Di bulan suci Ramadan lebih menyenangkan jika gaji masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi, bukan? Tapi, bulan puasa identik dengan konsumsi yang lebih besar. Mengapa? Karena di bulan tersebut, tentu ingin mengonsumsi makanan khusus untuk diri sendiri atau untuk keluarga. Terutama, setelah seharian menahan haus dan lapar.
Belum lagi, banyaknya undangan berbuka puasa bersama, ngabuburit sampai persiapan menjelang lebaran. Seperti membeli baju baru dan tiket pulang. Jika hal tersebut nggak dikelola dan dipersiapkan dengan baik, maka akan menguras gaji, bahkan THR.
Nah, supaya kondisi keuangan tetap aman, pulang dengan nyaman tanpa memikirkan kondisi keuangan setelah lebaran, ada baiknya mengelola uang hasil gaji mulai sekarang. Berikut adalah enam cara cerdas kelola gaji di bulan Ramadan (dengan simulasi gaji bulanan Rp. 5 juta).
Ini untuk membayar tagihan wajib seperti listrik, internet, belanja kebutuhan dapur dan gaji untuk asisten rumah tangga (jika ada). Idealnya, jumlah uang kebutuhan rutin nggak boleh lebih dari 40% dari gaji bulanan. Jadi, pengalokasian uangnya Rp2 juta dari gaji.
Tahap selanjutnya harus segera menyisihkan uang untuk pembayaran angsuran hutang ketika pertama kali gaji diterima. Seperti membayar angsuran hipotek, angsuran sepeda motor, pembayaran mobil atau lainnya yang jumlah angsurannya besar dan masih panjang.
Idealnya, untuk cicilan hutang nggak boleh lebih dari 30% gaji atau Rp1,5 juta.
Kebutuhan di bulan puasa sering membengkak. Karena, banyak digunakan sebagai acara reuni, ngabuburit dan acara buka bersama. Berkumpul dengan teman dan berbuka bersama bukanlah hal yang salah, bahkan disarankan. Karena, bisa memperkuat persahabatan.
Tapi, tanpa disadari, menjadi boros otomatis karena menghabiskan banyak uang ekstra untuk berbuka puasa di kafe atau restoran. Untuk menyiasatinya, sebaiknya nggak lapar mata dan memesan makanan secara berlebihan. Selain itu, siapkan uang khusus kebutuhan Ramadan sampai 20 persen atau Rp1 juta.
Lebaran sepertinya kurang afdol jika nggak membeli sesuatu yang baru. Nah, supaya kebutuhan lebaran seperti membeli pakaian baru, membeli tiket mudik atau lainnya masih bisa menghemat uang, perlu memanfaatkan diskon, cashback dan poin kartu kredit. Selain itu, gunakan THR dengan bijak supaya keuangan tetap aman ketika lebaran dan nggak perlu mumet ketika lebaran usai.
Meskipun semua orang nggak pernah mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi, tetapi hal buruk bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Paling nggak, untuk hal ini harus menyisisihkan 5 persen atau Rp250.000 dari gaji bulanan yang sebesar Rp5 juta untuk dana darurat.
Meskipun kebutuhan selama bulan yang suci membengkak, jangan lupa untuk berinvestasi. Jangan cuman karena kebutuhan puasa dan lebaran yang besar, tujuan investasi menjadi terhambat dan nggak aktif. Jika dompet sedang tipis, bisa berinvestasi ringan seperti di Reksa Dana yang menurut banyak sumber paling aman. Karena, diawasi langsung oleh OJK Indonesia.
Jadi, semoga dengan mengikuti cara-cara di atas bisa menyelamatkan keuanganmu di bulan yang penuh berkah.