Makan berlebihan saat berbuka puasa tak jarang terjadi terutama akibat rasa lapar setelah berpuasa selama 14 jam. Dokter menyebutkan makan berlebihan bisa menyebabkan timbulnya masalah-masalah pencernaan, salah satunya dispepsia.
Dispepsia merupakan istilah kedokteran untuk sekumpulan sindrom yang mengindikasikan suatu masalah pencernaan. Yaitu timbulnya rasa tidak nyaman pada saluran cerna bagian atas atau di ulu hati.
"Pada saat kita makan secara berlebihan, akan terjadi lambung yang berpotensi melemahkan sfingter, yaitu otot yang berada di antara esofagus dan lambung. Yang tugasnya adalah mencegah aliran asam lambung ke atas," terang dr Rospita Dian, konsultan kesehatan dari Johnson and Johnson's Indonesia.
dr Dian, sapaannya, melanjutkan bahwa pada saat distensi atau pelebaran pada lambung yang diakibatkan terlalu banyak makan pada saat yang bersamaan maka ada potensi fungsi sfingter yang melemah dan asam lambung naik ke atas dan menyebabkan dispepsia.
Dispepsia sering disalah artikan sebagai penyakit mag, walau menurut ahli pencernaan dr Errawan R. Wiradisuria, SpB(K)BD, MKes, dari Siloam Hospital Kebon Jeruk (SHKJ) Jakarta tak semua gejala dispepsia berarti mag.
"Orang mengeluh sakit lambung, mual, sakit ulu hati, dan kemudian kadang-kadang sakit ulu hati menjalar ke punggung. Itu namanya dispepsia. Nah itu dibilangnya sakit mag melulu. Mag selalu jadi kambing hitam," kata dr Errawan, beberapa waktu lalu.
Selain mag, gejala dispepsia dapat menjadi gejala dari beberapa masalah pencernaan terutama pada lambung, seperti tukak lambung atau gastro esophageal reflux disease (GERD) atau penyakit refluks asam. Lebih bijak saat makan berbuka agar hindari terjadinya dispepsia yuk!