Selama ini, orang sering mengira kaum yang giat bekerja atau pekerja keras sama dengan workaholic. Padahal, makna keduanya berbeda.
Pekerja keras cenderung mengarah ke perilaku positif, sementara workaholic memiliki stigma yang cukup negatif. Apa saja yang membedakan? Lalu, apakah kamu termasuk seorang pekerja keras? Atau malah workaholic?
1. Workaholic sejatinya adalah sindrom buat orang kecanduan kerja, sedangkan pekerja keras adalah orang yang punya etos kerja tinggi
2. Workaholic akan bekerja lebih dari belasan jam sehari, sedangkan pekerja keras akan memenuhi waktu kerja sesuai dengan kewajibannya
3. Workaholic tidak ingin jauh dari pekerjaan karena hanya pekerjaan yang membuatnya bahagia, sedangkan pekerja keras masih tahu batasan antara kapan ia harus bekerja dan kapan ia harus bersantai
4. Workaholic gelisah kalau libur dan tidak melakukan pekerjaan apa pun. Kalau pekerja keras libur, ia akan memanfaatkan waktu benar-benar untuk rehat
5. Workaholic lupa membagi waktu untuk keluarga, sementara pekerja keras bisa membagi waktu antara bekerja dan bersosialisasi
6. Workaholic cenderung ambisius, ia punya target-target yang harus tercapai. Sedangkan pekerja keras lebih realistis menghadapi persoalan kerja
7. Workaholic cenderung bekerja untuk diri sendiri, sedangkan pekerja keras punya alasan mengapa ia bekerja
8. Workaholic mungkin tak punya tujuan untuk apa ia bekerja, selain mengumpulkan pundi-pundi rupiah, sementara pekerja keras punya tujuan yang jelas mengapa ia harus bekerja dengan giat
9. Kadang-kadang workaholic tak memperhatikan kesehatan sendiri, sedangkan pekerja keras cenderung bekerja giat tanpa melalaikan kesehatan
Hati-hati ya, jangan sampai terjebak menjadi workaholic karena sesungguhnya bekerja itu cukup seperlunya kok.