Dampak negatif bioteknologi memang cenderung lebih sedikit jika dibandingkan dengan beragam manfaat yang bisa kita peroleh darinya. Namun, hal ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu mengkhawatirkan dampak-dampak tersebut. Jika dibiarkan, dampak-dampak negatif bioteknologi ini bisa saja menjadi masalah besar. Oleh karena itu, kita harus mengenalinya sebagai langkah awal terjadinya masalah besar yang mungkin saja akan timbul akibat penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak negatif bioteknologi yang pertama misalnya adalah terjadinya reaksi alergi. Dampak ini timbul akibat penyisipan gen asing pada mahluk hidup yang menjadi makanan manusia. Oleh karena itu, gen asing yang disisipkan melalui rekayasa genetik perlu diuji dan diteliti dalam jangka waktu yang lama untuk memastikan keamanannya bagi manusia. Contoh kasus alergi misalnya terjadi pada konsumsi obat antibiotik pada ibu hamil yang bisa menyebabkan bayi dalam kandungannya mengalami gangguan pertumbuhan.
Gen asing yang mengkontaminasi produk makanan seperti bakteri Burkholderia cocovenenans pada pembuatan tempe bongkrek juga merupakan contoh dampak negatif bioteknologi yang perlu diwaspadai. Efek dari racun biologis yang dihasilkan bakteri ini bisa membuat terganggunya sistem pernafasan dan bahkan menyebabkan kematian bagi orang yang mengkonsumsinya.
Keanekaragaman plasma nutfah secara berangsur-angsur mulai menurun akibat adanya teknologi rekayasa genetik dalam memproduksi berbagai varian bibit unggul tanaman. Varian lokal ditinggalkan karena petani lebih memilih membudidayakan tanaman dengan penampilan fisik dan fisiologis yang lebih baik. Ini merupakan dampak negatif bioteknologi yang juga perlu diwaspadai. Pemberdayaan melalui konservasi plasma nutfah yang mulai punah akibat hadirnya gen-gen unggul tanaman baru merupakan salah satu tindakan nyata yang dapat dilakukan.
Kondisi keseimbangan ekosistem juga mulai terganggu dengan bioteknologi konvensional dan modern yang mulai diterapkan dewasa ini. Contoh yang sudah terjadi misalnya tanaman kapas BT yang merupakan hasil rekayasa genetik telah mampu membunuh hama ulat yang memakannya. Bukan hanya itu, racun dalam tanaman unggul ini juga menyebabkan matinya banyak larva kupu-kupu dan serangga-serangga lainnya yang tidak bertindak sebagai hama tanaman.
Selain menimbulkan 4 dampak negatif di atas, bioteknologi juga telah menyebabkan beberapa dampak lain yang antara lain: