Di benak Lina muncul pertanyaan baru. Mengapa dalam prosesi pernikahan di lingkungan tempat tinggal Lina tidak ada acara balas pantun?
Lina teringat tentang budaya yang pernah ia pelajari, bahwa budaya di setiap daerah tidak selalu sama. Warga masyarakat dapat bertukar pengalaman tentang budaya daerah dengan warga masyarakat lain melalui interaksi. Interaksi meliputi berbagai bidang, baik bidang ekonomi, sosial, maupun budaya.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 5 Sd Halaman 114 Interaksi Sosial
Perbedaan adat pernikahan merupakan contoh perbedaan budaya. Pengenalan budaya daerah dengan daerah lain terjadi karena adanya interaksi antarwarga masyarakat. Interaksi antarwarga masyarakat terjadi dalam berbagai bidang seperti sosial dan ekonomi. Interaksi antarwarga masyarakat terjadi karena beberapa faktor seperti berikut.
1. Perbedaan Kandungan Sumber Daya Alam pada Setiap Daerah
Perbedaan kandungan sumber daya alam jelas akan memengaruhi kegiatan produksi pada daerah bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumber daya alam cukup tinggi, akan dapat memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relatif murah dibandingkan dengan daerah lain yang memiliki kandungan sumber daya alam lebih rendah. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan menjadi lebih cepat. Sementara itu, daerah lain yang memiliki kandungan sumber daya alam lebih kecil hanya akan dapat memproduksi barang-barang dengan biaya produksi lebih tinggi sehingga daya saingnya menjadi lemah.
2. Perbedaan Kondisi Demografis
Perbedaan kondisi demografis adalah perbedaan tingkat pertumbuhan dan stuktur kependudukan, perbedaan tingkat pendidikan dan kesehatan, perbedaan kondisi ketenagakerjaan, dan perbedaan dalam tingkah laku dan kebiasaan, serta etos kerja yang dimiliki masyarakat daerah bersangkutan. Kondisi demografis ini dapat memengaruhi ketimpangan pembangunan antar wilayah karena hal ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat pada daerah bersangkutan. Daerah dengan kondisi demografis yang baik akan cenderung memiliki produktivitas kerja yang lebih tinggi.
Hal tersebut akan mendorong peningkatan investasi yang selanjutnya akan meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan. Sebaliknya, bila suatu daerah yang kondisi demografisnya kurang baik maka dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja masyarakat setempat. Hal tersebut akan menimbulkan kondisi yang kurang menarik bagi penanaman modal sehingga pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan menjadi lebih rendah.
3. Kurang Lancarnya Mobilitas Barang dan Jasa
Kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa dapat pula mendorong terjadinya peningkatan ketimpangan pembangunan antar wilayah.Mobilitas barang dan jasa ini meliputi kegiatan perdagangan antar daerah dan migrasi baik yang disponsori pemerintah (transmigrasi) atau migrasi spontan. Alasannya, apabila mobilitas tersebut kurang lancar maka kelebihan produksi suatu daerah tidak dapat dijual kedaerah lain yang membutuhkan.
Demikian pula halnya migrasi yang kurang lancar menyebabkan kelebihan tenaga kerja suatu daerah tidak dapat dimanfaatkan oleh daerah lain yang sangat membutuhkannya. Akibatnya, ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung tinggi karena kelebihan suatu daerah tidak dapat dimanfaatkan oleh daerah lain yang membutuhkannya sehingga daerah terbelakang sulit mendorong proses pembangunannya.
4. Konsentrasi Kegiatan Ekonomi Daerah/Wilayah
Terjadinya konsentrasi kegiatan ekonomi yang cukup tinggi pada wilayah tertentu, jelas akan memengaruhi ketimpangan pembangunan antarwilayah. Pertumbuhan ekonomi daerah akan cenderung lebihcepat pada daerah dengan konsentrasi kegiatan ekonomi yang cukup besar.
5. Alokasi Dana Pembangunan Antardaerah/Wilayah
Alokasi investasi pemerintah ke daerah, lebih banyak ditentukan oleh sistem pemerintahan daerah yang dianut. Bila sistem pemerintahan daerah yang dianut bersifat sentralistik, maka alokasi dana pemerintah akan cenderung lebih banyak dialokasikan pada pemerintah pusat sehingga ketimpangan pembangunan antarwilayah akan cenderung tinggi. Sebaliknya, jika sistem pemerintahan yang dianut adalah otonomi atau federal, maka dana pemerintah akan lebih banyak dialokasikan ke daerah sehingga ketimpangan pendapatan akan cenderung rendah.
Alokasi dana pemerintah yang antara lain akan memberikan dampak pada ketimpangan pembangunan antarwilayah, adalah alokasi dana untuk sektor pendidikan, kesehatan, jalan, irigasi, dan listrik. Semua sektor ini akan memberikan dampak pada peningkatan produktivitas tenaga kerja, pendapatan per kapita, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pergerakan ekonomi di daerah tersebut.
Berdasarkan faktor pendorong terjadinya interaksi antarwarga masyarakat dalam berbagai bidang, dapat dipahami pengaruh interaksi terhadap pembangunan di segala bidang. Tentu saja, interaksi yang terjadi bertujuan untuk meningkatkan pembangunan di berbagai bidang tersebut. Dengan demikian, kepentingan masyarakat yang belum bisa terpenuhi di daerah yang satu akan bisa terpenuhi dengan berinteraksi dengan masyarakat dari daerah lain.
Jadi, interaksi yang terjalin untuk menutupi kekurangan masing masing sehingga pada akhirnya semua kebutuhan akan bisa terpenuhi dengan baik. Taraf kemampuan ekonomi tiap-tiap daerah pun akan meningkat. Meningkatnya kemampuan ekonomi tiap-tiap daerah, akan memengaruhi pemenuhan terhadap kebutuhan sosial dan budaya tiap-tiap daerah. Yang pasti, pegang teguh budaya masing-masing jangan sampai budaya daerah luntur akibat interaksi sosial.