Rumah anti gempa begitu dibutuhkan keberadaannya, apalagi Indonesia. Tak hanya negara kita, ternyata kawasan lain mesti bertahan dengan kondisi yang sama lewat berbagai cara. Bagaimana inovasi mereka bangun dalam menghadapi gempa bumi? Yuk, simak bersama-sama! gempa di beberapa titik Indonesia yang terjadi beberapa hari kemarin sungguh menyesakkan hati. Bagaimana tidak, sejumlah peristiwa bencana alam tersebut Sampai saat ini, dikabarkan gempa susulan masih terus berlangsung dengan getaran yang lebih kecil. Demi mencegah kerusakan yang lebih fatal, pemerintah dan masyarakat tentu harus mengondisikan persiapan matang di masa depan. Salah satunya dengan menerapkan konstruksi rumah anti gempa di seluruh daerah. Hal ini bisa dilakukan secara bertahap, lalu ada baiknya jika diaplikasikan terlebih dahulu di daerah yang memang rawan gempa. Memang, rumah anti gempa itu yang seperti apa sih? Simak di bawah sini, yuk!
Rumah anti gempa adalah hunian yang sekilas tampak normal, namun konstruksi bangunannya tahan dengan guncangan akibat bencana alam gempa bumi. Rumah dengan konsep tersebut, biasanya mengusung aspek sebagai berikut:
Struktur tanah yang stabil memiliki karakter padat, keras dan merata. Jika struktur tanahnya padat, maka ketika gempa, partikel-partikel tanah akan bergerak perlahan dan ini akan membuat struktur rumah aman.
Tak perlu repot-repot, rumah anti gempa hadir dengan arsitektur bangunan yang sederhana dan tidak terlalu mencolok. Hal ini dilakukan mengingat esensi utama dari rumah anti gempa adalah kekuatan dan ketahanannya saat menghadapi guncangan akibat gempa.
Struktur atap ringan kerap digunakan para pemilik rumah untuk mengindari cedera fatal saat gempa bumi. Saat ini, baja ringan sudah sering digunakan sebagai struktur atap. Pengaplikasian struktur atap ringan dapat meminimalisir cedera jika sewaktu-waktu ada gempa besar yang menyebabkan atap runtuh.
Pintu rumah dibuat simetris agar ketika ditarik garis, maka pintu akan berhadap-hadapan atau terbuka secara lurus. Saat gempa, pembukaan pintu tidak akan sulit dan kita dapat lari dengan cepat tanpa mesti berkelak-kelok lagi mencari pintu keluar.
Rumah anti gempa menganut konsep di mana kita tidak perlu menggunakan batu bata untuk penyekat dinding kamar atau ruang. cukup menggunakan bahan yang ringan seperti papan atau gypsum. Selain lebih murah, harga material papan atau gipsum juga lebih ringan sehingga meminimalisir cendera ketika rumah roboh akibat gempa.
poin-poin di atas adalah konsep sederhana bagaimana rumah anti gempa dapat bertahan dari guncangan. Kalau pun mengalami kerusakan, minimal kita tak akan terluka karena material bangunannya tidak sedestruktif bahan-bahan yang biasa. Tak cuma sekadar konsep di atas, kini banyak negara di dunia yang menerapkan bangunan atau rumah anti gempa dengan teknologi mutakhir. Memangnya seperti apa, sih? Yuk, simak di bawah ini!
Melansir dari Merdeka.com, terdapat sebuah rumah anti gempa seluas 390,19 meter persegi yang terletak di Yellow Jacket, sebuah kota sepi di Colorado, Amerika Serikat. Dinding rumah ini terbuat dari beton yang dilapisi baja tebal. Sehingga, hal itu membuat struktur rumah menjadi kuat dan tahan dari segala guncangan, termasuk gempa. Jika dilihat dari luar, rumah ini hanya tampak seperti sebuah bangunan yang membosankan.
Namun jika melihat dari dalam, hunian ini begitu mewah dan dilengkapi dengan desain furnitur serta interior yang indah. Bisa jadi, ini adalah bunker paling mewah yang pernah ada di dunia lho! Tak sampai di situ, rumah tersebut juga memiliki sistem tujuh tahap penyaringan air dan empat sistem daya yang dipasang terpisah di setiap sudut. Ada pula menara radio setinggi 30,48 meter dan sebuah landasan helikopter yang tersedia. Rumah anti gempa ini dibangun pada tahun 2003 lalu, dan sekarang dijual seharga US$11,5 juta atau setara dengan Rp140 miliar. Wow, fasilitas keren dengan harga yang amat fantastis!
