Alat Musik Tradisional Indonesia – Begitu beragamnya kearifan budaya Indonesia menandakan bahwa sesungguhnya negeri kita ini sangatlah kaya. Kita bisa melihat itu semua dari banyaknya lagu daerah, rumah adat, baju adat, upacara adat, tarian tradisional, alat musik tradisional dan lainnya.
Untuk itu seharusnya kita bangga menjadi salah satu bagian dari bangsa ini. Lantas bagaimana cara kita untuk menunjukkan rasa bangga itu? Cara termudah adalah dengan mengetahui kearifan lokal yang ada dan salah satunya merupakan Alat Musik Tradisional.
Kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki 34 provinsi mulai dari sabang sampai merauke, dimana setiap daerah memiliki kesenian dan alat musik tradisional yang berbeda-beda. Mungkin jika dihitung jumlahnya bisa sampai ratusan, akan tetapi hanya beberapa saja yang populer.
Bagi kamu yang bangga menjadi Indonesia. Yuk, kita cari tahu apa saja alat musik tradisional yang populer itu.
Berikut adalah beberapa daftar alat musik tradisional Indonesia berdasarkan sumber bunyinya beserta daerahnya masing-masing:
Aramba merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Nias, Sumatera Utara. Aramba terbuat terbuat dari tembaga, kuningan atau logam.
Alat musik ini termasuk dalam jenis idiofon dan cara memainkannya cukup dipukul dengan menggunakan stik kayu.
Dahulu, ketika Aramba membunyikan nadanya, itu merupakan pertanda bahwa sedang digelarnya sebuah pesta di tempat tersebut.
Namun, pada saat ini Fungsi Aramba tidak sekedar untuk memeriahkan pesta saja. Aramba juga digunakan sebagai pengiring tari, seperti Tari Ya’ahowu, Tari Moyo dan Tari Tuwu.
Kita boleh bangga dengan alat musik tradisional dari Jawa Barat ini. Yup, angklung adalah salah satu warisan kebudayaan dunia yang ditetapkan oleh Unesco pada tahun 2010 dengan kategori Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.
Alat musik ini terbuat dari bambu yang dipotong bagian ujungnya. Cara memainkannya pun cukup mudah, yakni dengan digoyangkan sampai mengeluarkan suara.
Angklung digolongkan dalam jenis idiofon, karena mengeluarkan suara yang bersumber pada bahan dasarnya.
Bisa dikatakan alat musik tradisional yang satu ini adalah simbol keagamaan dan politik di manapun berada. Yup, itulah Bedug. Sebuah alat musik yang terbuat dari kayu besar yang dilubangi bagian tengahnya sehingga menyerupai tabung, setelah itu lubang ditutup dengan menggunakan kulit binatang yang dikeringkan, bisa berupa kambing, sapi, kerbau dan banteng.
Bedug sendiri berasal India dan Tiongkok yang dibawa oleh mereka yang dahulunya pernah singgah ke Nusantara. Di tempat asalnya, bedug berfungsi sebagai alat komunikasi ritual keagamaan yang diletakkan di kuil-kuil.
Sedangkan di Indonesia yang mayoritas agamanya adalah Islam. Fungsi Bedug tersebut melebur dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masjid sebagai pertanda waktu sembahyang sudah tiba.
Bedug mempunyai suara yang khas yaitu bernada berat sekaligus juga rendah sehingga bisa terdengar hingga jarak yang cukup jauh.
Di Jawa Barat ada seni untuk memainkan Bedug, seni ini diberi nama Ngadulag. Di daerah Sukabumi, Ngadulag dijadikan kompetisi untuk mendapatkan penabuh Bedug dengan keterampilan terbaik. Biasanya event ini berlangsung ketika bulan suci ramadhan tiba.
Bende merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Lampung. Jika dilihat, alat musik ini sama dengan Aramba dan yang membedakan hanyalah warnanya saja.
Cara memainkannya yakni dipukul dengan alat pemukul khusus. Pada zaman dahulu, Bende berfungsi sebagai pertanda untuk berkumpul di alun-alun bahwa raja hendak mengumumkan sesuatu. Sekarang, fungsi Bende bergeser menjadi pengiring di acara kesenian lokal.
Cengceng merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Bali. Cengceng termasuk ke dalam alat musik berjenis idiofon.
Cara memainkan alat musik ini cukup mudah, hanya meletakkan Cengceng di kedua telapak tangan, lalu dibenturkan keduanya hingga mengeluarkan suara.
