Lilin aromaterapi kerap digunakan banyak orang untuk membangun suasana hangat dan tenang. Selain itu, lilin yang memiliki aroma sangat harum ini bukan hanya dijadikan alat penerang saja, tapi juga sebagai unsur dekoratif pembah kecantikan sebuah ruangan.
idntimes.com
Namun, di balik itu semua, penggunaan lilin beraroma disebut dapat meningkatkan kadar partikel berbahaya di udara. Sayangnya belum banyak yang mengetahui tentang hal ini. Ingin tahu apa saja bahaya di balik harumnya lilin aromaterapi? Yuk, baca sampai habis.
Perlu kamu ketahui, lilin aromaterapi ternyata dapat menyebabkan alergi. Bisa berupa hidung tersumbat, berair, maupun bersin-bersin. Jika kamu memang telah memiliki riwayat alergi yang kronis, maka bisa saja terkena sesak nafas. Meski demikian, tidak semua produk pengharum ruangan bisa menimbulkan gejala alergi. Hal tersebut juga dipengaruhi tingkat sensitivitas pada dirimu. Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh Dr. Stanley Fineman, presiden American Collage of Allergy, Atshman and Immunology. Bahwa banyak pasiennya yang mengira bahwa gejala alergi yang mereka alami berasal dari bahan-bahan kimia yang ada di dalamnya.
Lilin aromaterapi memang membuat diri menjadi lebih rileks dan nyaman. Namun, bagi kamu yang memiliki riwayat asma, sebaiknya hal ini diminimalisir, ya. Atau sebisa mungkin dihindari penggunaannya. Lantas, apa sih yang menjadi menyebab lilin tersebut memicu asma? Hal ini disebabkan karena lilin aromaterapi terbuat dari bahan kimia tertentu yang menguap. Kemudian partikel kimia tersbut berterbangan di dalam ruangan sehingga membuat saluran pernafasan tersumbat.
Menurut pernyataan dari presiden American Collage of Allergy, Asthma, and Immunology Dr. Stanley Fineman, ada data yang mampu membuktikan bahwa paru-paru bisa saja mengalami perubahan fungsi ketika bahan kimia dalam produk lilin mengenai organ pernapasan vital satu ini. Terlebih, sebagian besar penderita asma memang sangat sensitif. Jadi, penggunaan lilin beraroma ini pun dapat menjadi pemicu iritasi.
Bahaya yang berikutnya adalah dapat memicu kanker. Ini disebabkan karena zat kimia yang dihasilkan dari lilin aromaterapi, maupun pengharum ruangan baik yang padat, cair maupun semprot. Produk tersebut akan menghasilkan molekul-molekul yang akan berubah ketika zat kimia bersentuhan dengan udara bebas sekaligus menghasilkan molekul Formaldehida. Molekul Frmaldehida ini berpotensi mengubah struktur DNA dan memicu tumbuhnya sel-sel kanker hidung dan kanker tenggorokan.
Keharuman lilin beraroma memang sangat menggoda, membuat kita betah berlama-lama menghidupnya. Ketika kamu membakarnya lilin aroma tersebut akan mengeluarkan senyawa yang disebut karsiogeneetik. Selain itu, terdapat pula zat berbahaya yaitu, Toluene dan Benzene. Masih di dalam kelompok senyawa karsinogenik. Dari zat-zat tersebut dapat menyebabkan pusing serta sakit kepala bagi orang-orang tertentu yang menghirupnya.
Terlalu sering menggunakan lilin beraroma, lama-kelamaan akan menyebabkan permasalahan pada jantung dan paru-paru. Sebab, lilin aroma selalu melepaskan partikel karbon dan logam ketika dinyalakan. Partikel logam tersebut berasal dari sumbu liin dan hasil proses industry lilin itu sendiri. Lilin aroma yang terbakar dari jenis apapun dapat meningkatkan partikel polusi hingga 30 persen.
Bukan hanya itu saja, berdasarkan observasi 300 rumah yang dilakukan oleh Dr. Neil Klepis dari San Diego State University, menunjukkan hasil bahwa terdapat partikel halus dengan ukuran antara 0,5 dan 2,5 mikrometer. Jika dilihat menggunakan alat khusus, bentuknya menyerupai debu, spora jamur, dan emisi kendaraan. Hal ini tentu akan menganggu sistem saraf pada jantung dan paru-paru.
Penggunaan lilin aromaterapi dalam jangka panjang, dapat menjdi penyabab timbulnya sel tumor, terutama pada organ pernafasan. Dalam sebuah study yang dilakukan oleh Prof. Alastair Lewis dari University of New York, terdapat molekul dari zat-zat kimia organik yang dapat mengalami perubahan ketika menyatu dengan udara bebas pada lilin aromaterapi. Aroma kayu gaharu dan kayu cendana yang dianggap aman, ternyata memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi daripada rokok. Keduanya diketahui dapat merusak DNA menurut John Naish dari DailyMail.
Beberapa produk pewangi, salah satunya lilin aromaterapi mengandung bahan-bahan yang bisa membahayakan tubuh. Pada pewangi, biasanya mengandung bahan phthalates yang merupakan kelompok bahan kimia lain yang sering diduga menjadi sumber suatu bau wangi. Melalui sebuah riset yang dilakukan oleh Dr. Philip J. landrigan dari Mount Sinau Children’s Environmental Health Center mengungkapkan, bahwa paparan yang terjadi secara terus-menerus dari bahan phthalates pada janin di dalam kandungan sering dihubungkan dengan asutism.
Inilah sebabnya, wanita hamil harus ekstra hati-hati saat ketika menggunakan produk wewangian seperti lilin beraroma yang mengandung phthalates. Bahaya dari lilin aromaterapi sintetik akan mempengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan. Jika bayi yang baru lahir terpapar zat tersebut dalam jangka panjang, maka akan sangat memengaruhi kinerja dan pertumbuhan otaknya. Padahal, konsekuensi yang secara tidak sadar sedang menjangkiti si buah hati akan bertahan seumur hidup.
Setelah selesai membaca penjelasan di atas, mulai saat ini kamu harus mempertimbangkan lebih jauh ketika hendak menggunakan lilin aromaterapi. Sebagai tips, kamu bisa memilih lilin dengan bahan alami seperti mineral wax, soy wax, atau bees wax untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di kemudian hari.