Sains tidak melulu soal penelitian dan penemuan. Ada cara lain melihat artikel sains yang menarik dan informatif. Salah satunya dengan foto. Dilansir dari livescience.com, inilah 10 foto sains dan kisah-kisah di belakangnya.
Mumi Mesir ini mungkin sudah berusia lebih dari 2.000 tahun.Namun pengujung tetap bisa menatap mata coklat, mengagumi gelapnya bola mata itu, dan melihat rambut keritingnya. Mumi ini sedang berada di sebuah pameran terbuka di American Museum of Natural History di New York.
Para peniliti memperkirakan bahwa ada 5,9 juta lebih penguin Adelia yang berada di Antartika. Sementara total populasi spesies ini di dunia kemungkinan 14 sampai 16 juta penguin.
Sebagian besar dari Great Barrier Reef (kumpulan terumbu karang terbesar di dunia) yang berada di Laut Koral, lepas pantai Queesland, Australia sudah mati. Kerusakaan ekosistem terumbu karang ini dikarenakan pemanasan global yang terus berlanjut.
Awan jamur tersebut merupakan salah satu rekaman bersejarah tentang tes senjata nuklir AS. Total ada sekitar 10.000 rekaman yang tercipta dari tes senjata nuklir antara tahun 1945 sampai 1962.
Seorang dokter terkejut melihat cincin jaringan melingkari iris kedua mata seorang wanita 37 asal Tiongkok. Cincin jaringan itu disebut iris collarette yang menonjol. Ia merupakan variasi bagian dari iris yang datar.
Sebuah cahaya biru terlihat pada gelombang di sepanjang pantai Tasmania, Australia Selatan. Walau terlihat sangat cantik, namun kemungkinan itu sinyal berbahaya.
Sebab cahaya menakutkan itu berasal dari alga mekar yang bercahaya tapi dikenal mengacaukan jaringan makanan laut. Memang alga tersebut tidak beracun bagi manusia. Tetapi bisa menyebabkan iritasi kulit pada orang berenang di sekitarnya.
Sebuah virtual reality tersedia untuk pengujung Natural History Museum of Los Angeles. Di sini, pengujung bisa mengekplorasi serangkaian ekosistem laut menggunakan headet yang bernama The Blu: An Underwater VR Experience. Kita bisa menyentuh ikan, kura-kura, karang laut, bahkan seekor ikan paus berbesar 24 meter.
Menurut studi baru dalam jurnal The Science of Nature, laba-laba bisa makan apa saja. Mereka bahkan bisa memakan 880 juta ton serangga setiap tahunnya.
Para ilmuan baru-baru ini menemukan dua spesies baru katak di Amazon. Dua spesies ini memiliki warna cerah yang belum ada diklasifikasi katak sebelumnya. Namanya Dendropsophus leucophyllatus dan Dendropsophus Triangulum.
Peneliti Italia meneliti lukisan abad pertengahan yang mungkin telah menemukan awal dracunculiasis, infeksi parasit di mana cacing panjang ke laur dari kulit. Orang yang mengalaminya akan merasa sangat panas seperti terbakar dan membuat kulit melepuh.