Ukurannya yang mini membuat peneliti sulit mengidentifikasi
harvard.edu
Kamu tentu pernah mempelajari sejarah evolusi manusia, bukan? Tapi di antara sekian banyak spesies manusia purba, apakah kamu pernah mendengar istilah Homo floresiensis? Jika belum, sepertinya kamu wajib tahu nih, karena eksistensi mereka di masa lampau masih menyisakan teka-teki bagi para peneliti.
Berikut penulis sajikan tujuh fakta menarik tentang spesies manusia purba Homo floresiensis.
Nationalgeographic.com
Homo floresiensis merupakan temuan hominin jenis baru yang ditemukan di Gua Liang Bua pada tahun 2003 lalu. Meski memiliki ciri fisik yang lebih mengarah ke genus 'homo', spesies ini memiliki postur tubuh yang cukup nyeleneh, lho!
thesun.co.uk
Pernah menonton film Hobbit? Yup, karakter hobbit dalam film tersebut digambarkan sebagai makhluk mirip manusia bertubuh pendek dan cenderung kerdil. Nah, seperti itulah kira-kira konstruksi tubuh yang dimiliki oleh spesies Homo floresiensis. Dengan tinggi yang hanya berkisar 1 meter, spesies ini masuk kategori manusia pigmi modern.
nationalgeographic.com
Selain fosil tulang belulang manusia, tim ekskavasi Situs Liang Bua juga menemukan ribuan fragmen sisa tulang hewan yang didominasi oleh spesies tikus besar. Diduga kuat, Homo floresiensis dulunya bertahan hidup dengan cara mengonsumsi tikus besar yang pasokannya melimpah tersebut, baik dengan cara dimakan mentah maupun dibakar. Keberadaan spesies tikus besar yang konon hanya dapat dijumpai di Pulau Flores itu hingga kini masih ada. Warga setempat juga sering memanfaatkannya sebagai bahan konsumsi.
nationalgeographic.com
Volume otak spesies ini sangat kecil, bahkan hanya setara dengan volume otak simpanse. Namun yang mengejutkan, bentuk tengkoraknya justru menyerupai spesies Homo erectus, dengan ukuran lengan dan kaki yang pendek.Karena itulah, posisi mereka belum jelas dalam pohon keluarga manusia. Bisa saja mereka merupakan keturunan dari nenek moyang yang memiliki postur tubuh normal, namun habitatnya yang terisolasi menyebabkan tinggi badannya perlahan menyusut.
nature.com
Berdasarkan penelitian oleh Australian National University, Homo floresiensis tidak menunjukkan banyak kemiripan ciri fisik dengan Homo erectus, justru lebih mengarah ke Homo habilis. Sehingga kuat dugaan bahwa Homo erectus bukanlah nenek moyang dari Homo floresiensis.
anu.edu.au
Dugaan awal, temuan tulang belulang manusia yang ditemukan di Situs Liang Bua berusia anak-anak. Namun pada tahun 2004, peneliti mengumumkan bahwa tulang tersebut diidentifikasi sebagai manusia purba dewasa. Sayangnya, banyak peneliti lain justru meragukan hal itu dengan dalih mereka jarang sekali menemukan sisa tulang belulang manusia kerdil pada setiap penelitian yang dilakukan.
Kontroversi itu berakhir pada tahun 2009 ketika seorang antropolog Amerika, William Jungers berhasil membuktikan bahwa ruas jari tulang tersebut identik dengan milik manusia purba.
si.edu
Perubahan ekologi menyebabkan jejak Homo floresiensis, stegodon, dan bangau raksasa yang hidup pada masa itu menghilang dari Gua Liang Bua. Namun bukan berarti punah, diperkirakan mereka bermigrasi ke wilayah lain.
Pendapat lain justru mengatakan bahwa spesies ini memang mengalami kepunahan akibat tidak mampu bersaing dengan spesies manusia lainnya. Sehingga hanya dalam waktu singkat, posisi mereka berhasil tergantikan. Hal ini sekaligus menampik argumen bahwa spesies ini sempat hidup berdampingan dengan manusia modern hingga sekitar 13.000 tahun yang lalu.
Nah, itu dia tujuh fakta menarik atas temuan spesies Homo floresiensis di Flores. Beberapa hal memang masih menjadi misteri, namun itu justru menjadi tantangan tersendiri bagi para peneliti untuk bisa memecahkannya.