Kenakalan itu memang sudah wajar bagi kalangan anak-anak, jika sudah dewasa bukan nakal lagi namanya itu sudah dikatakan bandit, setiap sekolah pasti memiliki siswa yang nakal, Pengertian nakal yang dapat dipahami adalah anak yang suka membuat onar dan melanggar peraturan sekolah.
Setiap murid yang nakal dilingkungan sekolah itu merupakan menambah beban kerja guru,mendidik dan membina mereka bukanlah pekerjaan mudah, apalagi pada zaman sekarang dimana aturan perlindungan anak sedah semakin ketat, jika sseorang guru mengambil tindakan yang salah dalam memberi hukuman pada siswanya bisa jadi, akan berjung ke pengadilan. selain itu prinsip orang tua juga terkadang salah, menggap sekolah itu penanggung jawab sepenuhnya dalam mendidik si anak. padahal pendidikan dan pengajaran sekolah tidak akan berjalan mulus jika tidak ada kerja sama antara guru di sekolah dan murid di rumah.
Berikut oenjabaran yang kami rangkum, semoga bisa menjadi tolak ukur pagi para guru yang sudah kualahan dalam menghadapi murid yang nakal di sekolah.
Hukuman berkala
Setiap sekolah tentunya memiliki peraturan dan konsekuensi dari pelanggaran yang dilakuakn para siswa. nah untuk itu para guru harus konsisten dalam aturan ini. terkadangan guru kurang mengabaikan ini. hari ini dihukum ternyata besok disaat sang anak melanggar aturan lagi, guru tidak menghukumnya, mungkin karena berbagai faktor, seperti sibuk atau sudah merasa bosan. ini merupakan tindakan yang salah. mengutip perkataan dari bapak pendidikan anak (kaks seto) bahwa kenakalan anak itu bagaikan rumput, saat ia tumbuh maka kita akan terus memotongnya. dan itu tidak berhenti sampai ia dewasa.
Didampingi dalam Hukuman
Apapun hukumanya, setiap guru harus mendampinginya sampai hukuman itu tuntas dengan baik, seperti hukuman menghafal pelajaran, maka gurunya harus ada disamping untuk mendampinginya, agar ia tidak melakukan kenakalan lainnya.
Kenakalan yang dilakukan kalangan anak-anak atau siswa disekolah tergantung posisi dan lingkungan di daerah, beda daerah, beda suku maka beda pula tingkat kenakalan anak-anaknya. namun secara garis besar para guru bisa melakukan strategi dibawah ini.
Hukuman Pendidikan/ Hukuman Mendidik
Sesuai anjuran yang ada pada konteks kurikulum 2013, bahwa pendidikan harus dikedepankan dari pengajaran. salah satu contoh hukuman mendidik adalah dengan memberi ia pengajaran dan pelatihan yang membuat ia sadar dan akan sikapnya.
Untuk hukuman diatas peluang berhasilnya hanya 40% karena mungkin terlalu dianggap sepele oleh siswa. nah silahkan mencoba langkah selanjutnya.
Menghadapkan oran tua/wali
Tidak ada cara lain, ini merupakan tahap kedua, karena setelah binaan dan hukuman pendidikan, tahap selanjutnya adalah pemeberitahuan kepada orang tua. disini para guru bisa membeberkan semua dafar kesalahan dari yang pernah dilakukan siswa tersebut.
Drop Out
Biasanya para guru masih memberi toleransi dengan hukuman skorsing dengan harapan sang anak bisa berubah, namun ini sangat kecil peluangnya, karena jika sudah didatangkan orang tuanya dan meberitahukan seluruh pelanggran dan kasus sang anak. namun mesji sudah demikian tetap juga melanggar itu berarti tidak ada harapan lagi dan dilur kendali anda sebagai guru. faktanya, oarang tua kandungnya tidak bisa ia hormati, bagaiman mungkin ia besa menghormati gurunya.
Nah, Pada dasarnya tidak ada cara lain, selain yang tertear di atas, hanya ada tiga langkah
Jika pihak sekolah tetap mempertahankan murid yang tingkat kenakalannya sudah tinggi maka pendidikan di sekolah tersebut akan terus terganggu dan tidak berjalan lancar. sebagai guru haruslah berani mengambil resiko untuk mempertahankan pendidikan di sekolah.
Mengeluarkan siswa dari sekolah bukan berarti guru tidak mampu untuk mendidik, karena jika dipertahankan mudharatnya lebih banyak. orang yang menilai guru tidak mampu adalah mereka yang tidak mengerti dan tidak tahu.
Semoga bermanfaat dan berjuanglah untuk mendidik