Mungkin banyak orang yang mengenal alat musik tradisional ini. Doll berasal dari Bengkulu. Jika kita lihat secara sepintas, Doll mirip dengan genderang perang.
Bagi masyarakat Bengkulu, Doll digunakan untuk memperingati Revolusi Husain (cucu Nabi Muhammad Saw) di Padang Karbala pada setiap tanggal 10 Muharram.
Doll juga termasuk jenis alat musik membranofon. Cara memainkannya adalah dipukul dengan alat pemukul khusus.
Gamelan merupakan sekumpulan alat musik yang terdiri dari gong, bonang, gambang, gendang dan lainnya. Gamelan banyak kita dijumpai di pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok.
Mungkin karena keindahan dan filosofi-nya yang sangat dalam menjadikan alat musik tradisional ini terkenal di mata dunia. Bahkan di beberapa negara, ada yang menjadikannya kurikulum sehingga wajib dipelajari oleh setiap murid di sekolah.
Ganda merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah. Alat musik ini terbuat dari kayu yang dilubangi bagian tengahnya, lalu kedua ujung lubang dibalut dengan kulit binatang yang dikeringkan.
Bentuk Ganda sendiri sangat mirip dengan gendang, perbedaannya hanya dalam segi ukuran saja. Cara memainkan-nya sama dengan gendang, cukup memukulnya dengan telapak tangan di bagian kulit.
Gendang Melayu merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Bangka Belitung. Gendang Melayu terbilang unik karena akulturasi dari budaya Melayu, Muslim dan Tiongkok.
Alat musik ini terbuat dari kayu mahoni yang dilubangi bagian tengahnya. Pada bagian ujung dibuat lebih tipis agar memudahkan untuk dipasang dengan kulit kambing atau kerbau yang sudah dikeringkan dengan menggunakan anyaman rotan.
Gendang Melayu banyak digunakan untuk mengiringi tari-tarian, pertunjukan pencak silat dan upacara pernikahan.
Cara memainkan-nya mirip seperti umumnya gendang yang sudah kita kenal. Gendang Melayu memiliki dua jenis, yakni Gendang Campak dan Gendang Hadrah.
Gendang Panjang merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Kepulauan Riau. Bentuk dan cara pembuatan-nya seperti gendang pada umumnya.
Gendang Panjang ini bisa dimainkan dengan cara ditepuk menggunakan tangan maupun dipukul dengan kayu. Biasanya Gendang Panjang ini digunakan pada saat upacara pernikahan, penyambutan tamu, pengiring tari dan pencak silat.
Katambung merupakan alat musik tradisional sejenis perkusi yang berasal dari Kalimantan Tengah. Bentuk alat musik ini terbilang unik karena menyerupai labu siam.
Katambung biasa digunakan oleh masyarakat suku Dayak Ngayu dalam berbagai upacara besar, diantara upacara Ngawi Belom dan Ngawi Matey.
Pada saat upacara Ngawi Belom, Katambung dimainkan untuk menyambut tamu, sedangkan upacara Ngawi Matey Katambung dimainkan saat upacara kematian, upcara pengangkatan tulang, penguburan dan acara syukuran setelah penguburan.
Kentongan merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu atau kayu yang di pahat bagian tengahnya sehingga membentuk garis lurus.
Alat musik ini banyak kita jumpai di Jawa. Pada awalnya Kentongan berfungsi sebagai alarm, alat komunikasi, penanda waktu sembahyang, ronda malam sampai peringatan tanda bahaya.
Kentongan juga identik dengan orang yang tinggal di kawasan pegunungan atau pedesaan yang masih hidup dengan cara tradisional yang sederhana. Cara memainkan kentongan cukup mudah, yakni dipukul dengan stik bambu sampai menimbulkan suara.
Kanda Wuta merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Alat musik ini sering dimainkan sebagai pengiring Tari Lulo Ganda, sebuah tarian yang dipertunjukkan waktu panen tiba.
Kanda Wuta terbuat dari kayu, rotan, tanah liat dan pelepah sagu. Cara memainkannya yakni dengan cara dipukul.
Kolintang merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Alat musik ini terbuat dari potongan kayu lokal yang disusun diatas kayu yang berfungsi sebagi resenator. Jika dilihat sepintas Kolintang mirip dengan alat musik Gambang dari Jawa.
Pada awalnya Kolintang digunakan untuk pemujaan roh leluhur, namun seiring perkembangan zaman fungsi tersebut bergeser menjadi pengiring tari, pertunjukan musik dan berbagai upacara adat.
