Pernahkah Anda mengalami putus cinta, penolakan dalam lingkungan sosial, atau bahkan kehilangan seseorang yang sangat Anda sayangi? Saat mengalami peristiwa tersebut, tentu Anda akan merasa sedih, terluka, atau bahkan patah hati. Patah hati merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Namun, mengapa saat Anda patah hati, Anda juga merasa sakit secara fisik? Bukankah fisik dan psikis berbeda?
Ketika mengalami penolakan atau mengalami perpisahan dengan orang yang berarti, setiap orang akan mengalami rasa sakit atau luka yang bersifat psikologis. Saat mengalami perpisahan, ada berbagai reaksi yang bisa muncul. Mulai dari rasa tidak percaya, sedih, menangis, hingga perasaan marah dan kesepian.
Selain merasakan kesedihan, patah hati dan perpisahan juga dapat menimbulkan beberapa keluhan fisik. Misalnya perasaan sesak pada dada, sakit perut, rasa kering pada bibir, dan lemas seperti tidak bertenaga.
Perasaan sedih dan kehilangan dapat mengaktifkan beberapa bagian pada otak manusia. Ketika Anda merasa sedih dan patah hati, maka aktivitas pada bagian otak kita yang disebut dengan anterior cingulate cortex – disingkat ACC – akan meningkat. Perasaan tersingkir dari lingkungan sosial, kepercayaan diri yang rendah, dan penolakan juga akan memicu aktivitas ACC, terutama pada bagian belakang ACC.
ACC terletak pada dinding bagian tengah otak dan merupakan suatu bagian yang sangat unik. Hal ini disebabkan karena ACC memiliki fungsi emosional (kemampuan mengelola perasaan) sekaligus fungsi kognitif (kemampuan berpikir).
Dalam tubuh manusia, ada banyak reseptor alias penerima rangsangan. Reseptor-reseptor ini berfungsi untuk menyalurkan sinyal-sinyal yang muncul akibat rangsangan atau perubahan yang terjadi pada tubuh. Salah satu jenis reseptor yang rupanya banyak terdapat pada ACC adalah reseptor opioid. Reseptor ini akan berperan ketika Anda merasa senang atau sedih.
Saat senang, akan terjadi peningkatan kerja pada reseptor opioid. Sedangkan saat Anda sedih akan terjadi penurunan reseptor endogen opioid, terutama reseptor μ-opioid (dibaca: mu-opioid). Penurunan reseptor opioid tersebut juga akan menyebabkan terjadinya penurunan pada sistem reward dalam diri, yang membuat Anda merasa tidak nyaman.
Selanjutnya, rasa sakit yang diterima oleh reseptor opioid itu akan diproses dan diubah menjadi aktivitas sistem saraf sehingga akan memunculkan perasaan tidak nyaman dan nyeri pada tubuh secara fisik, bukan lagi pada perasaan saja. Inilah mengapa Anda bisa mengalami sakit perut atau dada sesak ketika patah hati.
Patah hati tentu akan menyebabkan kesedihan yang mendalam, terutama bila perpisahan tersebut sangat tidak diduga. Tentu sangat sulit untuk move on dan melupakan mantan kekasih. Berikut terdapat beberapa tips agar Anda dapat pulih dari rasa patah hati yang menghantui.