Dalam kitab-kitab fiqih disebutkan bahwa di antara fardhu puasa Ramadhan adalah melakukan niat. Puasa Ramadhan dinilai tidak sah tanpa melakukan niat di waktu malam. Terdapat banyak riwayat hadis yang menjelaskan kewajiban melakukan niat puasa Ramadhan ini. Di antaranya hadis riwayat Imam Abu Daud, Imam Al-Tirmidzi, Al-Nasai dan Ibnu Majah dari Sayidah Hafshah, dia berkata bahwa Nabi Saw bersabda;
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ
Barangsiapa tidak berniat puasa di malam hari sebelum terbitnya fajar, maka tidak ada puasa baginya.
Baca Juga :
Hikmah Puasa dengan Berkebun : Sehat dan Mendidik
Social Distancing? Bacaan & Tata Cara Mudah untuk Shalat Tarawih Sendiri di Rumah
Selain itu, agar niat puasa Ramadhan ini sah dan sempurna, maka para ulama memberikan beberapa syarat. Dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, Syaikh Wahbah Al-Zuhaili menyebutkan bahwa syarat niat puasa Ramadhan ada empat. Empat syarat dimaksud sebagai berikut;
Pertama
Niat puasa Ramadhan harus dilakukan di waktu malam, dimulai sejak waktu Maghrib tiba hingga waktu Shubuh. Melakukan niat di waktu malam ini dalam kitab-kitab fiqih disebut dengan tabyitun niah. Jika melakukan niat puasa di waktu siang setelah waktu Shubuh, maka niatnya dinilai tidak sah.
Kedua
Harus ta’yinun niah atau menentukan jenis puasa yang hendak dilakukan, sebagaimana wajib menentukan jenis shalat dalam niat ketika mengerjakan shalat wajib. Dalam puasa Ramadhan, ketika kita melakukan niat, maka kita wajib menyebut ‘Ramadhan’ dalam niat. Misalnya, nawaitu shauma ghadin min romadhan (saya niat puasa besok dari bulan Ramadhan).
Ketiga
Memutlakkan niat hanya untuk puasa Ramadhan saja, bukan untuk puasa yang lain. Misalnya, seseorang melakukan niat puasa Ramadhan, namun jika besoknya dia bepergian, maka dia mau puasa sunnah. Niat seperti ini tidak sah karena tidak memutlakkan niat hanya untuk puasa Ramadhan saja.
Keempat
Harus melakukan niat setiap malam selama bulan Ramadhan. Hal ini karena setiap hari selama bulan Ramadhan merupakan ibadah mustaqillah (independen), tidak dapat dikaitkan dengan hari sebelumnya atau setelahnya. Oleh karena itu, menggabungkan niat hanya di awal malam hari pertama bulan Ramadhan untuk seluruh puasa selama satu bulan dinilai tidak cukup.