Cara memainkan alat musik ini yaitu dipukul dengan mengguanakan stik kayu yang ujungnya dibalut kain. Biasanya para pemain Kolintang menggunakan tiga stik sekaligus.
Kolintang mempunyai terdiri dari 9 jenis yang berbeda, diantaranya Loway (bass), Cella (cello), Karua (tenor 1), Karua (tenor 2), Uner (alto 1), Uner rua (alto 2), Katelu (ukulele), Ina esa (melodi 1), Ina rua (melodi 2) dan Ina teweng (melodi 3).
Pare’e merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah, alat musik ini mempunyai bentuk seperti garpu tala. Pare’e berungsi sebagai alat perkenalan antar anggota kelompok masyarakat dan juga sekedar sebagai alat hiburan dikala santai saja.
Cara memainkan alat musik tradisional ini dengan dipukul-pukulkan pada telapak tangan. Kamu bisa memainkannya dengan duduk ataupun berdiri. Pare’e terbuat dari rotan dan buluh tui dan biasanya berwarna kecoklatan sesuai dengan warna bahan dasarnya.
Talempong merupakan alat musik tradisional jenis pukul kebanggaan Minangkabau, Sumatera Barat. Alat musik ini kerap kali hadir dalam perhelatan upacara adat.
Talempong terbuat dari campran tembaga, besi putih dan timah putih. Kualitas Talempong bisa diukur dari kadar tiga unsur bahan dasar tersebut. Semakin banyak tembaga dalam sebuah Talempong maka kualitasnya akan semakin baik.
Cara memainkannya yakni dipukul dengan menggunakan stik (alat pukul berbahan kayu). Ada dua metode untuk memainkan Talempong, yaitu dengan teknik tradisional (interlocking) dan teknik modern.
Teknik tradisional adalah satu set Talempong dimainkan oleh tiga orang. Masing-masing pemain memainkan dua buah Talempong yang dipegang dengan tangan kiri secara vertikal. Tangan kanan berfungsi untuk memukulkan stik ke perangkat Talempong.
Sedangkan teknik modern adalah satu set Talempong diletakkan di atas rancakan. Kemudian Talempong dipukul dengan stik di atas rancakan tersebut.
Alat musik tradisional ini sering digunakan untuk meyambut tamu-tamu agung, upacara pengangkatan penghulu, upacara menaiki rumah baru, upacara pernkahan, pesta panen raya, musik pengiring tari, pertunjukan randai, gotong royong dan lain sebagainya.
Inilah alat musik tradisional kebanggaan Indonesia bagian Timur, Tifa. Tifa terbuat dari batang kayu yang bagian dalamnya dihilangkan sehingga membentuk lubang dengan salah satu lubang dibalut dengan kulit rusa yang telah dikeringkan.
Biasanya bagian tengahnya akan diberi ukiran yang menunjukkan jiwa seni dari pembuatnya. Tifa banyak ditemukan di daerah Maluku dan Papua dengan spesifikasi masing-masing.
Cara memainkannya pun cukup dipukul layaknya sebuah gendang. Tifa memiliki beberapa jenis, diantaranya Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir potong dan Tifa Bas.
Tifa sering kali digunakan sebagai pengiring tarian perang maupun tarian dari beberapa daerah Indonesia timur, seperti Tari Leso dari Maluku, tarian dari suku Asmat, tari Gatsi dan lainnya.
Mungkin kamu jarang sekali tentang alat musik tradisional ini. Yup, namanya adalah Tuma. Tuma merupakan alat musik yang berasal dari Kalimantan Barat.
Alat musik ini diklasifikasikan sebagai salah satu jenis membranofon (alat musik yang menghasilkan dari getaran kulit yang dipukul). Cara memainkannya cukup mudah, yakni dengan ditepuk dengan memakai telapak tangan layaknya gendang.
Fu merupakan alat musik tradisional yang banyak ditemukan di Maluku Utara. Alat musik ini terbuat dari kulit kerang. Cara memainkannya dengan meniup di bagian yang berlubang dan dikendalikan dengan telapak tangan untuk mengatur nada.
Fu tipikal alat musik yang mengeluarkan jenis suara aerofon. Fu digunakan sebagai pengiring tari-tarian dan sebagai pertanda bahwa sedang tersesat di hutan.
Kuriding merupukan alat musik tradisional khas suku Banjar, Kalimantan Selatan. Alat musik ini terbuat dari pelepah enau, bambu ataupun kayu yang dibentuk kecil alat getar dan tali penarik.
