Kasus kejahatan pedofilia melalui sebuah grup di Facebook membuat banyak orang tua khawatir. Berikut ini pembahasnya secara mendalam bersama seorang psikolog sebab pedofilia adalah salah satu gangguan kejiwaan.
Apa itu pedofilia dan apa penyebabnya?
Sebenarnya apa sih pedofilia? Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., selaku Psikolog, anak dan keluarga menjelaskan pedofilia itu definisi kerennya adalah minat seksual yang menetap, kuat dan berulang terhadap anak-anak usia prapubertas (<13 tahun) yang muncul dalam bentuk pemikiran, fantasi, dorongan seksual, gairah seksual, atau aktivitas seksual. Itu tadi adalah definisi dari American Psychiatric Association (2000).
Penyebab bisa bervariasi, mulai dari pengalaman buruk di masa lalu yang ingin dibalaskan kepada anak lain. Bisa juga karena dulu pernah menjadi korban namun menikmatinya, lalu merasa bahwa perilaku itu adalah perilaku yang nyaman untuk dia. Ada pula orang-orang yang karena kecemasan berinteraksi dengan orang dewasa lain, lalu hanya berani melakukannya kepada anak-anak.
Pelaku pedofilia nyata bukannya hanya pria, melainkan terjadi pada para wanita juga. "Wanita pun bisa menjadi pelaku pedofilia. Salah satu admin Candy’s Group kan kabarnya perempuan kan?" ujar Psikolog Anna saat dihubungi tim Vemale.com.
Pedofilian ini pun termasuk gangguan psikologis dan gangguan seksual, masuk dalam klasifikasi paraphilic disorder / gangguan paraphilia (minat seksual yang intensif atau kuat serta menetap terhadap pasangan yang bukan orang dewasa yang setuju melakukan aktivitas seksual).
Ciri pedofilia dan cara melindungi anak
Melihat hal tersebut, Psikolog Anna pun menyarankan waspada dengan beberapa ciri. Namun bukan kekhawatiran berlebihan.
"Artinya kalau kita mencermati ada orang di sekitar kita yang punya beberapa ciri, maka kita bisa bekerja sama dengan orang-orang dewasa yang kita kenal di sekitar kita untuk bersama mengawasi anak-anak kita,"tambahnya.
Sebagai orangtua kita juga bisa mengajari anak kita untuk melindungi dirinya, misalnya menolak disentuh orang lain, terutama di area kemaluan, pantat, dada, dan bibir. Anak juga perlu diajari untuk menolak difoto ketika ia tidak berpakaian lengkap. "Kita pun mesti membiasakan diri untuk menggantikan baju anak atau memandikan di tempat tertutup, jangan sampai menggantikan baju di pantai atau pinggir kolam renang umum," ujarnya
Selain itu, terdapat beberapa indikator, namun ini tidak berarti pasti pedofil. Menurut psikolog Anna, jangan menghakimi sebab belum tentu seperti itu.
Berikut waspadai orang-orang:
Sebagai orang tua kita berkewajiban mengajarkan anak agar tidak melakukan perbuatan menyimpang seperti pedofelia saat dewasa kelak.
"Pada dasarnya yang kita ajarkan kepada anak adalah menghargai diri sendiri, dan menghargai orang lain secara setara,