Lokasinya berada di lembah yang tenang di sebuah pedesaan indah, Republik Ceko. Pedesaan terpencil ini berada di dekat Praha, Eropa Tengah, dan bisa dicapai kurang dari dua jam dari London, Inggris atau Moskow, Rusia. Area sekitar Oppidum dikelilingi oleh tembok tinggi, dan tidak dapat dilihat secara langsung pada permukaan. Jika dilihat dari udara, rumah anti gempa ini tampak seperti pusat administrasi yang besar. Dilansir dari Forbes, luas Oppidum mencapai 323 ribu kaki persegi atau 98,4504 ribu meter persegi dan menjadikannya rumah perlindungan bawah tanah raksasa.
Oppidum lebih dari sekadar bungker bawah tanah untuk saat-saat berbahaya. Namun, ia juga menyediakan perumahan di mana pemilik dapat mempertahankan standar hidup yang tinggi meski bahaya tengah mengancam. Rumah anti gempa ini dilindungi oleh sistem keamanan eksklusif mulai dari dinding tinggi, sensor deteksi, dan teknologi pertahanan otomatis. Selain itu, Oppidum juga memiliki akses telekomunasi yang kuat dengan dunia luar.Terdapat sejumlah area mewah seperti kamar dengan pintu anti-ledakan, kamar mandi yang dilengkapi jacuzzi, theater room, arena permainan, kolam renang, gym, spa, dan bar.
Tersedia pula taman bawah tanah yang dilengkapi dengan cahaya simulasi alami. Lalu, ada gudang rahasia di mana kita bisa menyimpan aset paling berharga seperti harta kekayaan. Pembangunan Oppidum konon dimulai tahun 1984 silam di tengah terjadinya perang dingin. Inisiasi tersebut adalah proyek gabungan pemerintah Ceko dan Uni Soviet.
Menurut salah satu juru bicara Oppidum, rumah anti gempa ini mampu menyediakan akomodasi jangka panjang untuk penduduk sampai 10 tahun lamanya jika kondisi memaksa. Itu berarti, tak membutuhkan suplai dari luar. “Ini sudah termasuk stok jumlah besar makanan dan air, perlengkapan purifikasi, persediaan medis, fasilitas operasi, dan jaringan komunikasi dengan dunia luar,” ujar jubir tersebut. Teknologi di luar sana memang benar-benar keren ya!
Melihat dua rumah anti gempa yang disebut di atas, tentu bikin kagum. Selain gempa, ia juga sanggup menanggulangi bencana lain. Bahkan, keduanya disebut mampu menyelamatkan orang dari bencana terhebat sekali pun… Salah satunya kiamat!
Sampai segitunya ya, Kini, kita lihat rumah yang lebih sederhana yuk! sebuah rumah yang dibuat menggunakan teknik konstruksi tanah… Dikembangkan untuk membangun kembali desa yang hancur akibat gempa. Chinese University of Hong Kong mengembangkan teknik untuk membantu pemukiman para penduduk Desa Guangming, yang rusak parah pada gempa bumi Ludian tahun 2014 kemarin.
Konstruksi bangunan memaksimalkan dari bahan-bahan tradisional. Saat hendak membangun batu bata dan beton untuk merekonstruksi, harga bahan menjadi tidak terjangkau. Karena sebagian besar desa pada awalnya dibangun menggunakan batu-batu zaman purba, para peneliti kemudian mempelajari teknik konstruksi dan menerapkannya pada rumah warga.
Batang baja dan beton yang dipasang di dinding, dirancang untuk meningkatkan ketahanan terhadap aktivitas seismik. Tim peneliti menguji rencananya dengan membangun rumah prototipe untuk pasangan lansia di desa. Hasilnya positif lho, Selain biaya yang minim, kualitasnya juga tak perlu diragukan lagi. Tak hanya negara di luar saja, Indonesia juga punya rumah anti gempa. Penasaran? Lihat di bawah ini!
Berdasarkan sumber resmi, Rumah Teletubbies adalah rumah berbentuk setengah lingkaran yang dibangun untuk korban bencana gempa bumi di Yogyakarta pada tahun 2006. Komplek perumahan Teletubbies ini berada di Desa Nglepen, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Rumah Teletubbies sebenarnya adalah rumah biasa yang digunakan sebagai tempat tinggal, disebut rumah Teletubbies karena bentuknya mirip rumah di serial televisi Teletubbies. Bentuk atap rumah dirancang seperti kubah agar tahan terhadap guncangan gempa bumi.
Seperti yang kita tahu, Yogya ditimpa musibah bencana alam belasan tahun lalu. Gempa tersebut memiliki kekuatan 5 skala richter dan mengakibatkan hampir semua rumah warga di Desa Ngelepen rubuh dan tidak bisa ditempati lagi. Oleh karena itu, para penduduk desa Nglepen dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Lembaga Masyarakat Non-Pemerintah dan Domes for The World Foundation memberikan bantuan berupa rumah kepada penduduk Ngelepen pada bulan September 2006.
