1. Di awal revolusi, pemerintah Kuba di bawah komando Fidel Castro memfokuskan diri membentuk tenaga medis di negaranya
Di awal revolusi pada tahun 1959, Kuba hanya memiliki sekitar 6000 dokter. Separuh di antaranya meninggalkan negeri ini saat pihak Fidel Castro memimpin Kuba. Melihat kenyataan tersebut, pemerintah Kuba lantas memfokuskan diri mencetak tenaga medis dokter dan perawat. Caranya, semua sekolah kesehatan di Kuba dibuka selebar-lebarnya bagi masyarakat, siapa pun yang belajar di sana nggak dipungut biaya sepeser pun.
Dalam kurun waktu 40 tahun, negara pencetak cerutu tersebut berhasil memiliki 109.000 dokter. Hari ini mungkin angkanya jauh lebih banyak. Rasio dokter di Kuba kira-kira 1 dokter dapat melayani 148 penduduk. Setelah sukses mencetak tenaga medis di negara asalnya, Kuba kemudian mendirikan Sekolah Kedokteran Amerika Latin yang membuka peluang bagi pemuda pemudi di luar Kuba yang ingin menjadi dokter tanpa biaya sepeserpun. Keren nggak sih?
2. Selain mencetak sumber daya manusianya, di Kuba seluruh layanan kesehatan dapat diakses secara universal, tanpa dipungut biaya dengan fasilitas kesehatan yang maju
Nggak seperti kebanyakan negara lain, Kuba memiliki mandat konstitusi tentang akses kesehatan gratis dan universal. Di Kuba, seluruh masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan secara gratis. Karena hal tersebut 99 persen proses kelahiran di Kuba dilakukan di rumah sakit dan fasilitas negara. Sistem kesehatan ini telah menjangkau 100 persen masyarakatnya tanpa diskriminasi.
Nggak hanya universal dan gratis, fasilitas kesehatan di negara ini juga sangat maju. Kuba memiliki banyak puskesmas untuk pelayanan kesehatan mendasar. Di negara kecil ini juga terdapat 151 rumah sakit besar. Selain puskesmas dan rumah sakit, di Kuba sendiri terdapat 12 lembaga kesehatan yang berfungsi sebagai tempat penelitian dan pengembangan teknologi kesehatan lo!
3. Karena memiliki lembaga kesehatan dan tenaga medis professional, Kuba dapat menciptakan teknologi medis dan obat-obatan secara mandiri
Kuba memiliki sejarah panjang, negara ini adalah salah satu negara yang mendapatkan embargo oleh Amerika Serikat yang membuatnya terpuruk secara ekonomi. Karena kesulitan tersebut, pemerintah Kuba mendorong para peneliti dan tenaga medis untuk menciptakan teknologi dan obat-obatan sendiri.
Dilansir dari The Atlanthic, sudah sejak lama Kuba menjadi pelopor penemu vaksin untuk penyakit Meningitis B dan vaksin CIMAvak untuk kanker paru-paru yang telah diuji di Amerika Serikat. Keterbatasan ekonomi nggak membuat negara ini menyerah untuk memberi sumbangsih teknologi kesehatan pada dunia.
4. Para dokter Kuba memiliki semangat solidaritas untuk membantu kesehatan di seluruh penjuru dunia
Sejak awal terbentuknya negara tersebut, para dokter Kuba memang memiliki mandat solidaritas demi kesehatan internasional. Para dokter Kuba memang dikenal malang melintang ke berbagai penjuru dunia yang sedang membutuhkan bantuan. Pada tahun 1960 Kuba mengirim dokter ke Chili saat terjadi gempa bumi dahsyat. Tahun 2010 Kuba adalah negara pertama yang mengirimkan bantuan ke Haiti yang sedang diguncang bencana gempa.
Para dokter Kuba juga pernah datang ke Indonesia tahun 2006 untuk membantu masyarakat Yogyakarta yang terkena musibah gempa bumi. Pada 2013 mereka mengirimkan dokter untuk membantu menangani virus Ebola. Dan yang terbaru, kedatangan para dokter Kuba untuk membantu menangani kasus virus corona disambut tepuk tangan warga Italia.
Nah itu dia fakta-fakta tentang sistem kesehatan Kuba yang telah diakui dunia. Keren, kan? Kayaknya peribahasa “Don’t judge a book by its cover” juga berlaku untuk negara ini deh. Salut!