Cara memainkan Kuriding yaitu menempelkannya di mulut dengan tangan kiri memegang tali yang melingkar dan tangan kanan menarik tali panjang yang diikat pada ujung kayu. Kuriding menghasilkan suara seperti angina yang menderu berasal dari tiupan sang pemain, sedangkan suara yang menghentak dihasilkan dari tarikan tangan kanan.
Pada dasarnya cukup mudah untuk memainkan Kuriding, namun untuk hasil yang menawan dibutuhkan latihan yang ekstra.
Lalove adalah alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah. Alat musik ini terbuat dari bambu. Mungkin dari kita mengenalnya dengan seruling bambu.
Pada jaman dahulu Lalove tidak boleh ditiup oleh sembarang orang, karena bagi sebagaian orang yang sering kerasukan, secara otomatis dia akan kerasukan jika mendengar suara dari alat musik ini.
Fungsi Lalove sesungguhnya yakni sebagai salah satu pengiring Tarian Tradisional Balia. Tari Balia sendiri merupakan ritual penyembuhan penyakit pada suku kaili di Sulawesi Tengah kala itu.
Seiring berjalannya waktu, kepercayaan ini memulai memudar. Kini Lalove sudah boleh dipelajari dan dimainkan sebagai seni musik maupun pengiring tari tradisional yang sudah digubah dengan tujuan hiburan belaka tanpa adanya unsur magis dan kesakralan lagi.
Puik puik merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan. Alat musik ini terbuat dari kayu besi yang dibuat mengerucut dan pada bagian pangkalnya terdapat pipa sebagai penghasil suara.
Suara dan bentuk puik puik secara umum sama dengan terompet. Bagian pangkal dari alat musik tradisional ini terbuat dari logam, pipa tersebut terdapat potongan daun lontar yang menjadikannya sumber suara. Biasanya dalam Puik puik terdapat dua lembar daun lontar sebagai cadangan.
Cara memainkannya cukup dengan ditiup dan diatur dengan sedemikian rupa hingga menjadi sebuah bunyi yang apik.
Namun, karena menggunakan daun lontar, memerlukan keahlian khusus untuk memainkan alat musik ini. Jika meniupnya sembaranagan suara yang dihasilkan akan aneh bahkan tidak berbunyi.
Suling merupakan alat musik yang terbuat dari kayu atau bambu dan terdapat beberapa lubang untuk mengatur irama. Kita dapat menjumpai alat tradisional ini di hampir seluruh wilayah Indonesia. Suling mempunyai suara yang lembut sehingga bisa dipadukan dengan alat musik lainnya.
Serunai merupakan alat musik tradisional tiup yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Serunai atau yang biasa disebut Puput Serunai terbuat dari batang padi, kayu atau bambu dan bisa juga menggunakan tanduk kerbau dengan campuran daun kelapa.
Serunai mempunyai ujung yang mengembang, berfungsi sebagai pengeras volume suara. Di setiap daerah, Serunai mempunyai spesifikasi yang beragam. Bahkan, ada juga Serunai yang pengaturan nadanya dilakukan dengan cara membuka dan menutup permukaan corong.
Alat musik tradisional ini biasa dimainkan dalam berbagai acara adat, seperti penghulu (batagak penghulu dalam bahasa Minang), upacara pernikahan, pentas seni pencak silat dan lain sebagainya.
Namun Sarunai juga biasa diamainkan oleh orang bisa untuk menghibur diri, menemani saat musim panen atau sedang bekerja di ladang. Karena fungsinya seperti terompet, Sarunai bisa diamainkan sendiri dan digabung dengan alat musik lainnya.
Serune Kalee merupakan alat musik tradisonal tiupyang berasal dari Aceh. Bisa dibilang Serune Kalee adalah terompet khas tanah rencong. Alat musik ini terbuat dari bahan dasar kayu yang memiliki karakter kuat, keras sekaligus ringan.
Struktur dan bentuk Serune Kalee mirip dengan klarinet. Instrumen ini diklasifikasikan ke dalam jenis aerofon atau instrument yang memiliki sumber nada dari hembusan udara pada rongga.
Serune Kalee biasa dimainkan sebagai instrumen utama dalam berbagai tradisi budaya Aceh dengan diiringi geundrang, rapai, dan alat musik tradisional lainnya.
Triton merupakan alat musik yang berasal dari Papua. Alat musik ini terbuat dari kulit kerang. Triton sendiri dimainkan dengan cara ditiup.
Pada awalnya, alat musik triton hanya dipakai untuk sarana komunikasi atau pemberi tanda. Seiring berjalannya waktu Triton juga digunakan sebagai sarana hiburan.
