Besok kalau gede mau jadi apa?
Aku mau jadi guru!
Banyak dari kita yang pada masa kecilnya bercita-cita untuk menjadi guru. Mulai dari guru Matematika yang terkenal susah sampai guru TK yang konon katanya mudah untuk dijalani. Tapi, ternyata jadi guru juga tak semudah yang kita bayangkan dulu.
Menjadi guru, artinya tanggung jawab intelektual dan moral murid ada di tanganmu. Tentu saja hal ini bukan hal yang remeh. Apalagi di usia 20-an, masa di mana kamu cenderung ingin fun dan cenderung ceroboh. Nah, ingin tahu gimana perasaan para guru-guru muda kita sebagai garda terdepan pendidikan Indonesia? Hipwee akan uraikan gimana rasanya jadi guru di usia 20-an.
Awalnya, kamu kira menjadi guru itu gampang. Kamu hanya menerangkan apa yang tertulis di buku panduan. Lalu memberikan soal latihan, tugas dan mengoreksi. Selain itu, dengan kondisi murid dengan usia lebih muda maka kamu merasa percaya diri untuk membagi pengetahuanmu. Apapun yang kamu sampaikan pasti muridmu akan percaya.
kamu bayangkan" src="https://cdn-image.hipwee.com/wp-content/uploads/2015/02/P9250033-750x563.jpg" style="height:300px; width:400px" />
Yang ada dalam bayanganmu sebelumnya yaitu suasana kelas akan aman, nyaman, tenang, damai, hikmat, sentosa. Tidak ada problematika yang berarti. Easiest job on the worldpokoknya.
Rambut murid-muridmu mungkin sama-sama hitam, tapi wataknya pasti berbeda. Sebab mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, keluarga yang beda dengan kebiasaan yang beda pula.
Adegan lumrah di kelas 1 SD:
Kamu : Anak-anak, sikat gigi sebaiknya berapa kali dalam sehari?
Murid A : Dua kali, Bu Guru!
Murid B : Tiga, Bu!
Murid C : Kasih tahu, gak ya…
Usai mata pelajaran olahraga, muridmu sedang capek-capeknya :
Kamu : Anak-anak hari ini kita belajar tentang hukum termodinamika ke 5 yaa.
Murid : Yaaa (dengan lemas)
Kamu : Hukum ini menjelaskan tentang benda yang tenggelam dan bla bla blaaaaa………… *10 menit kemudian*
Murid : (Satu-persatu mulai tenggelam di bawah meja)
*Rasanya kamu pengen marah-marah dan berubah jadi singa dan mengaum biar semua bangun*
Kamu : Hari ini basket 3 on 3 yaa, ayo bagi kelompok.
Murid : Pak, saya izin gak ikut ya?
Kamu : Lho, kenapa?
Murid : Saya alergi matahari Pak. Nanti kalau kena matahari jadi bersinar kayak vampir, lalu … (Alasannya kalau dirangkung bisa seperti Pembukaan UUD 45)
*Mati berdiri, telingamu jadi tuli, matamu kabur, dan akalmu berhenti seketika*
*Tuhan, berikan saya kekuatan untuk menanggapi tingkah anak muda jaman sekarang*
Setelah menjelaskan panjang lebar, gadis paling belakang dengan wajah tertunduk sambil memandangmu sinis.
Kamu : Nak, bagaimana apakah ada yang susah?
Murid : Gak (wajahnya ketus)
Kamu : Loh kok kamu malah diem saja, Nak?
Murid : Jangan panggil saya ‘Nak’, mbak…
Kamu : (Apa dosa saya?)
(Ternyata uang jajan Rani sedang dipotong sama Mamanya).
Setelah meceritakan sejarah perang dunia 2 yang sebanyak 5 halaman.
Kamu : Anak-anak, bagaimana ada pertanyaan?
Murid : *hening* (Ada yang main Hp, ada yang ngobrol sendiri, ada yang dandan, ada yang sudah melayang ke alam mimpi bahkan sudah ada yang pulang duluan)
Kamu : (Di dalam hati) Ini rasanya lebih sakit dari dicuekin sama pacar.
Saat kamu mengajar tentang perkembangbiakan di SD.
Kamu : Ada pertanyaan?
Murid: Saya, Bu. Duluan telur atau ayam, Bu?
Kamu : Hhhhmmmmmmm *menghela nafas*
Murid: Kalau telur dulu, siapa yang mengerami? Tapi kalau ayam duluan, keluarnya dari mana?
Kamu : *Gak bisa nafas* (Rasanya kamu pengen loncat dari jendela)
Saat kamu jadi wali kelas anak SD:
Mama : Ya ampun Devi, ini kamar kok berantakan sekali, sih?
Kamu : Hehehe, Mama harusnya lihat bentuk ruang kerja aku di sekolah.
