Jika Anda sering menghabiskan waktu di dapur untuk memasak, Anda pasti pernah mendengar bahan yang dinamakan buttermilk.
Produk olahan susu satu ini berbeda dengan susu biasa, dan sering digunakan untuk membuat panekuk, kue hingga ayam goreng tepung.
Lalu, apakah buttermilk dan apa bedanya dengan susu biasa?
Buttermilk merupakan cairan sisa proses pembuatan mentega dari krim atau susu. Buttermilk umumnya memiliki rasa yang asam karena krim yang digunakan untuk membuat mentega sebelumnya harus diasamkan atau 'dimatangkan' terlebih dahulu.
Istilah 'dimatangkan' di sini bukan berarti dimasak. Proses pematangan berarti proses fermentasi susu memanfaatkan bakteri tertentu, mengubah susu menjadi asam laktat.
Setelah krim atau susu diolah menjadi mentega, tersisa cairan kental (buttermilk) yang asam dan lezat dimasak menjadi berbagai hidangan.
Saat digunakan sebagai bahan memanggang roti atau kue, buttermilk yang bercampur dengan baking soda bereaksi sehingga kue buatan Anda mengembang lebih sempurna.
Namun, dewasa ini hampir semua krim dan susu dipasteurisasi dan suhu tinggi yang terjadi selama proses tersebut membunuh seluruh bakteri di dalamnya.
Itulah mengapa, kini banyak produk buttermilk yang dibuat di pabrik pengolahan susu, dengan menyuntikkan enzim ke dalam susu rendah lemak dan menguatkannya dengan garam serta pengental seperti karagenan.
Jika Anda tak mau menggunakan buttermilk 'buatan' yang tidak alami, Anda bisa membuatnya sendiri di rumah.
Caranya cukup dengan menambahkan satu sendok makan cuka atau air perasan jeruk lemon ke dalam satu cangkir susu rendah lemak.
Diamkan selama 10 menit dan buttermilk buatan rumah pun siap Anda gunakan.