitus pun berisiko demensia.
"Faktor genetik tidak dominan pada penyakit demensia, melainkan hipertensi. Karena sensitif terhadap tekanan darah yang menyebabkan demensia," ujar dr. Yuda saat ditemui di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.
Salah satu gangguan yang terjadi akibat demensia ini adalah disfungsi visuo-spasial, seperti tersesat dekat rumah, lupa di mana berada, bagaimana harus ke tempat tersebut, dan tidak tahu bagaimana kembali ke rumah. Hal tersebut disebabkan otak yang lebih cepat lupa akibat hipertensi.
"Hipertensi dapat menyebabkan risiko demensia di mana hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian
hipertensi di usia menengah menjadi faktor di usia senja. Apabila pengontrolan tekanan darah dilakukan dengan baik, dapat mencegah dan memperlambat terjadinya demensia vaskular dan Alzheimer," tambah dr. Yuda yang juga seorang ahli syaraf.
Pencegahan terhadap demensia pada kasus
hipertensi adalah dengan cara mengonsumsi obat anti-hipertensi. Penelitian menunjukkan penggunaan obat dapat menurunkan risiko demensia sebesar delapan persen setiap tahunnya pada pasien berusia d bawah 75 tahun.
Selain itu, Anda bisa mencegah demensia sejak dini agar tidak terkena penyakit ini. Di antaranya dengan dengan gaya hidup yang sehat, mengurangi garam, jangan tunggu adanya gejala atau plak di otak, seringlah berkonsultasi dengan dokter.