Wali murid : Bu, itu Dion gimana ya kok susah banget saya suruh ngerjain PR. Sukanya malah main games terus.
Kamu : Kalau sempet coba Ibu temenin pas ngerjain PR.
Wali murid : Yaampun Bu, saya gak sempet. Tiap hari kekantor, pulang malem. Itu yang laporan neneknya, dan bla bla blaaaa.
Kamu hanya mannggut -manggut dengerin curhat para orangtua tentang apapun.
Senior : Bil, ini lho ada produk wadah makan baru, warnanya lucu. Cocok banget buat kamu yang masih muda.
Kamu : Ah, saya sih belum pengen Bu, lagian saya juga jarang bawa bekal.
Senior : Lho justru mulai sekarang kamu mulai nyicil beli produk-produk ini biar besok pas udah berkeluarga gak perlu beli lagi.
Kamu : (Mesem)
Senior : Ayolah, eh kalau kamu beli sekarang dapet diskon lho. Senin harga naik!
Kamu : (Mesem) Ya udah deh Bu, tak beli satu aja yaa.
Saat lagi jam istirahat, makan siang bersama di ruang guru. Kamu baru putus sama pacarmu dua minggu yang lalu.
Kepsek : Nia, kamu sekarang gak punya pacar ya? Kok gak ada yang jemput lagi?
Kamu : Iya Bu, saya sekarang jomblo. Kenapa memangnya?
Kepsek : Itu lho, Pak Doni guru fisika juga jomblo. Kalian jadian aja. Gak usah cari jauh-jauh, dia itu sudah baik mapan lagi.
Kamu : heeeeee….
Kepsek : Kemaren dia sering nanya-nanya kamu lho.
Guru-guru seruangan: CIYEEEE CIYEEEEE
Catatan Hati Seorang Guru:
Aku berdosa, aku gagal membuat mereka paham.
Pakai sistem mevebumayusauneplu –> menjelaskan nama planet
Pakai sistem bebek mangan cacing seret banget rasane–> tabel periodik
Kamu akan mati-matian buat mencari cara yang mudah agar muridmu paham dengan apa yang kamu jelaskan.
Tapi kalau jelasin materi kalkulus seperti ini, gimana ya? Mereka nonton Bill Cosby gak ya?
Muridmu jadi suka belajar–> Bahagia
Muridmu menjadi lebih sopan –> Bahagia
Muridmu jadi juara –> Bahagia setengah mati.
Murid : Ibu, aku boleh curhat gak?
Kamu : Apa?
Murid : Gimana ya Bu, saya itu suka sama Roni tapi Roni malah suka sama Reni. Terus Reni justru suka sama Riko. Aku kudu gimana ya Bu?
Kamu : Masih kecil gak usah mikir pacaran, memantaskan diri dulu menjadi pelajar yang baik.
Kamu menjadi tempat curhat murid-muridmu.
Bagaimanapun karaktermu, sebagai guru di usia muda adalah tanggung jawab yang tidak mudah. Mungkin kamu terbiasa menggunakan pakaian kasual atau tampil flashy dengan hiasan yang menyilaukan mata. Namun, kamu cenderung berubah saat menjadi guru, karena kamu akan tumbuh menjadi anak muda yang lebih sopan dalam banyak hal, berpakaian salah satunya.
Menjadi guru itu artinya muridmu akan mencontohmu, jadi meski kamu seorang penikmat fashion kamu akan memilih busana yang lebih apik, sopan dan sederhana. Gak jarang kamu akan menghindari dirimu dai hal-hal negatif demi menjaga sosok panutan bagi anak didikmu.
Terbiasa menghadapi murid-muridmu yang bandel, seringkali membuatmu menjadi pribadi yang lebih sabar dalam menanggapi sikap buruk orang. Kamu juga terlatih untuk lebih bijaksana dalam menyelesaikan masalah. Kamu tahu, bahwa kadang masalah tak selamanya harus diselesaikan dengan marah-marah, tapi pendekatan secara personal justru bisa lebih efektif.
“Kamu mungkin tidak tahu sampai kapan kamu akan melakukan. Namun kamu tahu, sekali menjadi guru, seumur hidup kamu telah memberi inspirasi”
Menjadi guru bukan hanya menjadi tempat untuk menggali ilmu pengetahuan, tapi menjadi panutan dalam sikap dan kepribadian yang baik juga menjadi tanggung jawab yang harus penuhi. Tugas mulia ini membuatmu menjadi anak muda yang lebih bijak dan dewasa dalam bersikap dan menyelesaikan masalah.
Jika orang tanya profesi formal apa yang paling berarti (berat dan penting) di dunia ini? Guru adalah jawabannya.
Terima kasih dan selamat menginspirasi, Bapak dan Ibu Guru.