Pasti Anda sering melihat sawah padi yang digenangi oleh air, lantas hal tersebut menimbulkan pertanyaan apakah padi merupakan tanaman air. Sebenarnya, tanaman pangan ini bukan merupakan tanaman air. Hanya saja air menjadi salah satu faktor penting yang harus ada selama masa tanam.
foto: pixabay
Ketersediaan air dapat memengaruhi produktivitas tanaman, luas area tanam serta intensitas pertanaman. Air juga dapat menentukan potensi perluasan areal sawah baru karena bisa menentukan kualitas produksi gabah yang dihasilkan.
Saat ini ketersediaan air irigasi untuk budidaya padi di sawah semakin terbatas karena sudah mulai banyak penduduk atau industri yang mulai menggunakan sumber air, intensitas curah hujan semakin pendek akibat perubahan iklim, cadangan air lokal berkurang, dan terjadinya pendangkalan waduk yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Saat ini, petani harus bisa mengefisiensikan jumlah air yang dimiliki dengan penerapan inovasi teknologi hemat air. Untuk menghasilkan gabah 1 kg, tanaman membutuhkan rata-rata 1.432 liter air. Jumlah ini cukup besar jika dibandingkan dengan untuk menghasilkan 1 kg jagung.
Sebenarnya, air dalam budidaya padi tidak selalu harus menggenang. Air bisa digunakan sesuai dengan kebutuhannya agar pemanfaatan air bisa jauh lebih efisien.
Untuk wilayah yang memiliki tiga kali masa tanam dalam satu tahun, efisiensi air bisa dilakukan pada musim hujan, musim kemarau (MK-1), ataupun musim kemarau (MK-2). Menghemat air bisa membantu petani untuk memperluas area tanam.
Jika pada MK-1 dan MK-2 ketersediaan air benar-benar tidak mencukupi, petani memerlukan bantuan dengan mengambil dari sumber air lainnya dengan pompa air dangkal atau dalam, kolam, embung, atau waduk.
Tanaman padi memiliki tiga fase pertumbuhan, di antaranya fase vegetatif yang berlangsung saat tanaman berumur 0—60 hari, fase generatif saat tanaman berumur 60—90 hari, dan fase pemasakan yang berlangsung saat tanaman berumur 90—120 hari.
Sementara itu, fase pertumbuhan yang ditentukan dari kebutuhan airnya terbagi menjadi 5 fase, di antaranya fase pembentukan anakan aktif, fase pembentukan anakan maksimun, inisasi pembentukan malai, fase bunting, dan fase pembungaan.