Secara harfiah simbiosis berasal dari bahasa yunani sym yang berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan. Simbiosis merupakan hubungan yang erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Adapun, makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion.
Di dalam ilmu biologi dikenal 6 macam bentuk simbiosis, yaitu simbiosis komensalisme, simbiosis parasitisme, simbiosis mutualisme, simbiosis kompetisi, simbiosis netralisme, dan simbiosis amensalisme. Dan pada artikel ini, kita hanya akan membahas lebih jauh seputar simbiosis komensalisme, mulai dari pengertian hingga contoh-contohnya.
Contoh Simbiosis Komensalisme
Secara umum, simbiosis komensalisme merupakan pola interaksi antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis, dimana satu simbion diuntungkan dan simbion yang lain tidak diuntungkan ataupun dirugikan.
Berikut ini adalah beberapa contoh simbiosis komensalime yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Tumbuhan sirih (Piper betle) dengan tumbuhan inangnya
Contoh simbiosis komensalime yang pertama dapat kita temukan dalam interaksi sirih dan tanaman inangnya. Tumbuhan sirih akan merambat mengikuti tanaman inangnya untuk memperoleh sinar matahari yang berguna untuk fotosintesis, sedangkan tumbuhan inangnya tidak memperoleh pengaruh apapun.
2. Anggrek (Phalanopsis amabilis) dengan pohon mangga (Mangifera indica)
Tumbuhan anggrek bulan akan mudah tumbuh dan berkembang biak dengan menempel pada pohon mangga agar mendapatkan sinar matahari, air, serta zat-zat yang dibutuhkan untuk fotosintesis. Akar anggrek akan menyerap air dan mineral dari luar kulit pohon yang ditumpanginya atau menyerap zat-zat anorganik dari kulit batang tumbuhan inangnya yang telah mengalami pelapukan, sedangkan untuk pohon mangga sendiri tidak memperoleh pengaruh apapun.
3. Tumbuhan paku dengan tumbuhan jati (Tectona grandis)
Contoh simbiosis komensalime juga dapat ditemukan pada interaksi antara tumbuhan paku dan tumbuhan jati. Tumbuhan paku menempel (epifit) pada tumbuhan jati untuk memperoleh cahaya matahari, sedangkan pohon jati tidak mendapatkan pengaruh apapun dari keberadaan tumbuhan paku.
4. Ikan remora (Echeneida sp) dengan ikan hiu (Carcharhinus longimanus)
Ikan remora selalu menempel pada ikan hiu agar tetap aman karena ikan-ikan pemangsa takut pada ikan hiu, selain itu ikan remora juga akan lebih mudah mendapatkan makanan dari sisa makanan ikan hiu, sedangkan ikan hiu sendiri tidak diutungkan ataupun dirugikan dengan keberadaan ikan remora.
5. Ikan remora (Echeneida sp) dengan ikan pari (Himantura undulata)
Sama halnya dengan pola interaksi dengan ikan hiu, ikan remora menempel pada ikan pari dengan menggunakan sirip punggung yang telah berubah menjadi alat pengisap, jika ikan pari memperoleh mangsa maka ikan remora akan memperoleh sisa sisa makanan yang menempel pada ikan pari, sedangkan ikan pari tidak diuntungkan ataupun dirugikan dengan keberadaan ikan remora.
6. Udang (Lysmata grabhami) dengan mentimun laut (Cucumaria frondosa)
Udang menunggangi mentimun laut untuk mengambil sisa sisa makanan, sedangkan mentimun laut tidak diuntungkan ataupun dirugikan dengan adanya keberadaan udang.
7. Ikan goby dengan bulu babi (Echinus esculentus)
Ikan goby bersembunyi di antara celah-celah bulu babi yang beracun untuk melindungi tubuhnya yang berukuran kecil dari serangan predator yang akan memangsa, sedangkan bulu babi tidak diuntungkan ataupun dirugikan dengan keberadaan ikan goby.
8. Ikan badut (Amphiprion percula) dengan Anemon laut (Stichodactyla gigantea)
Ikan badut akan terlindung dari pemangsanya karena hidup di antara tentakel-tentakel anemon. Anemon mengeluarkan zat racun yang dapat melukai ikan-ikan lain. Akan tetapi ikan badut tidak akan terluka karena kulitnya mengeluarkan lendir pelindung. Ikan badut akan terlindung dari musuhnya sedangkan anemon tidak diuntungkan ataupun dirugikan dengan keberadaan ikan badut. Oleh karena itu interaksi ikan badut dan anemon laut juga dapat digolongkan sebagai contoh simbiosis komensalisme.
9. Bakteri pembusuk dalam usus manusia
Bakteri pembusuk yang hidup pada usus besar manusia menyerap zat-zat makanan yang sudah tidak dicerna oleh tubuh manusia. Dalam hal ini, bakteri tersebut menjalankan contoh simbiosis komensalisme karena ia mendapatkan keuntungan, tetapi manusia yang ditumpanginya tidak mendapatkan pengaruh apapun.