Sebuah studi mengungkap bahwa jamur psilosibina sering disebut juga sebagai " jamur ajaib" atau magic mushroom .Mengapa demikian?Ternyata dala, jamur psilosibina ini mengandung senyawa yang berpotensi untuk mengatasi depresi.Senyawa yang dinamai sama dengan jamurnya ,psilosibina itu bersama lysergic acid diethylamide (LSD) sebenarnya dikategorikan sebagai obat psikedelik, jenis obat yang digunakan untuk mengubah mood.
Reputasinya sebagai psikedelik kerap membuat psilosibina disandingkan dengan obat-obatan terlarang. Namun siapa sangka, sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Psychoactive Drugs pada 9 Januari 2017 lalu mengonfirmasi fungsinya sebagai antidepresi.
Studi itu menunjukkan bahwa pasien depresi yang mengonsumsi psilosibina bersama dengan sejumlah terapi pendukung menunjukkan perkembangan. Hal itu ditunjukkan oleh semakin membaiknya koneksi antarbagian otak.
"Terapi psilosibina telah terbukti aman dalam beberapa penelitian di berbagai populasi pasien," kata peneliti Kelan Thomas dari Touro University California seperti dikutip Science Alert, Sabtu (8/7/2017).
Dibandingkan dengan bentuk pengobatan lain, psilosibina menghasilkan efek yang lebih Baik. Maka, hal ini bisa menjadi alternatif bagi pasien yang telah gagal merespons pengobatan atau prosedur lainnya.
"Keuntungan terapi bantuan psilosibina adalah hanya memerlukan beberapa sesi pemberian dosis dan efeknya bertahan lebih lama daripada pengobatan lainnya,” tulis Thomas dan para peneliti lainnya dalam laporannya.
Meski demikian, psilosibina tidak ditujukan untuk konsumsi secara independen. Sebab, belum adanya bukti kuat penggunaan tanpa adanya sesi terapi. Namun, manfaat yang terbukti lewat riset ini memberi harapan.
Peneliti masih perlu melanjutkan riset klinis ke tahap selanjutnya. Saat ini, uji klinis masuk pada tahap dua, untuk mengungkap keampuhan obat. Peneliti akan melanjutkan ke tahap 3 untuk mengonfirmasi keefektifan.Pengujian secara ketat memang diperlukan karena reputrasi psilobina sebagai obat berbahaya. Menjadikan psilobina sebagai obat ibarat mengubah persepsi bahwa ganja bermanfaat, bukan sekadar pemicu kecanduan.