Bagaimana kondisi cuaca di daerahmu saat ini? Cuaca saat ini cenderung berubah cepat, bahkan ramalan cuaca dari badan resmi pun kadang bisa meleset.
Cuaca memang sangat sulit untuk diprediksi karena kondisinya kerap berubah-ubah dalam waktu yang singkat, terlebih saat ini faktor yang bisa mempengaruhi perubahan cuaca sangat banyak.
Tingkat akurasi perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini menjadi perbincangan karena dianggap sering meleset.
Menanggapi hal tersebut, Ketua BMKG Dwikorita Karnawati memberikan pernyataan bahwa perkiraan yang diumumkan memang tidak 100 persen akurat.
Menurutnya, sejauh ini BMKG mampu memberikan presisi hingga 3 km persegi (tingkat kecamatan) dengan tingkat akurasi 80-85% dengan kurun waktu tiga hari sampai tiga jam sebelum kejadian.
Data perkiraan cuaca tersebut biasanya diperoleh dari sistem komputasi yang rumit, tapi juga bisa diketahui berdasarkan kondisi awan. Lantas apa saja yang mempengaruhi perubahan cuaca dan ramalan cuaca?
Simak informasi lengkapnya, yuk!
Salah satu penyebab terbesar cuaca kerap berubah-ubah tak menentu adalah terjadinya pemanasan global.
Tak tanggung-tanggung, perubahan cuaca akibat pemanasan global bisa mengarah pada perubahan cuaca yang ekstrem.
Pemanasan global ini merupakan proses mencairnya gunung es di kutub bumi mencair karena aktivitas manusia yang kemudian berpengaruh pada kondisi cuaca di seluruh muka bumi.
Selain mengubah cuaca, pemanasan global ini juga bisa mengakibatkan badai, lo!
Kondisi permukaan laut merupakan salah satu penyebab utama perubahan cuaca sehari-hari.
Misalnya, ketika permukaan air laut meningkat secara tiba-tiba, maka curah hujan akan semakin tinggi dan cuaca seketika mudah berubah-ubah.
Sebaliknya, ketika permukaan air laut tidak meningkat secara tiba-tiba, maka curah hujan akan berjalan seperti biasanya.
Meningkatnya permukaan air laut juga merupakan salah satu dampak dari mencairnya es di kutub karena pemanasan global.
Bumi kerap kali mengalami perubahan suhu yang kemudian memberikan dampak terhadap kondisi cuaca, misalnya dalam keadaan suhu tinggi atau rendah.
Selain itu, salah satu faktor yang juga mempengaruhi perubahan cuaca adalah adanya rotasi bumi.
Awan kumulus merupakan jenis awan berbentuk gumpalan kecil-kecil yang terbentuk ketika udara mendingin menuju titik embun yang mana udara sudah tidak bisa lagi menahan semua uap airnya.
Dengan demikian, uap air yang mengembun akan membentuk tetesan air yang kemudian disebut sebagai awan. Awan kumulus ini mengisyaratkan dua kemungkinan, yaitu cuaca sedang akan cerah atau turun hujan.
Awan kumulonimbus merupakan tahap lanjutan dari tahap awan kumulus, di mana awan kumulus yang terbentuk menjadi semakin besar ukurannya hingga menyentuh atmosfer.
Dalam transisi jenis awan ini, kandungan yang ada dalam awan sudah bukan lagi berupa tetesan air, tetapi sudah berubah menjadi kristal es.
Saat awan ini sedang berada di langit, maka hujan lebat akan segera turun menghujam bumi.
Sedangkan jika awan ini sudah muncul di pagi hari, maka kemungkinan terbesarnya di sore hari akan terjadi hujan badai.
Awan kumulonimbus juga menjadi salah satu pemicu terjadinya hujan es.
Awan sirus merupakan jenis awan yang terbentuk sangat tinggi di atmosfer dan terdiri dari kristal es.
Berbeda dengan awan kumulonimbus, awan ini hanya akan menjatuhkan hujan pada daerah dataran yang sangat tinggi atau di garis lintang.
Namun, ketika awan ini terlihat semakin rendah dan menutupi lebih banyak bagian langit, maka kemungkinan akan turun hujan dalam 12 jam ke depan.
Awan stratus merupakan awan yang terbentuk tipis dan membuat kondisi terasa mendung. Meski demikian, awan ini umumnya tidak akan menyebabkan turunnya hujan lebat, tapi hanya sebatas gerimis.
Demikian penjelasan terkait kondisi cuaca yang tak menentu dan ramalan cuaca. Semoga artikel ini bermanfaat ya