Tahap interview atau wawancara merupakan tahap yang cukup menentukan untukmu para pencari kerja bisa diterima di suatu perusahaan atau nggak. Dalam prosesnya, pewawancara akan berusaha menyelipkan jenis pertanyaan ‘jebakan’ yang punya tujuan tertentu, misalnya untuk mengetahui bagaimana karaktermu yang sebenarnya dan untuk membuktikan apakah kamu orang yang tepat untuk mengisi sebuah posisi di perusahaan tersebut.
Jika kamu termasuk pribadi yang tenang, kamu nggak akan akan terjebak dengan pertanyaan semacam ini. Sayangnya, nggak semua orang bisa mengontrol diri dan bersikap tenang menghadapi wawancara kerja. Nah, untuk mempersiapkan diri, kamu perlu mempelajari pertanyaan jebakan yang biasa diajukan saat wawancara kerja. Simak 8 pertanyaan jebakan serta cara menjawabnya berikut ini…
1. “Ceritakan tentang diri Anda!”
Kamu cukup berpegang pada poin-poin seperti; nama, usia, alamat, pendidikan terakhir dan pengalaman kerja. Jangan lupa berikan kesan pertama yang baik, misalnya dengan memberikan senyuman dan gaya bahasa yang lugas untuk menarik minat pewawancara.
2. “Apa kelebihan dan kekurangan yang Anda miliki?”
3. “Apa yang Anda ketahui tentang perusahaan ini?”
Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui seberapa besar minatmu untuk bekerja di perusahaan tersebut. Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, pelajarilah terlebih dahulu seluk-beluk perusahaan yang kamu lamar sebelum wawancara. Kamu bisa persiapkan jawaban umum tentang perusahaan, misalnya; bidang usaha perusahaan dan produk atau jasa yang dijual. Dua hal tadi sudah cukup mewakili keseriusanmu untuk bekerja di perusahaan yang kamu tuju.
Jangan pernah membandingkan perusahaan yang kamu lamar dengan perusahaan tempatmu bekerja sebelumnya. Hal lain yang harus kamu hindari adalah memberikan jawaban negatif seperti masalah-masalah yang sedang dihadapi perusahaan, pendapat yang kurang baik tentang perusahaan, dan lain sebagainya.
4. “Mengapa Anda memilih untuk resign dari pekerjaan sebelumnya?”
Pertanyaan ini biasanya diajukan jika kamu memiliki pengalaman bekerja sebelumnya. Saat pewawancara mengajukan pertanyaan ini, ingatlah untuk nggak memberikan kesan negatif pada keputusanmu untuk resign. Hindari jawaban yang memojokkan perusahaanmu sebelumnya maupun hal-hal yang sifatnya konflik pribadi maupun privasi. Misalnya, gaji nggak sesuai harapan, sistem kerja di perusahaan yang nggak bagus, hubungan dengan rekan kerja yang kurang baik, dan lain-lain.
Jangan berfokus pada masalah yang membuatmu resign, tetapi cobalah untuk menuturkan alasan resign dengan alur cerita yang lebih positif. Contohnya, keinginanmu untuk mencari pengalaman baru, mendapatkan jenjang karier atau penghasilan yang lebih baik, dan yang terpenting adalah keinginan untuk lebih berkembang di perusahaan yang sedang kamu lamar ini.
5. “Prestasi apa yang sudah pernah kamu buat untuk pekerjaan sebelumnya?”
Namun, kamu juga harus perhatikan bahwa nggak semua prestasi yang membanggakan harus diceritakan. Pilihlah hal membanggakan yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang kamu lamar.
6. “Berapa gaji yang Anda inginkan?”
Jika kamu fresh graduate, buatlah kisaran gaji di atas UMR tersebut. Jangan sampai gaji yang kamu inginkan terlalu rendah atau bahkan terlalu tinggi dibandingkan UMR. Lain halnya jika kamu sudah memiliki pengalaman kerja beberapa tahun di tempat lain. Tentukan target gaji yang kamu inginkan dan sesuaikan dengan posisi yang kamu lamar. Intinya, pada pertanyaan ini pewawancara mengujimu untuk dapat menghargai diri sendiri dengan layak.
7. “Apa yang akan Anda lakukan seandainya Anda tiba-tiba menjadi orang kaya?”
Pewawancara ingin mendengar bahwa kamu akan tetap bekerja karena kamu menikmati pekerjaan tersebut. Selain itu, jawaban yang mereka inginkan adalah kamu bisa mengatur keuangan dengan baik. Jika kamu nggak bertanggung jawab dan menghabiskan uangmu begitu saja, mereka akan berpikir bahwa kamu akan melakukan hal yang sama pada uang perusahaan.
8. “Jelaskan, mengapa perusahaan ini harus merekrut Anda sebagai karyawan?”
Grogi adalah hal wajar yang dialami semua pelamar kerja. Belajarlah untuk menjawab pertanyaan dengan tepat dan santai. Jangan biarkan dirimu dikendalikan oleh ketegangan. Jika kamu berpikir terlalu keras untuk menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sempurna, hal ini justru bikin kamu terkesan gugup. Semoga sukses untuk interview selanjutnya, ya!