Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Ir Chairul Hudaya ST, M.Eng, Ph.D, IPM yang membuat produk teknologi tepat guna berupa mesin penetas telur otomatis bertenaga surya. Ia berharap teknologi tepat guna ini dapat bermanfaat bagi pengurus yayasan dan para santri Yayasan Rumah Yatim dan Pesantren (RYP) Ruhama untuk menunjang kemandirian pengurus dan para santri.
Chairul Hudaya mengatakan RYP Ruhama memerlukan program pemberdayaan santri setelah kelulusan. Mengingat lokasi pesantren yang berada di tengah tengah perkampungan warga, sehingga hibah alat ini dapat memberdayakan para santri serta masyarakat sekitar juga untuk dapat produktif berwirausaha dan menjadi sumber mata pencaharian. Mesin penetas berkapasitas 100 telur tersebut diperoleh langsung dari pengrajin kemudian Chairul merekayasa aliran listriknya menjadi sistem solar charging sehingga alat ini menjadi bebas biaya listrik yang hemat dan efisien.
Dengan rekayasa teknologi yang dilakukan Chairul, alat penetas telur ini dapat bekerja dengan memanfaatkan energi cahaya matahari dan mampu menetaskan telur secara otomatis selama 21 hari meskipun jaringan listrik PLN padam. Sebagai bentuk implementasi Program Pengabdian Masyarakat (Pengmas), Chairul berinisiatif menghibahkan alat tersebut kepada Yayasan Rumah Yatim dan Pesantren Ruhama (RYP Ruhama). Serah terima Mesin Penetas Telur dilaksanakan pada Sabtu (29/9).
Program ini merupakan bentuk implementasi prioritas pemberdayaan masyarakat dan kewirausahaan berbasis ekonomi kreatif, sosial, budaya dan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produk lokal dan jasa sehingga menjadi produk unggulan daerah yang berdaya saing dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program ini memanfaatkan dana hibah pengabdian masyarakat dari Unit Riset dan Pengabdian Masyarakat FTUI serta dibantu oleh sejumlah mahasiswa magister FTUI yaitu Yoyok D.S. Pambudi, ST, MT, Bayu Imadul Bilad, S.Pd dan Wahyu Taufiqurahman, S.Pi. RYP Ruhama merupakan yayasan yang didirikan pada tahun 2010 dan saat ini menampung lebih dari 150 santri yang berasal dari hampir seluruh provinsi di Indonesia.