Menteri Riset dan Teknologi RI Prof Bambang Brodjonegoro menyebut mutasi virus Corona D614G sudah ditemukan sejak Januari 2020 di Jerman dan China. Di Indonesia, sudah ada 9 temuan yang dilaporkan.
Prof Bambang mengatakan, mutasi virus ini sebenarnya ditemukan pada 78 persen SARS-CoV-2 di dunia. Artinya, sudah sangat mendominasi. Ia juga menegaskan, hingga saat ini belum ada bukti bahwa mutasi tersebut menyebabkan virus Corona jadi lebih menular.
Sedangkan dari 24 whole genome sequence yang dikirim Indonesia ke GSAID, ada 9 yang mengandung mutasi D614G. Sebarannya sebagai berikut:
"Tidak akan mengganggu upaya pengembangan vaksin karena tidak menyebabkan perubahan struktur maupun fungsi dari RBD, receptor binding domain, yang merupakan bagian dari dari virus spike yang dijadikan target vaksin," tegas Prof Bambang dalam siaran pers di channel YouTube BNPB, Rabu (2/9/2020).