The Godfather of Broken Heart Didi Kempot, mengaku telah menyiapkan lima lagu baru yang bakal segera dirilis. Penyanyi asal Solo itu mengatakan, karya-karya terbarunya itu masih tema tentang patah hati.
"Lima lagu yang sudah selesai saya shooting, tinggal launching," kata dia, ditemui di sela konser di Lapangan Desa Ngawu, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul pada Senin 30 September 2019, petang.
"Kayaknya sebentar lagi, menjelang tahun baru. Masih tentang cinta, patah hati," ujar dia.
Didi Kempot mengaku lagu-lagu bertema patah hati karyanya saat ini telah banyak disukai oleh anak muda. Jerih payahnya ini menjadi kebanggaan tersendiri, karena lagu dengan genre musik tradisional campursari bisa masuk ke kalangan milenial.
Ia mengungkapkan, dulu saat menciptakan lagu berjudul Sewu Kutho sempat berpikir apakah bisa diterima oleh kalangan anak muda. Namun saat ini ternyata dirinya banyak menerima undangan untuk bernyanyi di depan para mahasiswa, bahkan hingga rektor.
"Saya bangga karena banyak lagu yang saya tulis di pinggir jalan, karena saya dulu pernah menjadi seorang pengamen jalanan. Sekarang bisa nyanyi di depan mahasiswa bahkan dosen, rektornya nonton," ujarnya.
Sebagai musisi yang telah puluhan tahun berkarya, ia juga menyarankan kepada musisi muda untuk tidak mudah patah semangat jika karyanya masih belum diterima di publik. Menurut dia, kerja keras tidak akan dikhianati oleh hasil.
"Jangan patah semangat. Belum laku ya terus saja dicoba terus, akhirnya sampai ketemu titik keberhasilan itu pasti ada," ucapnya.
Terus Ikut Promosikan Wisata
Tak hanya dikenal melalui lagu-lagu bertema patah hati saja. Didi Kempot pun memiliki banyak karya mengenai wisata. Seperti lagu berjudul Pantai Klayar, Banyu Langit (Gunung Api Purba Nglanggeran), Bangjo Malioboro, Parangtritis, Dalan tembus (Jalan Karanganyar–Magetan).
Didi Kempot mengatakan ada suatu keharusan untuk terus ikut promosi wisata melalui lirik lagu yang ia ciptakan. Dia berharap, lagu-lagu dengan tema tempat wisata bisa ditulisnya dalam waktu setahun atau dua tahun sekali.
"Kayaknya dalam batin saya ada keharusan turut mempromosikan pariwisata yang ada di negara kita ini. Saya inginnya harus selalu ada. Mungkin setahun sekali atau dua tahun sekali harus ada lagu-lagu saya tentang pariwisata," ujar dia.
Ketika lagu tema wisata itu bisa memberikan dampak positif, dirinya pun mendapatkan suatu kepuasan tersendiri.
Seperti halnya lagu berjudul Banyu Langit yang ikut mempromosikan wisata Gunung Api Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul.
"Paling tidak saudara kita pedagang kecil ikut mencari nafkah di tempat wisata itu," kata dia.
"Yang kita dengar, Nglanggeran cukup luar biasa. Saya berterimakasih kepada Tuhan apa yang saya buat bisa bermanfaat untuk orang banyak," ujarnya.