Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, meluncurkan mobil toilet keliling yang akan ditempatkan di sejumlah lokasi strategis sebagai bagian pelayanan publik.
Mobil ini bisa dimanfaatkan masyarakat yang hendak buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB). Kepala Dinas Pertamanan dan Tata Kota (DKPTK) Kota Magelang, Arif Barata Sakti menjelaskan, ide pengadaan mobil toilet ini berawal dari kesulitan masyarakat yang ingin BAK maupun BAB saat menghadiri acara-acara keramaian di ruang terbuka namun minim toilet.
"Kalau ada event-event besar, misalnya di Alun-alun, Lapangan Rindam, masyarakat sering kali kesulitan mencari toilet karena letaknya jauh. Mobil toilet ini mencoba untuk memudahkan masyarakat akan hal itu," kata Arif di sela peluncuran, Selasa (11/10/2016).
Arif memaparkan, mobil toilet ini menggunakan mobil Daihatsu Grand Max yang sudah dimodifikasi menyerupai toilet pada umumnya pada bagian belakang. Mobil ini dilengkapi dengan fasilitas layaknya toilet yang terbagi dalam dua ruang untuk pria dan wanita, antara lain kloset jongkok, ember, air, wastafel, cermin dan tempat sampah.
Arif menyebutkan, untuk pengadaan satu unit mobil toilet ini, Pemerintah Kota Magelang menghabiskan dana sebesar Rp 185 juta.
"Nanti kalau ada penyelenggaraan event-event, budaya, pariwisata, titik keramaian, mobil toilet ini bisa diterjunkan. Masyarakat juga boleh menyewa dengan mengajukan permohonan sebelumnya," katanya.
Namun, soal retribusi, Arif mengaku belum merumuskannya, terutama terkait sewa apabila pihak swasta meminta kedatangan fasilitas mobil toilet keliling ini.
"Tarifnya belum (ditentukan). Perlu mengubah peraturan daerah (perda) tentang retribusi daerah dulu kalau memang ada yang mau menyewanya," paparnya.
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengatakan mobil toilet keliling adalah terobosan yang baik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Di sisi lain, mobil ini juga sebagai edukasi kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan.
"Kami ingin memberikan kenyamanan dan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Selain itu juga memberikan edukasi kepada masyarakat supaya tidak lagi 'pipis' sembarangan," kata Sigit.
Sementara ini, lanjut dia, operasional mobil toilet masih diutamakan di tempat-tempat yang ramai tapi jauh dari toilet. Sigit mengatakan, apabila dalam praktiknya menunjukkan hasil positif, pihaknya berencana menambah unit dengan kapasitas yang lebih besar lagi.
Terlebih dengan pendapatan asli daerah (PAD) di Kota Magelang yang cukup tinggi, Sigit mengaku tak kesulitan menganggarkan peralatan peningkatan fasilitas publik.
"Pengadaannya mobil toilet ini mudah, tinggal pesan, dananya ada. tapi yang terpenting itu sebenarnya menjaga dan kontinyuitasnya," papar dia.
Meski baru satu unit, Sigit berharap, operasional mobil toilet bisa menjangkau semua wilayah Kota Magelang yang memang membutuhkan, termasuk satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bidang pelayanan saat terjadi tumpukan antrean warga.
"Ditempatkan ke instansi saya kira bisa juga, misalnya Disdukcapil, Dinas Kesehatan, atau lainnya. Tujuannya untuk mempermudah dan meningkatkan pelayanan," tandasnya.