Sebanyak 56 anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Pekanbaru, nekat menyayat tangannya sendiri. Dari hasil tes urine yang dilakukan, mereka positif mengonsumsi minuman yang mengandung zat Benzo.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala BNN Kota Pekanbaru, AKBP Sukito. Ia menyebut, terungkapnya peristiwa itu bermula ketika, pihaknya menjadi pembina upacara di sekolah tersebut minggu lalu.
"Kita lagi ada kegiatan di sekolah, jadi pembina upacara. Tiba-tiba kepala sekolahnya menyampaikan ada semacam kecurigaan terhadap muridnya, kenapa kok muridnya banyak yang menyayat tangannya itu. Itu ada bekas luka garis gitulah pakai kaca," ungkapnya, Jumat (28/9).
Awalnya, kepala sekolah mengira kalau muridnya tersebut mengonsumsi narkoba. Menanggapi kekhawatiran itu, BNN kemudian melakukan assessment. "Setelah itu kita turun ke sana, kita lakukan assessment. Setelah diinterogasi mereka enggak narkoba. Setelah telusuri mereka menyebutkan minuman itu (Torpedo)," katanya.
Dari hasil penelusuran pula, diketahui kalau sebagian besar murid di sekolah tersebut mengonsumsi minuman dengan kemasan warna oranye yang harganya hanya Rp 1.000.
"Kami tanya, kamu berapa kali, ada yang bilang tiga sampai empat kali. Rasanya segar, cuma kalau enggak minum ada kurang, ketagihan. Pengakuan murid itu," bebernya.
Dari pengakuan para murid tersebut, akhirnya BNN melakukan tes urine ke para murid di sekolah itu. "Assessmentkita ada 56 orang. Tapi yang minum sebagian besar. Setelah lakukan pengecekan dengan alat, ternyata mereka yang mengonsumsi lebih dari dua ada indikasi positif benzo (zat anastesi atau bius) tidak terasa sakit. Makanya disayat tangannya tidak terasa sakit," kata dia.
Minuman itu ternyata dijual bebas di sekolah. Bahkan, minuman itu mudah didapatkan di tiap warung internet (warnet).
Sementara, menurut pengakuan para bocah, mereka nekat menyakiti diri sendiri setelah menonton sebuah video
di YouTube. "Tujuan menyayat karena melihat YouTube. Dicoba mungkin karena konsumsi itu rasa sakitnya kurang," ujarnya.
BNN Pekanbaru pun sudah mengecek produk tersebut. Memang dari hasil penglihatan kalau minuman itu tidak diperuntukkan bagi wanita hamil
, ibu menyusui, dan anak-anak. "Tapi kenyataannya kok dijual bebas dekat anak sekolah. Berarti dari pihak ini tidak ada pengawasan dan pendistribusiannya jangan di sekolah kalau memang ada anjurannya," katanya.
Maka dari itu, untuk memastikan adanya kandungan zat Benzo pada minuman tersebut, BNN telah mengirim sampel ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru.
"Secara pasti sedang uji lab di BPOM. Sudah beberapa hari lalu. Kira-kira reaksi seperti itu dan kandungan membahayakan apa tidak. Kalau bahaya itu kewenangan BPOM," pungkasnya.