Jika Anda mengamati benda-benda yang ada di sekitar, maka akan terdapat pola-pola yang sebenarnya tercipta secara alami. Misalnya kelopak pada bunga. Beberapa bunga memiliki jumlah kelopak yang beragam.
Ada yang berjumlah tiga, empat, lima, atau pun tujuh. Semuanya tampak tersusun secara teratur. Selain itu terdapat pula bentuk-bentuk tertentu seperti spiral. Bentuk tersebut biasanya terdapat pada pola bunga matahari.
Semua pola keteraturan yang ada di alam tersebut, berdasarkan buku Sains Berbasis Alquran (2015), telah tercantum di dalam kitab suci. Adapun ayat-ayat yang menyebut keteraturan di alam semesta ialah Surah Al Furqan, Al Qamar, dan Hijr.
"Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (-Nya), dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat," (QS. Al Furqan: 2).
"Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran," (QS. Al-Qamar: 49).
"Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya. Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu," (QS. Al Hijr: 21).
Keteraturan di alam semesta tersebut melahirkan bilangan Fibonacci. Berdasarkan Wikipedia, bilangan ini berasal dari buku ‘The Art of Computer Programming’ karya Donald E Knuth.
Barisan tersebut pertama kali dijelaskan oleh matematikawan India, Gopala dan Hemachandra pada tahun 1150, ketika menyelidiki berbagai kemungkinan untuk memasukkan barang-barang ke dalam kantong.
Di dunia barat, barisan ini pertama kali dipelajari oleh Leonardo da Pisa, yang juga dikenal sebagai Fibonacci (sekitar 1200), ketika membahas pertumbuhan ideal dari populasi kelinci.
Bilangan Fibonacci memiliki rumus dengan deretan angka 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765, 10946, dan seterusnya.
Sehingga, jika merujuk pada bilangan tersebut terdapat beberapa benda yang memiliki keteraturan yang sama. Contohnya, ruas jari manusia.
Pada satu tangan, terdapat 2 ruas jari jempol, 3 ruas jari lainnya, yang terdiri dari 5 jari. Hal itu tampak bersesuaian dengan bilangan Fibonacci yakni 2,3, dan 5.
Dengan demikian, segala keteraturan yang ada di alam semesta ini, sebenarnya telah tercantum di dalam Alquran. Selain memberikan makna keseimbangan, pola atau bentuk keteraturan, juga memberikan efek artistik dari segi visual.