Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Bukan dalam Format Hitam-Putih, Ini 18 Potret Indonesia Tempo Dulu Versi Berwarna. Intip Bareng, yuk!

Bukan dalam Format Hitam-Putih, Ini 18 Potret Indonesia Tempo Dulu Versi Berwarna. Intip Bareng, yuk!

- Jumat, 06 September 2019 | 08:57 WIB
Bukan dalam Format Hitam-Putih, Ini 18 Potret Indonesia Tempo Dulu Versi Berwarna. Intip Bareng, yuk!

Tepat tanggal 17 Agustus 2019 lalu, negara kita tercinta Indonesia genap berusia 74 tahun. Seperti tahun-tahun sebelumnya, semua masyarakat bersuka cita menyambut hari kemerdekaan Indonesia. Ada yang bersemangat mengikuti upacara pengibaran Sang Merah Putih, ada yang antusias berpartisipasi dalam lomba-lomba di sekolah, dan ada juga yang mengadakan syukuran di kampung.

Sebelum Indonesia menjadi negara seperti yang kita kenal sekarang, ada banyak sekali peristiwa yang sudah terjadi di negeri ini. Sebagian terekam dalam dokumentasi yang tersimpan di arsip-arsip perpustakaan, sebagian lagi mungkin jadi koleksi pribadi mantan pejuang negeri. Dalam rangka memperingati HUT RI kali ini, sudah dikumpulkan potret Indonesia tempo dulu. Bukan dalam format hitam-putih, melainkan versi berwarna. Yuk, kita simak bersama!

1. Potret keruwetan Jakarta sudah terlihat sejak tahun 1960-an. Ruas jalanan dipenuhi kendaraan bermotor, nggak begitu beda sih ya sama sekarang

Jalanan Jakarta 1960-an. 

2. ‘Penampakan’ Monumen Nasional atau Monas, yang zaman dulu dihiasi patung kayu di 4 sudutnya. Seiring jatuhnya Soekarno, patung-patung tersebut dibuang

Monas zaman dulu. 

3. Jalan Sudirman Jakarta tahun 1969, masih cukup lengang

Sekarang sih udah penuh kendaraan. 

4. Masih di Jakarta, kali ini potret Bundaran HI tahun 1980. Sudah banyak yang berubah ya kalau dibandingkan sekarang

Bundaran HI Jakarta. 

5. Ini adalah halte kereta api Pegangsaan Jakarta, sekitar awal 1960-an. Sekarang sih sudah dibongkar dan jadi jalur layang kereta Manggarai-Kota

Halte Pegangsaan. 

6. Kalau ini potret pasukan Belanda saar Agresi Militer II di Yogyakarta, tahun 1948

Pasukan Belanda. 

7. Tugu fenomenal di Yogyakarta tahun 1920-an, masih asri karena banyak pepohonan

Tugu Jogja.

8. Penjual makanan saat menyambut kereta yang memasuki peron di Stasiun Cirebon, tahun 1968

Stasiun Cirebon.

9. Kalau ini potret Kota Madiun tahun 1973, kereta apinya masih seliweran di tengah kota ya… Bentuknya juga masih jadul banget

Kota Madiun 46 tahun lalu. 

10. Ini ‘penampakan’ kota metropolitan Surabaya zaman masih tahun 1940. Mobil-mobilnya old school banget

Surabaya, 1940. 

11. Masih di Kota Surabaya, kerusuhan ini merupakan aksi tentara Belanda tahun 1948

Nggak kebayang hidup di zaman dulu, bom dimana-mana. 

12. Dari bentuk jalanannya, kayaknya udah ketahuan deh ini di mana. Yup, ini potret Jalan Legian, Bali tahun 1988

Jalan Legian, Bali. 

13. Kalau ini Pantai Kuta, Bali, waktu masih tahun 1980. Masih bersih banget karena belum tercemar. Sekarang sih pasirnya aja udah mulai menghitam ya

Pantai Kuta

14. Situasi saat tentara Belanda berpatroli ke perkampungan di Semarang, sekitar tahun 1948

Warga menyaksikan tentara Belanda berpatroli

15. Ini adalah potret apotik di zaman dulu banget, sekitar tahun 1880. Kualitas fotonya aja masih buram banget ya

Apotik zaman dulu. 

16. Proses melahirkan di Jawa sekitar tahun 1960-an, masih dilakukan di rumah dengan dibantu dukun bayi, dan memakai lampu yang dinyalakan untuk mencegah roh-roh jahat mendekati bayi

Proses melahirkan di Jawa.

17. Potret pabrik vespa tahun 1975, motor yang waktu itu jadi primadona banget

Pabrik vespa 1975.

18. Terakhir ada foto istri ke-6 Soekarno, Ratna Sari Dewi (Naoko Nemoto) bersama anaknya yang bernama Kartika Soekarno tahun 1970 di Paris

Kartika Soekarno sendiri lahir di Tokyo dan sepanjang hidupnya hanya pernah sekali bertemu ayahnya, Soekarno. Itu pun saat kondisinya nggak sadar via twitter. Sebagian besar foto-foto di atas sudah melalui proses editing untuk mewarnai gambar yang tadinya hitam-putih. Diambil dari berbagai sumber seperti akun Twitter @potretlawas dan @tukangpulas –akun yang memang fokus mengumpulkan dokumentasi Indonesia tempo dulu lewat lembaga arsip dan perpustakaan di Belanda (90 persen), dan sisanya dari Australia, Amerika, dan Indonesia, seperti dilansir BBC.

Cari Artikel Lainnya