Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Fakta Kalau Kamu Makan Nasi Terlalu Sering

Fakta Kalau Kamu Makan Nasi Terlalu Sering

- Kamis, 15 Juni 2017 | 14:00 WIB
Fakta Kalau Kamu Makan Nasi Terlalu Sering

Nasi. Ya, hampir semua orang Indonesia pasti mengenal nasi. Nasi merupakan makanan pokok, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga sebagian besar negara-negara di Asia. 

Dari dulu kita telah mengenal konsep bahwa kita harus makan tiga kali sehari (pagi, siang, dan malam) dengan nasi untuk menjamin kehidupan yang sehat. Bahkan ada yang beranggapan, belum makan namanya, jika belum makan nasi. 

Namun, sepertinya belum banyak yang mengetahui kalau konsep semacam itu tidak sepenuhnya benar, karena hal itu tidak ada hubungannya dengan kebutuhan metabolik kita yang sesungguhnya. Fakta terbaru menunjukkan makan nasi terlalu sering dalam sehari malah berpotensi membuat kita sakit.

Studi yang dilakukan tahun 2010 dalam British Journal of Nutrition menunjukkan tidak ada perbedaan metabolisme hormonal antara orang yang makan tiga kali sehari dan enam kali sehari. Tahun 2014 lalu, peneliti dari Universitas Warwick juga tidak menemukan perbedaan metabolisme tubuh antara perempuan yang makan dua kali sehari dan lima kali sehari. 

Makan tiga kali sehari, terutama dengan nasi, justru dapat membahayakan kesehatan tubuh. Seperti yang kita ketahui, nasi mengandung karbohidrat. Karbohidrat pada nasi sangat cepat dicerna tubuh sehingga sangat cepat pula meningkatkan kadar gula darah yang berisiko menimbulkan penyakit diabetes. 

Hal ini dikarenakan nasi mengandung indeks glikemik yang tinggi. Indeks Glikemik (GI) adalah ukuran kecepatan suatu makanan untuk diserap dan diubah menjadi gula darah. Semakin tinggi indeks glikemik suatu makanan, maka semakin cepat karbohidrat di dalam makanan itu diubah menjadi gula darah dalam tubuh, sehingga kadar gula darah tubuh juga meningkat dengan cepat. 

Hal inilah yang dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit diabetes. Selain itu, karbohidrat yang terkandung pada nasi sangat mudah diubah menjadi lemak yang bisa menyebabkan kegemukan bahkan obesitas jika dikonsumsi secara berlebihan. 

Setelah mengetahui fakta-fakta di atas, alangkah baiknya kita mulai mengurangi konsumsi nasi. Tidak perlu sampai benar-benar meninggalkannya, terutama jika belum terbiasa. Masih banyak makanan sumber karbohidrat lainnya yang jauh lebih menyehatkan.

Apa aja sih makanan pengganti nasi sebagai sumber karbo kita sehari-hari?

Jagung 
Di beberapa daerah di Indonesia, jagung bukanlah makanan asing. Nasi jagung bahkan sudah menjadi penganan sehari-hari pengganti nasi yang dikonsumsi secara turun-menurun. Dan tidak mengherankan jika mereka lebih memilih jagung daripada nasi.

Kandungan karbohidrat pada 100 gram jagung (74 gram) pun ternyata lebih sedikit jika dibandingkan dengan 100 gram beras putih (80 gram). Ini berarti, jagung bisa menjadi pilihan bagi kamu penderita diabetes karena kunci dalam menjaga keseimbangan gula darah adalah dengan memperhatikan asupan karbohidrat sehari-hari.

Dalam 100 gram biji jagung terdapat 86 kalori dan berbagai jenis vitamin B seperti B1, B3, B5, dan B9 atau folat. Bahkan, kandungan vitamin B dalam jagung sudah memenuhi 10%-19% nilai harian yang harus dikonsumsi manusia. Selain itu, makanan pengganti nasi ini juga mengandung serat, magnesium, fosfor, dan vitamin C yang tentunya penting untuk tubuh.

Kentang
Meski kentang dan nasi sama-sama termasuk makanan berkabohidrat, jumlah karbohidrat pada 100 gram kentang ternyata lebih sedikit (17,47 gram). Makanan pengganti nasi ini juga mengandung berbagai nutrisi penting lain seperti vitamin B6, B1, B3, dan B5, vitamin C, kalium, fosfor, mangan, magnesium, dan zat besi. 

Kentang diduga dapat membangun dan menjaga kesehatan dan struktur tulang, menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, mengurangi peradangan, dan mengobati insomnia. Selain itu, makanan pengganti nasi ini juga diduga mampu mencegah kanker dengan melindungi tubuh dari radikal bebas, mencegah konstipasi (susah buang air besar), menjaga berat badan, dan menjaga kelenturan kulit.

Singkong
Menurut data Food and Agriculture Organization Corporate Statistical Database (FAOSTAT), Indonesia adalah negara produsen singkong terbesar kedua di dunia pada tahun 2012. So, tidak lengkap rasanya jika tidak memasukkan singkong dalam daftar makanan pengganti nasi. Singkong diduga dapat mengobati dehidrasi, kelelahan, sepsis (infeksi darah), dan digunakan untuk menginduksi persalinan. Sayangnya, hal tersebut belum terbukti secara ilmiah.

Ubi
Enak digoreng, direbus, dikukus, atau dijadikan makanan lain, ubi memang menjadi salah satu primadona masakan Indonesia. Dalam 100 gram ubi terkandung karbohidrat (20,1 gram). Selain itu, dalam makanan pengganti nasi ini juga terdapat vitamin A, vitamin B1, B5, B6, mangan, magnesium, fosfor, kalium, dan berbagai nutrisi lain. Ini membuat ubi diduga mampu mengurangi kadar gula darah, menurunkan tekanan darah, mencegah kanker, meningkatkan kesuburan dan daya tahan tubuh, serta menjaga kesehatan mata dan kulit.

Yuk, variasikan sumber karbohidrat kamu dengan mengonsumsi makanan pengganti nasi untuk mengurangi frekuensi konsumsi nasi sehari-hari.

Cari Artikel Lainnya