Ramainya perdagangan di zaman dahulu memberikan beberapa pengaruh yang signifikan terhadap bangsa ini, salah satunya dalam hal musik. Budaya padang pasir begitu kentara dengan adanya bukti alat musik tradisional yakni, Gambus Jambi.
Berbeda dengan Gambus Arab, Gambus Jambi memiliki jumlah dawai yang lebih banyak, bahkan sampai 12 senar.
Biasanya alat musik ini digunakan dalam pertunjukan orkes gambus dan sebagai pengiring beberapa tarian.
Geso-geso merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah. Sama seperti Tutuba Gesso-geso juga andalan dari suku To Wana. Alat musik ini terbuat dari bambu dan tempurung kelapa. Geso-geso termasuk ke dalam jenis alat musik yang berdawai satu (one stringed stick zither).
Biasanya diamainkan dengan cara digesek layaknya biola dan biasanya Geso-geso dimainkan secara individual maupun juga kelompok.
Japen merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Kalimantan Tengah. Alat musik ini seperti kecapi dimainkan dengan cara dipetik senarnya.
Panting merupakan alat musik tradisional yang berasal dari suku Banjar, Kalimantan Selatan. Alat musik dawai ini sepintas mirip dengan gambus Arab, perbedaanya hanya diukuran saja yang lebih kecil.
Panting diaminkan dengan cara dipetik. Bagi masyarakat Banjar Panting mempunyai banyak fungsi, diantaranya :
Santu merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah. Alat musik ini dibuat dari bambu, di tengah badan dibuat lubang sebagai resonator dan kulit ari pada badan bambu dibentuk empat.
Cara memainkan Santu yakni dengan dipetik. Biasanya Santu dimainkan setelah para petani merayakan paska panen dan untuk mengisi waktu luang para anak muda.
Sasando atau sering disebut sasandu merupakan alat musik tradisional yang berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Alat musik ini berbahan utama bambu, daun lontar dan senar string.
Cara memainkan Sasando cukup dengan dipetik. Namun yang perlu kamu tahu, memainkan alat musik ini membutuhkan skill yang tinggi, karena Sasando dimainkan dengan menggunakan yang berlawanan. Tangan kiri sebagai pengatur melodi dan bass, sedangkan tangan kanan berperan mengatur accord.
Selain itu juga dibutuhkan hermonisasi perasaan agar tercipta alunan nada yang merdu.
Sampek merupakan alat musik tradisional yang berasal dari suku Dayak, Kalimantan. Pada awalnya alat musik ini digunakan untuk menyatakan perasaan seseorang, baik gembira, rasa sayang, rindu hingga duka lara.
Jika Sampek dimainkan di siang hari, menandakan sang pemain merasakan suasana gembira. Begitu juga sebaliknya, jika Sampek dimainkan pada malam hari berarti sang pemain sedang dilanda duka.
Namun, seiring berjalannya waktu fungsinya bergeser menjadi alat hiburan dan sebagai pengiring upacara adat. Cara memainkannya cukup dengan dipetik layaknya sebuah gitar.
Talindo merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah. Alat musik ini terbuat dari kayu, senar dan tempurung kelapa. Tempurung kelapa tersebut berfungsi sebagai resonator.
Talindo termasuk ke dalam jenis sitar berdawai satu (one stringed stick zither). Biasanya alat musik ini dimainkan secara tunggal setelah para petani merayakan hasil panen dan untuk mengisi kekosongan para anak muda.
Tehyan merupakan alat musik tradisional khas Betawi, Jakarta. Alat musik ini terbuat dari bambu bambu dan batok kelapa.
Cara memainkan Tehyan yakni dengan cara digesek layaknya biola. Biasanya Tehyan diamainkan dalam memeriahkan kebudayaan Betawi, seperti ondel-ondel, lenong Betawi dan gambang kromong.
Namun sayang, sekarang sulit ditemukan orang pandai memainkan alat musik ini karena lebih menyukai alat musik modern.
Tutuba merupakan alat musik tradisional khas suku To Wana, Sulawesi Tengah. Alat musik dawai ini terbuat dari bambu. Cara memainkannya cukup dengan dipetik dengan jari-jemari. Namun, untuk menjadikannya indah butuh latihan ekstra.
Itulah 36 alat musik tradisional Indonesia dan bagaiman cara memainkannya. Semoga dengan kita mengetahui berbagai kearifan lokal dengan segala pernak-perniknya, akan meningkatkan rasa cinta kepada bangsa yang luar bisa indah ini. Selamat Mencoba !!