Banyak pelaku pendiri startup yang mengungkapkan bahwa dalam membangun sebuah startup adalah sebuah pekerjaan yang berat dan melelahkan. Namun, mendirikan sebuah startup memiliki potensi yang sangat menguntungkan. Maka tak heran jika tiap tahun jumlah perusahaan perintis yang berbasis teknologi tersebut kian meningkat, khususnya di kawasan Silicon Valley, Amerika Serikat. Dukungan pemerintah, infrastruktur yang memadai, serta jumlah venture capitalist yang banyak membuat perusahaan startup tumbuh subur di Amerika Serikat.
Hal ini mungkin agak berbeda dengan situasi di kawasan Asia Tenggara, namun bukan berarti tidak memiliki prospek yang cerah. Saat ini, banyak perusahaan pemula yang tumbuh di kawasan Asean, termasuk di Indonesia. Bibit-bibit start up di Indonesia yang penuh inovasi mulai banyak dilirik para investor dunia. Apakah anda tertarik ingin membangun sebuah perusahaan startup? Berikut disajikan beberapa langkah dasar dalam membangun bisnis startup yang sukses.
1. Menyiapkan Ide Inovatif
Sebelum anda memutuskan untuk terjun ke dunia startup, hal mendasar yang wajib anda siapkan adalah memiliki gagasan atau ide inovatif yang akan menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh banyak orang. Ide dan gagasan tersebut merupakan kunci awal untuk bisa menarik orang lain agar mau bergabung menjadi bagian dari tim startup anda.
2. Membentuk Tim yang Handal
Sebuah tim dan partner yang kompak merupakan aspek utama dari sebuah perusahaan startup. Tim merupakan aset awal yang dimiliki oleh sebuah startup. Di mata investor, tim menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan dan menjadi penentu apakah pihak investor bersedia atau tidak menanamkan modalnya. Ini adalah tahap sangat krusial yang akan menentukan kinerja perusahaan startup.
3. Menciptakan Produk
Setelah anda berhasil membentuk tim startup, maka langkah selanjutnya adalah merealisasikan ide-ide pada sebuah produk yang siap pakai dan siap diaplikasikan. Metode yang cukup populer dalam pengembangan produk adalah “lean startup model”, yakni sebuah pendekatan pengembangan bisnis yang didasarkan pada prinsip produksi ramping dan melihat produk dari sudut pandang konsumen.
4. Melindungi Aset Kekayaan Intelektual Perusahaan dengan Paten
Setelah sukses menciptakan produk inovatif, maka langkah berikutnya adalah melindunginya melalui hak paten. Hak kekayaan intelektual menjadi bagian penting seiring perkembangan bisnis anda. Ini akan menjadi penghalang bagi para kompetitor yang ingin meniru produk anda.
5. Memasarkan Produk
Setelah produk anda terlindungi oleh paten, maka langkah selanjutnya adalah melakukan tahapan pemasaran, mulai dari menyiapkan produk, mendapatkan lisensi, hingga pencitraan produk. Anda harus menggunakan strategi pemasaran yang berbeda-beda untuk tahap siklus startup yang berbeda pula.
6. Mengembangkan Strategi Pembiayaan
Sebagai sebuah perusahaan, tentu dibutuhkan biaya. Anda perlu kreatif menggali dana agar nyawa startup tetap hidup. Ada beragam sumber pendanaan yang bisa menjadi pilihan, mulai dari kantong pribadi sebagai modal awal, penghasilan dari produk yang diciptakan perusahaan, hingga penggalian dana ke pihak investor.
7. Menentukan Strategi Exit
Ini adalah tahap akhir yang akan menjadikan perusahaan anda keluar dari status startup. Ketika perusahaan anda telah berhasil memiliki produk brand ternama dan diincar oleh para investor, maka bersiaplah untuk meraup keuntungan dan menjadikan diri anda sebagai jutawan baru. Secara umum, ada dua strategi exit tahapan startup, yakni Initial Public Offerings (IPO) atau menjual saham ke lantai bursa, dan Marger dan Akuisisi (M&A). Meskipun hal ini adalah tahap akhir, namun banyak perusahaan perintis di Silicon Valley yang telah merancang strategi exit sejak awal pendirian startup.