Penemuan fakta terbaru dari salah satu bencana paling mematikan sepanjang masa, letusan gunung Vesuvius, menjadi perbincangan sejumlah warganet dalam beberapa jam terakhir. Letusan gunung berapi yang terletak di Italia tersebut dilaporkan telah mengubur 2 ribu orang beserta kehidupan Kota Pompeii.
Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa letusan gunung Vesuvius melepaskan abu dan gas yang langsung menyerang penduduk Pompeii. Akibatnya, seluruh kehidupan di Pompeii, terutama penduduknya, mengalami sesak napas berkepanjangan. Bahkan, hanya dalam kurun waktu 15 menit, abu dan gas tersebut mampu menewaskan seluruh penduduk Kota Pompeii.
Temuan sejumlah peneliti dari Departemen Ilmu Bumi dan Geo-lingkungan Universitas Bari bekerja sama dengan Institut Nasional Geofisika dan Vulkanologi dan Survei Geologi Inggris di Edinbrugh tersebut memberikan pandangan baru dan menambahkan teori sebelumnya yang menyebutkan bahwa 2 ribu penduduk Pompeii tewas karena tidak dapat melarikan diri dari kepungan lahar gunung Vesuvius.
Baca juga:
Fakta Menarik Tentang Dugong atau Duyung yang Terancam Punah
Fakta Menarik Palung Mariana, Palung Terdalam di Bumi
Mitos atau Fakta, Kepribadian dari 3 Tipe Belahan Rambut
Dari hasil studi terbaru tersebut menemukan adanya aliran piroklastik, aliran lava padat, abu vulkanik, dan gas panas melanda kota Pompeii setelah letusan terjadi. Bahkan, awan mematikan tersebut memiliki suhu lebih dari 100 derajat Celcius yang terdiri dari Karbon Dioksida, Klorida, partikel abu pijar, dan kaca vulkanik.
Ketika terkena awan mematikan tersebut, di saat yang bersamaan, penduduk Pompeii juga tidak bisa melarikan diri. Dalam keadaan tersebut akhirnya sebagian besar dari mereka meninggal karena mati lemas di tempat tidur atau di alun-alun kota. Peristiwa tersebut terjadi hanya beberapa menit setelah letusan melanda kota selama 10 hingga 20 menit.
Lapili, kerikil yang jatuh selama letusan gunung berapi, dan debu vulkanik dari letusan tersebut diperkirakan mengalir dengan kecepatan ratusan kilomter per jam, dalam suhu tinggi dan konsentrasi partikel yang tinggi. Penelitian INGV menyebutkan bahwa aliran piroklastik tersebut adalah dampak paling merusak dari letusan gunung berapi yang eksplosf.
Dalam penelitian sebelumnya, selain fakta bahwa sejumlah bukti dan bekas letusan Vesuvius masih banyak yang terkubur di bawah abu gunung berapi tersebut, terdapat juga penemuan bahwa adanya kereta kuda yang digunakan untuk acara khusus. Kereta kuda tersebut ditemukan dalam keadaan yang cukup baik, bahkan detailnya pun masih bisa dikenali.