Banyak orang yang punya kebiasaan mengemil makanan manis di waktu senggang. Ternyata, keinginan makan manis dipengaruhi faktor psikologis, mental, dan emosional.
Ketika merasa lapar, hormon glukagon seperti peptida, ghrelin, dan insulin mengirim sinyal ke otak dan membuat Anda mencari makanan. Gula seperti glukosa dan fruktosa mirip bahan bakar yang dapat memberi energi instan.
Jika terlalu banyak makan gula, Anda akan terbiasa dengan energi instan ini dan jadi terus ingin mengkonsumsinya. Cara terbaik adalah pilih protein dalam komposisi makanan dan camilan. Protein membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
Otak menggunakan glukosa sebagai 95 persen bahan bakar tubuh. Lima persen lain berasal dari glutamin. Anda menginginkan makanan yang manis karena glukosa kadarnya rendah di otak.
Cara terbaiknya adalah, pilih glutamin, biasanya dalam suplemen 500 miligramm, dibanding makanan manis. Dr Craig Koniver M.D., dari Primary Plus Organic Medicine in Charleston, Amerika Serikat, menyarankan untuk menaburkan isi kapsul glutamin ke lidah sebagai cara terbaik menghindari makanan manis.
Makanan manis seperti cokelat dapat membuat Anda senang. Makanan manis memproduksi respon hedonik di hipotalamus yang mengaktifkan dopamin. Semakin banyak dopamin dapat membuat lebih senang.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa partisipan yang mengalami kejadian menyedihkan ditawari dua jenis makanan, kue keju dan makanan yang tidak manis. Mereka yang sedang sedih lebih memilih kue keju dibandingkan partisipan yang sedang merasa bahagia.
Untuk mengatasi ini, Anda harus makan secara proaktif, bukan reaktif. Gunakan catatan untuk mengatur jadwal makan setiap hari. Jika makan terjadwal, Anda akan lupa makanan penuh gula.
Mulailah mengganti isi lemari es dengan camilan sehat seperti buah dan sayur, atau ganti aktivitas seperti berolahraga atau pijat. Pokoknya, ketika ingin makan gula, lakukan sesuatu yang lain.