Bagaimanakah tata cara wudhu yang tepat saat berpuasa? Sebab, tak sedikit umat Islam yang justru merasa takut ketika berwudhu, terlebih saat berkumur karena khawatir dapat membatalkan puasa.
Secara syariat, wudhu menjadi hal terpenting dalam ibadah, sehingga tetap dilakukan secara runtut dan sesuai tata cara yang berlaku. Adapun tata cara wudhu yang tepat agar tidak membatalkan puasa, yakni sebagai berikut:
Tata cara wudhu yang tepat adalah diawali dengan membaca niat. Niat ini menjadi syarat sahnya berwudhu. Kamu bisa membaca niat sebelum mengambil air wudhu saat hendak membasuh wajah, ya. Adapun bacaannya sebagai berikut:
“Nawaitul wudhuu-a lirafill hadatsil ashghari fardhal lillahi ta’aala.”
Artinya: “Aku niat berwudhu utnuk menghilangkan jadats kecil fardhu karena Allah Ta’ala.”
Setelah membaca niat, tata cara wudhu yang tepat selanjutnya adalah membasuh kedua telapak tangan. Disunahkan pula sambil bertaawuds dan mengucap bismillah. Bersihkan setiap sela-sela jari sebanyak tiga kali untuk kedua telapak tangan. Jika lupa membaca bismillah, wudhu tetap dianggap sah.
Langkah berikutnya, yaitu berkumur-kumur sebanyak tiga kali. Memutar-mutar air dalam rongga mulut untuk membersihkan gigi dari sisa makanan dan megeluarkannya. Namun, apabila sedang berpuasa, usahakan untuk berkumur sebentar saja dan tidak berlebihan.
Melansir dari laman NU online, berkumur dengan bersungguh-sungguh (al-mubalaghah) tidak disunahkan bagi orang yang sedang berpuasa. Bersungguh-sungguh yang dimaksud adalah terlalu kencang atau terlalu banyak.
Sementara, istinsyaq dan berkumur tetap harus dilakukan dalam wudhu maupun mandi. Sebab, keduanya merupakan kewajiban dalam bersuci, baik sedang berpuasa maupun tidak. Menurut Imam Syafii, sebagaimana keterangan dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab:
“Imam Syafii berkata bahwa besungguh-sungguh dalam berkumur adalah mengambil air (dari tangan) dengan kedua bibir kemudian menjalankannya (memutar-mutar) di dalam mulut lantas memuntahkannya. Sedang bersungguh-sungguh dalam menghirup air ke dalam hidung adalah mengambil air melalui hidung kemudian menghirupnya dengan napas lantas mengeluarkannya.” (Lihat Muhyidin Syarf an-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Bairut-Dar al-Fikr, juz, 1, h. 355)
Tata cara wudhu yang tepat berikutnya yaitu dengan membersihkan lubang hidung sebanyak tiga kali. Hal ini diperlukan untuk mengeluarkan kotoran di dalamnya. Disunahkan dengan cara menghirup air, kemudian mengeluarkannya dan dipencet hidungnya. Sama halnya dengan berkumur, membersihkan lubang hidung saat sedang berpuasa dan hendak istinsyqah, sebaiknya hiruplah air secukupnya saja dan tidak terlalu kencang.
Setelah membersihkan lubang hidung, langkah berikutnya adalah membasuh seluruh wajah hingga ke garis tepi dekat rambut. Lakukan hal ini mulai dari ujung kepala tumbuhnya rambut, hingga dagu. Mengutip dari laman NU, ketika membilas seluruh wajah, lakukan dengan niat qasdu syai’in muqtarinan bifi’lihi. Yakni menyengaja niat berbarenagn dengan pelaksanaan. Manampung air sambil membaca niat dan membasuh wajah.
Tata cara berikutnya adalah membilas kedua tangan sebanyak tiga kali hingga siku. Lakukan tahapan ini mulai dari tangan sebelah kanan terlebih dahulu, kemudian baru dilanjutkan ke tangan sebelah kiri.
Selanjutnya, usap kepala dari depan hingga ke belakang sebanyak satu kali. Bukan semata-mata diusap atau dicolek sebagian rambut depan saja, melainkan satu bagian kepala.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Aku melihat Nabi SAW mengusap kepalanya satu kali.” (Hadis riwayat Sahih Abu Dawud no.106)
Untuk tahapan ini, sebenarnya ada yang memperbolehkan dengan cara membasuh kening hingga ujung kening atau sebagian kepala sebanyak 3 kali. Semuanya sama-sama termasuk tata cara wudu yang benar sesuai dalam ajaran Nabi SAW melalui hadis beliau.
Tata cara wudhu yang tepat selanjutnya, adalah membersihkan kedua telinga. Untuk membersihkannya, lakukanlah secara bersamaan antara telinga kanan dan kiri. Caranya dengan memasukkan jari telunjung ke dalam telinga, kemudian kedua daun telinga menggunakan ibu jari dari bagian bawah ke arah atas sebanyak 3 kali.
Setelah membersihkan kedua telinga, lanjutkan dengan membasuh kedua kaki hingga atas mata kaki yang dilakukan sebanyak tiga kali. Saat membasuh kaki, sebaiknya dahulukan kaki kanan, ya. Baru kemudian dilanjut dengan kaki kiri. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadis riwayat Imam Bukhari:
“Dahulukan kaki kanan hingga tiga kali, kemudian kaki kiri. Dan saat membasuh kaki, Rasulullah menggosok jari kelingkingnya pada sela-sela jari kaki.” (HR. Bukhari, Fathul Baari, dan Muslim).
Ketika membasuhnya, pastikan juga setiap lipatan di sela jari dan tumit belakang, serta seluruh bagian mendapat basuhan air. Gosok bagian kaki supaya seluruh telapak kaki basah sempurna.
Langkah terakhir yaitu mmebasuh kaki dan membaca doa setelah wudhu. Adapun doanya yang bisa kamu baca yakni sebagai berikut:
“Asyhadu allaa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluhu. Allahummaj’alnii minat tawwabiina, waj’alnii minal mutathahiriina waj’alnii min ‘ibaadikash shalihiina.”
Artinya:
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, tiada sekutu baginya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu hamba dan utusanNya. Ya Allah! Jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci dan jadikanlah aku bagian dari hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Itulah tata cara wudhu yang tepat bagi seseorang yang sedang berpuasa agar puasa yang dijalankan tidak batal. Jangan lupa untuk menerapkannya, ya.