“Gimana ya, saat anak kita nggak bisa lepas dari gadget, ke mana-mana dia harus pegang HP.”
Nilai ulangan menurun, malas bersosialisasi, dan menjadi pendiam adalah hal-hal yang ditakutkan para orang tua tersebut, jika anak terus dibiarkan bermain gadget. Apakah benar ketergantungan pada ponsel akan berdampak seperti itu? Sebenarnya, tidak selalu begitu, lho. Justru, keaktifan anak remaja di dunia teknologi punya beragam pengaruh positif. Nah, bagi para orangtua yang juga kerap merasa cemas, mari kita simak dulu poin-poin berikut ini! Dijamin, ada win-win solution setelah membacanya.
1. Menambah teman
Anak dan sosial media.
Zaman sudah berubah, cara bersosialisasi pun berganti. Remaja seperti Karin senang mencari teman baru melalui platform media sosial seperti LINE dan Instagram. Bukan hanya sekadar menambah pertemanan, mereka juga pandai lho dalam menjaga hubungan dengan sahabatnya. Menurut riset dari JWT Intelligence, usia remaja yang termasuk dalam kategori Gen Z ini memang lebih menyukai bentuk sosialisasi secara digital. Alasannya, cara tersebut dianggap mudah dan menyenangkan. Oleh karena itu, wajar jika anak senang berlama-lama melihat layar ponsel sambil tersenyum-senyum sendiri.
2. Komunikasi lebih baik dengan orangtua
Seorang ibu berbicara di telepon.
Di mana pun berada, anak dapat mudah dipantau keberadaannya sekaligus diketahui aktivitasnya oleh orangtua. Jarak mereka yang selalu dekat dengan ponsel juga membuat siapa pun menjadi mudah untuk menghubunginya. Mereka dianggap cepat dalam memberikan respon chat ataupun telepon. Bahkan, bisa jadi mereka yang menginformasikannya terlebih dahulu melalui status atau foto di sosial media. Hal ini pun membuat orangtua jadi tidak perlu khawatir lagi kan?
3. Anak lebih canggih
Anak dan orangtua sama-sama canggih.
Beragam feature yang ada pada ponsel, tablet, ataupun laptop memiliki fungsi yang berbeda-beda. Bagi orangtua, hal ini tampak membingungkan dan merepotkan. Terlalu banyaknya aplikasi pada gadget justru diabaikan begitu saja. Berbeda dengan generasi Z, tanpa perlu diajari pun mereka sudah bisa menguasai operasional gadget. Rasa penasarannya yang tinggi, memupuk mereka menjadi anak yang akan banyak mengetahui banyak hal.
Contoh games asah otak.
Ketika sedang memerhatikan anak bermain games melalui gadget-nya, para orangtua jangan dulu langsung marah. Coba tanyakan tentang jenis permainannya. Alasannya, banyak anak yang menggunakan waktu luang mereka untuk bermain games asah otak. Tentu saja, ini sangat bermanfaat untuk fungsi otak dan nalar. Di sisi lain, mereka juga dapat sekaligus berlatih untuk melakukan koordinasi antara mata dan tangan.
Melalui bermain games, anak akan lebih fokus dan memperhatikan pada hal-hal yang terperinci. Terlebih, beberapa permainan yang memiliki tempo tinggi seperti first person shooter (FPS) dapat melatih anak agar mampu membuat keputusan dengan cepat. Wah, para orangtua, berarti nggak semua jenis games di gadget itu berbahaya buat anak, lho.
5. Belajar jadi seru
Belajar jadi seru.
Nah, inilah manfaat yang paling berdampak positif bagi anak remaja yang ketergantungan dengan gadget. Para orangtua, yuk jadikan ini sebagai ajang untuk mereka memperoleh pengalaman belajar yang berbeda. Di zaman serba ada seperti sekarang, terdapat berbagai pilihan belajar online yang dapat mendukung potensi serta mengatasi kelemahan anak. Dilansir dari CNN Indonesia, belajar dengan cara ini dapat menghasilkan manfaat yang maksimal. Asalkan, dilakukan di tempat yang mendukung dan didampingi oleh mentor. Para peneliti pun merasa alternatif belajar online akan sama efektifnya dengan sistem belajar tatap muka di kelas, jika kita memerhatikan dua faktor tersebut.