Sejak dulu, kanker jadi salah satu penyakit paling ditakuti karena belum ada obat yang benar-benar bisa menyembuhkan. Apalagi kalau sudah mencapai stadium akhir, kemungkinan untuk sembuh akan semakin kecil. Treatment medis untuk menyembuhkan pun juga katanya cukup menyakitkan, seperti kemo dan segala rangkaiannya.
Sebagai wanita, bisa dibilang kita dihantui oleh dua kanker ganas, yakni kanker serviks dan kanker payudara. Keduanya adalah kanker yang paling banyak merenggut nyawa wanita di dunia. Tapi belum lama ini, dua siswi SMA Palangka Raya berhasil menemukan obat kanker payudara yang berasal dari alam. Penemuan itu membawa mereka sampai Korea Selatan untuk mengikuti lomba karya ilmiah dan berhasil menyabet emas! Wah, memang obatnya terbuat dari apa sih?
Bukannya dibuat dari campuran bahan-bahan kimia, obat kanker payudara temuan Aysa Aurealya Maharani dan Anggina Rafitri justru berasal dari akar tanaman khas Kalimantan Tengah. Seperti diberitakan Jawa Pos, dua siswi SMAN 2 Palangka Raya itu berhasil menjadikan akar tumbuhan bajakah sebagai penyembuh kanker payudara.
Awalnya Aysa dan Anggina meneliti tanaman itu untuk kebutuhan ekstrakurikuler. Mereka lalu teringat cerita nenek temannya yang bisa sembuh dari kanker payudara setelah mengonsumsi akar bajakah selama 3 bulan. Diketahui warga pedalaman di Kalteng sudah terbiasa mengonsumsi tumbuh-tumbuhan untuk mengobati berbagai penyakit, termasuk tanaman bajakah.
Untuk menguji kebenaran khasiat akar bajakah, Aysa dan Anggina mengirim sampel akar tanaman bajakah ke Lab ULM, Banjarmasin. Hasilnya, tanaman itu mengandung zat-zat yang dipercaya bisa membunuh sel-sel kanker payudara, seperti zat saponin, alkoloid, steroid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan fenolik. Karena belum memiliki alat memadai, dua siswi itu menyulap akar bajakah menjadi bubuk dengan cara dikeringkan lebih dulu, lalu dihaluskan pakai blender atau alat tumbuk manual.
Untuk mengonsumsinya, bubuk tadi tinggal diseduh pakai air, dengan takaran 1 gram bubuk dilarutkan ke 500 mililiter air. Mereka juga telah melakukan uji coba ke tikus putih. Setelah diberi ramuan itu selama 2 minggu, sel tumor yang ada di tubuh tikus tersebut menghilang.
Keberhasilannya menemukan obat kanker payudara, membuat Aysa dan Anggina memutuskan untuk mengikuti lomba Youth National Science Fair 2019 (YNSF) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Pemenang kompetisi itu nantinya akan dikirim ke Korsel untuk bersaing dengan siswa dari 22 negara dunia. Beruntung, Aysa dan Anggina berhasil menang dan berangkat ke Korsel.
Ternyata keberuntungan nggak berhenti sampai situ. Di ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korsel itu, Aysa dan Anggina kembali didapuk jadi pemenang juara 1 dan berhasil membawa pulang medali emas, mengharumkan nama Indonesia. Prestasi mereka sungguh bikin siapapun bangga!
Semoga penemuan mereka itu segera bisa dikembangkan lebih baik dan syukur-syukur bisa cepat diperjualbelikan ya. Tapi, ingat, meski sekarang kanker payudara sudah ada obatnya, jangan malas buat cek payudara sendiri dan segera hubungi tenaga medis kalau dirasa ada yang salah ya! Biar gimana pun, kesehatan tetap nomor 1~