Donatur tunggal dari pembuatan rumah tersebut adalah Ali Alabar, seorang pemilik Emaar Property Dubai. Rumah Teletubbies lalu diresmikan oleh Menteri Pemukiman Hidup pada saat itu, Alwi Sihab. Acara peresmian dan penyerahan rumah Teletubbies dilakukan pada tanggal 29 April 2007. Perkampungan baru ini kemudian diberi nama New Ngelepen. Rumah Teletubbies yang ada di Prambanan ini adalah satu-satunya kompleks rumah Dome yang ada di Indonesia dan juga di Asia. Keren ‘kan? Pastinya!
Tak jarang kalau perkampungan Rumah Teletubbies kerap dijadikan objek wisata oleh turis domestik mau pun asing. Jika tertarik untuk bermalam di sana, tersedia juga kamar untuk menginap. Kawasan wisata rumah Teletubbies turut menyediakan area perkemahan untuk pengunjung yang ingin berkemah di dekat rumah Teletubbies tersebut. Rumah Teletubbies berukuran diameter 7 meter dan tinggi rumah 4,6 meter, dilengkapi 2 pintu, 4 jendela dan kamar sebanyak 2 ruangan. Seperti hunian pada umumnya, Rumah Teletubbies juga dilengkapi dengan ruang tamu, dapur serta kamar mandi.
Tak hanya Rumah Teletubbies, Masih ada rumah anti gempa lainnya di Indonesia yang lebih unik. Bahkan jauh sebelum peradaban modern, rumah-rumah ini telah berdiri dengan kokohnya. Apa saja itu?
Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dari Provinsi Sumatera Barat. Sejak dahulu, wilayah Minangkabau dikenal rawan gempa karena berada di pegunungan Bukit Barisan. Memperhitungkan hal tersebut, akhirnya arsitektur Rumah Gadang juga didesain tahan gempa.
Seluruh tiang Rumah Gadang tidak ditanamkan ke dalam tanah, tetapi bertumpu ke atas batu datar yang kuat dan lebar. Sambungan setiap pertemuan tiang dan kasau (kaso) besar tidak memakai paku, melainkan pasak yang juga terbuat dari kayu. Ketika gempa terjadi Rumah Gadang akan bergeser secara fleksibel seperti menari di atas batu datar tempat tonggak atau tiang berdiri. Begitu pula setiap sambungan yang dihubungkan oleh pasak kayu juga bergerak secara fleksibel, sehingga Rumah Gadang yang dibangun secara benar akan tahan terhadap gempa.
Sumber: backpackerjakarta.com
Rumah adat Nias ini, dibangun di atas tiang-tiang kayu nibung yang tinggi, besar, dan beralaskan rumbia. Bangunan rumah panggung ini tidak berpondasi yang tertanam ke dalam tanah, serta sambungan antara kerangkanya tidak memakai paku, hingga membuatnya tahan goyangan gempa. Ruangan dalam rumah adat ini terbagi dua, pada bagian depan untuk menerima tamu menginap serta bagian belakang untuk keluarga pemilik rumah.
Kekuatan Omo Hada teruji saat terjadi gempa di Nias pada tahun 2010 silam. Dari sekian bangunan berpondasi modern, masih banyak rumah Omo Hada yang berdiri dengan posisi yang hanya sedikit bergeser. Keren, ya! Padahal mesti diingat lagi, kalau rumah anti gempa yang satu ini memiliki bahan yang hampir seluruhnya didominasi kayu.
Sejumlah rumah adat di Indonesia yang tahan gempa, rata-rata memiliki konsep serupa namun dibangun dengan cara yang berbeda. Tak hanya dua rumah di atas, namun ada lagi berbagai macam jenis seperti Rumoh Aceh, Rumah Tua Bali Utara, dan Woloan (Tomohon, Sulawesi Utara). Penting lho, mulai menerapkan rumah anti gempa di sejumlah daerah Indonesia!
Apalagi, tragedi gempa di Lombok kemarin menunjukkan bukti bahwa pemerintah dan masyarakat harus lebih peduli soal pondasi rumah. Dampak gempa 7 SR yang mengguncang wilayah Indonesi Timur pada Minggu (5/8) lalu, menyebabkan kerusakan di sejumlah wilayah. Berdasarkan data sementara yang dihimpun Posko BNPB, ribuan rumah rusak dan pengungsi mencapai ribuan jiwa di berbagai lokasi. Keberadaan rumah adat juga tidak merata di seluruh tempat, sehingga tak bisa dijadikan solusi efektif. Itu berarti, Indonesia butuh konsep rumah anti gempa yang siap diterapkan di setiap hunian… Terlebih ketika kita sadari bahwa negara kita berada di kawasan Cincin Api, sehingga dipastikan rawan gempa.
***
Semoga informasi di atas bermanfaat ya,