Home » Kongkow » Kuliner » Brokoli mengandung senyawa yang memperlambat penuaan

Brokoli mengandung senyawa yang memperlambat penuaan

- Senin, 31 Oktober 2016 | 19:05 WIB
Brokoli mengandung senyawa yang memperlambat penuaan

Tanda-tanda fisik yang menua dapat diperlambat oleh senyawa yang ditemukan dalam brokoli, kubis, dan avokad. Begitu klaim para ilmuwan.

Senyawa atau enzim tersebut memperlambat kerusakan fungsi hati dan mata, kepadatan tulang dan metabolisme. Demikian dilansir Time.

Nicotinamide mononucleotide (NMN)--nama senyawa tersebut--terbukti mencegah tikus laboratorium mengalami kenaikan berat badan seiring bertambahnya usia, meskipun mereka mengonsumsi lebih banyak makanan. NMN mengimbangi hilangnya produksi energi yang dipercaya para ahli merupakan kunci utama proses penuaan pada tubuh.

Riset yang dipimpin Washington University School of Medicine ini melakukan pengujian senyawa pada tikus yang lebih tua untuk melihat apakah NMN dapat membantu memperlambat tanda-tanda penuaan fisik. Mereka juga ingin mencari tahu apakah NMN mampu mengubah metabolisme tikus yang lebih tua layaknya yang muda.

Dengan kata lain, tikus tua memiliki metabolisme dan tingkat energi seperti tikus-tikus yang lebih muda. Saat usia bertambah, tubuh kita kehilangan kemampuan membuat elemen kunci yang dibutuhkan untuk produksi energi, dikenal dengan nicotinamide adenine dinulceotide (NAD).

Riset-riset sebelumnya telah menunjukkan menurunnya kadar NAD dengan menuanya tikus, dan menyuntikkannya langsung pada tikus tidak efektif. Agar dapat meningkatkan kadarnya, periset harus mundur selangkah dalam rantai makanan untuk menemukan NMN.

Saat dilarutkan dalam air dan diberikan pada tikus, senyawa ini muncul dalam aliran darah dalam waktu kurang dari tiga menit. Para periset menemukan, ini cepat dikonversi menjadi NAD dalam banyak jaringan.

Namun menurut para periset, senyawa ini hanya menguntungkan bagi tikus yang lebih tua. Untuk yang muda, tak ada keuntungannya. "Ketika kami memberikan NMN pada tikus muda, mereka tak jadi lebih sehat. Ini karena mereka masih memproduksi NMN alami," jelas penulis riset lain, Dr Jun Yoshino.

Kebanyakan tikus laboratorium hanya mampu bertahan hidup beberapa tahun saja, maka para periset mulai pengobatan NMN selama 5 bulan dan melanjutkannya selama satu tahun. Riset ini tidak mengamati apakah tikus jadi lebih panjang umur, namun dengan menurunnya penyakit yang berhubungan dengan bertambahnya usia, demikianlah asumsinya.

"Karena sel-sel manusia bertumpu pada proses produksi energi yang sama, kami berharap hasil riset ini dapat diterjemahkan menjadi metode untuk membantu orang menjaga kesehatan seiring bertambahnya usia," tulis periset Shin-ichiro Imai, MD, PhD, dikutip Science Daily.

Imai sedang bekerja sama dengan para periset lain dalam melakukan uji klinis guna mengetes keamanan NMN untuk manusia. Percobaan fase pertama dimulai awal tahun 2016 di Keio University School of Medicine, Tokyo.

Temuan riset ini selaras dengan senyawa antipenuaan lain yang juga menjanjikan dalam studi hewan, termasuk hal-hal seperti obat diabetes metformin, rapamycin dan sirtuins, semuanya terlibat dalam proses pembuatan energi. Imai berharap, eksperimen terhadap manusia dapat memperkaya informasi tentang bagaimana menjaga sel-sel tetap muda, dan bukan tidak mungkin menunda atau menghambat penyakit yang terjadi bersama dengan proses penuaan seseorang.

Cari Artikel Lainnya