Papua, pulau yang juga menjadi bagian dari wilayah Indonesia untuk bagian timur ini tidak hanya memiliki jumlah suku asli yang beragam saja, tetapi juga beragam kebudayaannya. Selain itu, Papua juga memiliki daya tarik tersendiri dengan pesona alam yang tidak dapat dibandingkan dengan daerah manapun di Indonesia, sebut saja seperti Raja Ampat dengan keindahan lautan serta terumbu karang yang menjadi habitat bagi bagi ribuan jenis ikan dan beberapa di antaranya termasuk ikan endemik asli Papua.
Pesona alam Papua tidak berhenti sampai di situ saja. Masih ada keindahan alam lainnya yang dikunjungi jika pergi ke tempat ini seperti Danau Sentani yang merupakan danau terbesar di Papua hingga Danau Love atau Danau Imfote yang berbentuk hati (Baca: Danau Di Papua). Bagi yang senang berpetualang terutama pecinta alam, pegunungan yang ada di Papua tentu tidak boleh terlewatkan. Gunung – gunung yang ada di Papua memiliki puncak tertinggi di Indonesia bahkan termasuk ke dalam tujuh puncak tertinggi di dunia, apalagi jika bukan Gunung Puncak Jaya atau Gunung Jayawijaya.
Sebagian besar dari kita tentu sudah mengetahui jika gunung yang berada di Papua merupakan gunung yang diselimuti salju sepanjang tahun dan berada di kawasan khatulistiwa. Pada awal ditemukan, keberadaan gunung tersebut masih belum dapat diakui oleh dunia, sebab gunung bersalju yang di wilayah tropis menjadi hal yang mustahil. 300 tahun kemudian keberadaan gunung bersalju tersebut akhirnya diakui setelah dilakukan ekspedisi pendakian.
Gunung Puncak Jaya merupakan salah satu dari barisan Pegunungan Banjaran Sudirman yang ada di Papua dan cukup sering didaki oleh para pendaki profesional. Akan tetapi masih ada gunung lain yang tidak kalah indah dan menantang yaitu Gunung Sumantri. Memang Gunung Sumantri tidak begitu sepopuler Gunung Puncak Jaya, namun untuk para pecinta alam, gunung ini menjadi gunung favorit untuk didaki jika berkunjung ke Papua. Untuk lebih mengenal Gunung Sumantri, mari disimak penjelasannya di bawah ini!
Karakteristik Gunung Sumantri
Gunung Sumantri atau yang memiliki nama lengkap Gunung Sumantri Brodjonegoro merupakan gunung yang memiliki puncak yang cukup curam dan tajam serta memiliki tinggi sekitar 4.870 meter di atas permukaan laut. Gunung Sumantri berada tidak jauh dari Gunung Puncak Jaya atau Piramida Carstensz tepatnya sekitar 2 kilometer di sebelah utara. Gunung Sumantri masuk ke dalam wilayah Papua Barat dan memiliki kawasan berupa hutan gunung, hutan Dipterokarp dan Diptorekarp Atas serta hutan Montane. Pada bagian utara sebagian besar Gunung Sumantri terdiri atas tebing – tebing curam yang merupakan bagian Noordwand atau dinding utara dari Gunung Puncak Jaya yang menyelimuti hampir keseluruhan sisi timur dan sisi barat gunung.
Pada dasarnya semua pegunungan yang ada di Papua terbentuk akibat adanya benturan antara lempeng Australia dengan lempeng Pasifik. Akibat dari benturan tersebut menyebabkan munculnya sebuah subduksi yang semakin lama terus bertambah. Permukaan batuan yang awalnya berada di dasar laut bergerak ke atas hingga akhirnya terbentuklah pegunungan. Tidak heran jika struktur batuan yang terdapat pada gunung – gunung di Papua tersusun atas batuan kapur, termasuk Gunung Sumantri. Gunung Sumantri dianggap sangat sulit untuk ditaklukkan bagi pendaki pemula, oleh karena itu perlu peralatan lebih saat mendaki gunung ini. Dahulu sebelum es mencair di bagian dinding utara dari puncak gunung, Gunung Sumantri termasuk gunung tertinggi. Selain itu meleleh dan hilang Gletser Meren, keunggulan topografi dari Gunung Sumantri semakin terlihat yang pada mula sekitar 200 meter kini menjadi lebih dari 350 meter. Bisa dikatakan jika Gunung Sumantri merupakan gunung tertinggi kedua di Oseania setelah Gunung Puncak Jaya.
Sejarah Pendakian Gunung Sumantri
Sebelum tahun 1973, Gunung Sumantri lebih dikenal dengan nama Ngga Pulu. Di tahun 1936, dilakukanlah ekspedisi yang dikenal dengan sebutan Puncak Gunung Kedua pada Dinding Utara. Ekspedisi lain juga dilakukan oleh Heinrich Harrer lalu dia juga membuat track pendakian Gunung Ngga Pulu pada sebuah peta di tahun 1962 yang saat itu masih bernama Ngga Pulu “Sunday Peak”. Sejarah pemberian nama Sumantri sendiri berasal dari nama seorang Mentri Sumber Daya Energi Dan Mineral Republik Indonesia yaitu Profesor Sumantri Brodjonegoro yang meninggal pada tahun 1973.
Untuk pertama kalinya, puncak tertinggi dari Gunung Ngga Pulu (sebelum menjadi Gunung Sumantri) berhasil didaki oleh pendaki berkebangsaan Belanda yaitu Anton Colijn, Jean Jacques Dozy dan juga Frits Wissel di tahun 1936. Seiring berjalannya waktu puncak Gunung Ngga Pulu didaki kembali untuk pertama kalinya di tahun 1962 pada bulan Februari oleh Heinrich Harrer, Philip Temple, Bert Huizenga dan Russel Kippax setelah mereka melakukan pendakian terhadap Gunung Piramida Carstensz.
Seorang pendaki lain yang bernama Reinhold Messner melakukan pendakian solo di Gunung Ngga Pulu sampai ketinggian 600 meter pada dinding utara tebing pada tanggal 27 September 1971. Sebelumnya Messner melakukan pendakian kedua di Gunung Piramida Carstensz. Satu tahun kemudian sebuah tim pendakian yang terdiri dari 3 orang pendaki bernama Leo Murray, Jack Baines, dan Dick Isherwood menemukan pasak – pasak yang telah ditinggal oleh Messner di bagian pucak Utara Gunung Ngga Pulu.
Fakta – Fakta Gunung Sumantri
Demikian penjelasan mengenai Gunung Sumantri. Semoga informasi di atas berguna dan dapat menambah pengetahuan.