Bangsa Eropa yang datang dan menjajah Indonesia membawa banyak pengaruh dalam berbagai bidang salah satunya sosial budaya di Indonesia.
Pada saat itu, di Hindia Belanda muncul suatu kebudayaan yang bernama kebudayan Indis. Kebudayaan ini adalah perpaduan kebudayaan Belanda atau barat dengan kebudayaan jawa, baik dalam gaya hidup, arsitektur, dan sosial budaya di Hindia Belanda.
Pada masa penjajahan terutama masa penjajahan Belanda, pemerintah kolonial sering berkomunikasi dengan bahasa Belanda. Kebiasaan tersebut sedikit banyak mempengaruhi budaya penduduk Indonesia terutama bidang bahasa.
Baca juga: Dampak Perkembangan Kolonialisme dalam Bidang Ekonomi
Beberapa kata dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa Indonesia. Contohnya, kain untuk mengeringkan badan setelah mandi dalam bahasa Belanda adalah Handdoek, sedangkan dalam bahasa Indonesia adalah Handuk.
Selain bahasa, bangsa Barat juga memperkenalkan berbagai macam hiburan seperti musik internasional hingga tarian dansa.
Ilmu arsitektur khas bangsa Barat juga banyak digunakan pada masa penjajahan. Banyak bangunan bersejarah seperti Lawang Sewu di Kota Semarang yang menjadi saksi bisu dampak kolonialisme di bidang budaya.
Dikutip dari Sejarah Indonesia Modern (2008) karya MC Ricklefs, muncul berbagai seniman terkenal salah satunya adalah Raden Saleh. Beberapa lukisan Raden Saleh masuk ke dalam penerbitan-penerbitan Eropa pada abad XIX.
Dampak kolonialisme dan imperialisme dalam sosial budaya adalah dengan munculnya agama Kristen pada abad XIX di masyarakat pribumi. Penyebaran agama Katolik dan Kristen Protestan tidak lepas dengan para misionaris yang berasal dari bangsa Barat.
Baca juga: Dampak Perkembangan Kolonialisme Dalam Bidang Politik
Selain penyebaran agama baru, berikut ini dampak lain kolonialisme dan imperialisme di bidang sosial:
1. Terjadi perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial, yaitu: Golongan Timur Asing yang terdiri dari orang Cina dan Timur Jauh Golongan Eropa yang terdiri dari orang Belanda dan orang Eropa lainnya Golongan pribumi
2. Ada mobilitas sosial dengan adanya gelombang transmigrasi, terutama untuk memenuhi tenaga-tenaga di perkebunan-perkebunan di luar Jawa yang dibuka oleh Belanda.
3. Muncul kelompok buruh dan kelompok majikan. Hal ini disebabkan berdirinya pabrikdan perusahaan sehingga pekerjaan masyarakat Indonesia menjadi dinamis.
4. Munculnya masyarakat terdidik karena tuntutan memenuhi pegawai pemerintah sehingga menyebabkan didirikannya sekolah-sekolah di berbagai kota. Faktor ini kemudian mendorong lahirnya elit terdidik atau priyai cendikiawan di perkotaan.
5. Terbentuknya status sosial dimana yang tertinggi adalah Eropa lalu Asia dan Timur yang terakhir kaum Pribumi.