Makanan bersantan banyak dikonsumsi saat Ramadan dan Idulfitri. Tak jarang makanan bersantan seperti opor dan rendang menjadi menu berbuka dan sahur. Belum lagi takjil seperti kolak dan es menjadi menu berbuka yang tak boleh terlewat. Di balik kelezatannya, makanan bersantan juga punya reputasi buruk dalam kesehatan. Makanan bersantan dianggap dapat menyebabkan kolesterol tinggi dan memicu serangkaian penyakit. Namun, jika diolah dan dikonsumsi dengan benar dan tidak berlebihan, santan justru baik bagi kesehatan.
Manfaat makanan bersantan saat buka dan sahur dapat menyehatkan jika dikonsumsi dalam jumlah wajar. Manfaat makanan bersantan ini dapat mencegah berbagai penyakit dan mengontrol berat badan. Santan merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik. Berikut manfaat makanan bersantan jika dikonsumsi dengan benar.
Santan mengandung trigliserida rantai menengah atau medium-chain triglycerides (MCT) yang dikaitkan dengan penurunan berat badan. MCT merangsang energi melalui proses yang disebut termogenesis, atau produksi panas.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa MCT berfungsi mengurangi berat badan dan ukuran pinggang. Mereka juga dapat menyeimbangkan mikrobiota usus yang tidak stabil. Temuan dari studi 2018 menunjukkan bahwa MCT meningkatkan sensitivitas insulin, dan banyak peneliti percaya bahwa sensitivitas ini mendorong penurunan berat badan. Penelitian juga menunjukkan bahwa MCT dapat membantu mengurangi nafsu makan dan mengurangi asupan kalori dibandingkan dengan lemak lain.
Beberapa orang menganggap santan bukanlah makanan yang dapat menyehatkan jantung, karena kandungan lemaknya yang tinggi. Santan mengandung asam laurat, asam lemak rantai menengah yang mungkin memiliki efek positif pada kadar lipid dan kolesterol. Sebuah studi delapan minggu pada 60 pria menemukan bahwa bubur santan dapat menurunkan kolesterol LDL "buruk" dibanding dengan susu kedelai. Bubur santan juga meningkatkan kolesterol HDL "baik" sebesar 18%.
Asam laurat dalam santan juga dapat mendukung sistem kekebalan tubuh. Beberapa temuan menunjukkan bahwa asam laurat memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi. Asam laurat secara efektif menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan Mycobacterium tuberculosis. Peneliti lain menemukan bahwa asam laurat memicu apoptosis, kematian sel, pada payudara dan sel kanker endometrium. Temuan menunjukkan bahwa asam ini menghambat pertumbuhan sel kanker dengan merangsang protein reseptor tertentu yang mengatur pertumbuhan sel.
Santan juga mengandung mangan yang baik untuk kekebalan tubuh. Menurut jurnal Oxidative Medicine and Cellular Longevity, mangan adalah komponen penting dari MnSOD (Mn superoxide dismutase). Enzim ini menunjukkan sifat antioksidan dan menetralkan stres oksidatif dalam mitokondria, melindungi terhadap sindrom metabolik, resistensi insulin dan gangguan metabolisme lainnya.
Konsumsi santan dalam jumlah wajar juga dapat memengaruhi kadar glukosa darah secara positif. Sifat antioksidan dalam santan kelapa mampu meningkatkan sekresi insulin dalam tubuh. Santan dinilai dapat meningkatkan efisiensi respon seluler terhadap insulin, mengurangi kadar gula darah, merangsang metabolisme, dan menurunkan indeks glikemik makanan. Semua ini membantu mengontrol diabetes.
MCT atau trigliserida rantai menengah mudah diserap oleh hati dan dikonversi menjadi keton. Keton telah diidentifikasi sebagai sumber energi alternatif untuk otak dan dapat bermanfaat bagi orang dengan penyakit Alzheimer atau mereka yang berisiko terhadap penyakit ini. Santan dapat meningkatkan daya ingat dan kinerja mental, mengembalikan fungsi otak dan memperlambat penurunan kognitif.
Kandungan asam laurat dan MCT dalam santan murni memiliki sifat antiinflamasi, antibakteri, antivirus, dan antijamur yang sangat baik. Studi tabung juga menunjukkan bahwa asam laurat dapat mengurangi kadar virus dan bakteri yang menyebabkan infeksi. Santan mengandung banyak senyawa bermanfaat, seperti asam laurat, lipid antimikroba dan asam kaprat, yang memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antivirus. Tubuh mengubah asam laurat menjadi monolaurin, yang membantu melawan virus dan bakteri yang menyebabkan herpes dan influenza.
santan kelapa" src="https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/PZUKxnzrSydETVLSQoBrzBgIUKk=/0x426:5184x3348/640x360/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2889041/original/080082000_1566445953-santan_kelapa_HL.jpg" style="height:169px; width:300px" />
Santan bahkan dianggap bisa memicu berbagai penyakit serius. Namun ternyata apabila diolah dengan cara yang tepat dan juga bersih, santan bisa menjadi salah satu bahan makanan sehat. Agar konsumsi santan tidak membahayakan kesehatan, ada beberapa hal yang perlu dicermati dalam mengolahnya.
Saat memasak santan, hindari memasaknya hingga mendidih. Santan yang dimasak hingga mendidih dapat menjadi penyebab meningkatnya kadar kolesterol di dalam tubuh. Ini karena santan yang dipanaskan hingga mendidih dapat mengubah asam lemak menjadi lemak jenuh. Lemak jenis ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam tubuh, sehingga risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan berbagai risiko berbahaya lainnya juga meningkat berlipat ganda. Saat memasak santan, pastikan tidak memanaskannya dengan api besar hingga mendidih.
Ketika mengonsumsi santan, sebaiknya konsumsi sekali habis. Santan harus dimasak dan dimakan sekaligus dalam waktu yang sama. Sebaiknya hindari memanaskan makanan bersantan. Santan yang terus dipanaskan akan mengeluarkan minyak yang bersifat jenuh. Minyak inilah yang membahayakan tubuh.
Agar santan tidak menyebabkan gangguan kesehatan, konsumsi makanan bersantan dalam jumlah wajar. Santan mengandung kalori dan lemak tingkat tinggi. Mengonsumsi terlalu banyak santan dan makanan kaya karbohidrat dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Para ahli mengatakan bahwa konsumsi santan sebanyak 1 kali per minggu masih tergolong aman.